• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • 繁體中文 (Cina)
  • English (Inggris)
  • Việt Nam (Vietnam)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia
  • Kreol ayisyen (Creole)

Articles

Melintasi Batas

July 7, 2022 by Cindy Angela

Oleh Hendy Matahelemual

Minggu ini ada hal istimewa yang terjadi di Indonesia, tepatnya di kota Salatiga, Jawa Tengah. Kota ini menjadi tuan rumah Pertemuan Konferensi Mennonite Sedunia (MWC Assembly) yang berlangsung dari tanggal 5-10 July 2022.

Foto oleh Cindy Angela.

Konferensi Mennonite Sedunia adalah kumpulan denominasi Anabaptis seluruh dunia, yang terdiri dari 107 denominasi dari 58 negara di seluruh dunia. Ini adalah pertama kali dalam Sejarah, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan yang diadakan perlima tahun sekali ini.

Tema yang diambil tahun ini adalah, “Bersama mengikut Yesus melintas batas”. Dan inilah panggilan kita sebagai murid murid Yesus melintasi batas kenyamanan kita demi menjadi saksi Yesus.

Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 1:8, bahwa sebelum Tuhan Yesus naik ke surga Ia berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus akan memampukan mereka menjadi saksi-Nya, di Yerusalem, Yudea, sampai ke ujung bumi.

Dan bukan sebuah kebetulan letak geografis Indonesia dengan Amerika Serikat terletak saling berujungan satu sama lain. Berjarak hampir 10.000 mil, budaya, bahasa yang berbeda inilah batas yang kita lewati demi memberitakan Injil.

Tidak mudah untuk pergi sejauh 10.000 mil, berada ditengah tengah budaya dan lokasi yang asing, tetapi jika itu adalah panggilan Tuhan, Roh Kudus pasti akan memampukan.

“Dalam komunitas kerajaan Allah, persekutuan menggantikan dominasi. Hubungan menjadi adil dan simetris. Roh Allah mengubah kita untuk menghilangkan struktur yang memungkinkan kontrol beberapa orang atas orang lain,” ujar Cesar Garcia, General secretary of MWC.

Kebaktian pagi di Pertemuan Raya Mennonite World Conference. Foto oleh Cindy Angela.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Dunia barat seringkali menjadi patokan pergerakkan Kekristenan terutama di Indonesia. Tetapi kerja Roh Kudus membuat patokan ini menjadi sebuah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Transformasi bersama menjadi alternatif dari standar baku yang budaya dominan.

Visi Yohanes dalam Wahyu dimana ia melihat kumpulan orang banyak dari segala bangsa, bahasa, memuji, memuliakan nama Yesus, bisa kita kecap dalam pertemuan kali ini.

Beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh seseorang jemaat sebuah gereja di Konferensi Mosaik yang merasa terpanggil untuk pergi menghadiri Pertemuan Konferensi Mennonite Sedunia di Indonesia. Meski usia beliau terbilang sudah tidak muda lagi, Ibu ini begitu semangat mau ikut melayani disana. Biaya, Jarak dan budaya tidak menjadi halangan bagi beliau untuk pergi menjadi saksi Yesus keujung dunia.

Nantikan update berita mengenai Konferensi Mennonite Sedunia di halaman facebook Mosaic Mennonite Conference, dan nantikan renungan singkat dari Ps Aldo Siahaan di berita Mosaic minggu depan. Mari semangat menjadi saksi Yesus di lingkungan sekitar kita, kota kita bahkan sampai keujung dunia. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Merayakan Father’s Day

June 23, 2022 by Cindy Angela

Peran atau fungsi seorang Ayah adalah menjadi Raja, Imam dan Nabi dalam sebuah keluarga. Raja disini adalah sosok yang melayani, memberi perlindungan dan memberi penyediaan, bukan Raja yang sewenang wenang. Fungsi Raja Imam Nabi diambil dari peran Yesus Kristus sendiri, dan saya percaya dengan kuasa Roh Kudus, fungsi ini diberikan kepada para Ayah, atau fungsi Ayah di dalam keluarga.

Fungsi yang lain adalah Imam, dimana figur Ayah perlu untuk membimbing keluarga dan menuntun mereka menjadi suara kebenaran Firman Tuhan, layaknya seorang Nabi menyuarakan suara Tuhan begitu peran Ayah dalam keluarga. Sebagai Imam, seorang Ayah adalah membangun mezbah doa di dalam keluarga, dan bertanggungjawab di dalam kerohanian keluarga.

Nations Worship Center, merayakan Father’s Day

Di dalam keluarga dimana sosok Ayah tidak ada, peran atau fungsi ini mungkin diambil alih oleh Ibu, Keluarga, atau orang lain yang terpanggil untuk menjalankan peran ini. Tetapi tetap pengurapan tersebut mengalir melalui mereka yang terpanggil. Tuhan tidak memanggil orang yang layak menjadi Bapak, tetapi Tuhan memperlengkapi mereka yang terpanggil menjadi figur Bapak.

Pada kesempatan Hari Ayah minggu kemarin, beberapa gereja Indonesia memiliki acara acara unik untuk memperingati hari tersebut. Dan ini merupakan kebiasaan yang baik untuk diperingati setiap tahunnya, bagaimana Bapak bapak diingatkan kembali akan fungsinya di dalam keluarga.

ILC merayakan Father’s Day dengan lomba memasak

Selain fungsi Raja Iman dan Nabi, perumpamaan yang terkenal yang Yesus pernah sampaikan, adalah cerita mengenai Anak Yang Hilang, dalam cerita ini Yesus memberikan kita gambaran yang baik dan benar mengenai sosok Allah sebagai Bapak yang baik, Ia Bapak yang penuh dengan kasih yang akan menerima kita apa adanya jika kita mau berbalik kepada-Nya. Dan sosok Bapak inilah yang perlu ada dalam setiap figur Bapak di dalam keluarga.

JKIA Sierra Madre, CA merayakan Father’s Day dengan permainan menebak foto-foto bayi dari para bapak

Mari berdoa untuk para figur Bapak di dalam setiap keluarga Allah:

Bapa kita Berkatilah orang-orang ini, agar mereka dapat menemukan kekuatan sebagai ayah. Biarlah teladan iman dan kasih mereka bersinar. Berdoa supaya keluarganya selalu menghormati mereka dengan semangat rasa hormat yang mendalam. Di dalam nama Yesus. Amin

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Ketika Tidak Ada Yang Berubah, Tetapi Semua Terlihat Berbeda

June 23, 2022 by Cindy Angela

Sejak Pertemuan Delegasi Khusus Mennonite Church USA di Kansas City pada akhir Mei, Konferensi Mosaik telah menyelenggarakan Sesi Mendengarkan bagi delegasi Pertemuan Mosaik untuk berbagi dan mendengarkan satu sama lain. Hampir 100 delegasi berpartisipasi dalam sesi mendengarkan ini yang terjadi secara langsung dan online. (Ada satu sesi mendengarkan terakhir minggu ini dengan para pemimpin dan pendeta berbahasa Indonesia dari seluruh Konferensi kami.)  Keputusan-keputusan yang dibuat di Pertemuan MC USA telah menciptakan beberapa ketidakpastian dalam Konferensi kita sewaktu kita mempertimbangkan keterkaitan kita satu sama lain, pengalaman kita, pemahaman kita tentang teks-teks Alkitab dan iman Kristen kita.

Sebuah permintaan yang jelas muncul dari Sesi Mendengarkan untuk mengklarifikasi posisi Konferensi Mosaik mengenai Resolusi untuk Pertobatan dan Transformasi yang disahkan secara sempit di Pertemuan Delegasi Khusus Kansas City. (Delegasi memberikan suara 267-212 untuk mendukung resolusi tersebut.)   

Kita sekarang hidup dalam realitas perasaan tentang dan tanggapan terhadap pemungutan suara tersebut. Saya berkomitmen secara pribadi untuk aktif dalam hal ini secara terbuka, tanpa cemas, dan dengan kejelasan sebanyak yang dapat saya tawarkan sebagai Pemimpin Eksekutif.

Pada kenyataannya, tidak ada yang berubah untuk Konferensi Mosaik. Resolusi denominasi tidak mengikat untuk konferensi area. Resolusi denominasi menetapkan lintasan untuk kebijakan MC USA tentang bagaimana waktu staf denominasi dihabiskan dan bagaimana sumber daya denominasi dapat didistribusikan; namun, itu tidak mengesampingkan kebijakan, postur, atau posisi konferensi apa pun. Semua dokumen pembentukan Konferensi kami terus berdiri dan membimbing kami, termasuk Pernyataan Kesatuan Gereja : Mengunjungi yang terkucil, Iman dan Hidup, dan Anugrah dan Kebenaran. Dokumen pembentukan Konferensi kami yang mengikat dan didamaikan bersama-sama tetap berlaku, dokumen ini berakar pada Visi Anabaptis karya Harold S. Bender dan Anabaptist Essentials karya Palmer Becker (berikut adalah ringkasan bermanfaat dari pekerjaan Becker). Kami terus mematuhi Pengakuan Iman dalam Perspektif Mennonite.  Kami juga mengakui hubungan global kami melalui Keyakinan Bersama Konferensi Dunia Mennonite. Pernyataan Visi dan misi konferensi kami tetap sama.

Jadi sementara tidak ada perubahan dalam Konferensi kita, sebagian dari kita, mempertanyakan hubungan kita dengan Mennonite Church USA. Bagi sebagian orang, Resolusi untuk Pertobatan dan Transformasi mewakili penyimpangan yang signifikan dari sejarah dan praktik tradisi Kristen selama 2.000 tahun. Ada seruan dalam Konferensi kami untuk segera menjauhkan diri dari denominasi.  Beberapa jemaat dan pemimpin merasa hubungan itu tidak dapat dipertahankan. Yang lain menginginkan lebih banyak waktu untuk mendengarkan, berefleksi, dan membedakan.

Saya percaya pada pekerjaan Roh yang menyatukan Konferensi Mosaik. Kemungkinan kesaksian bersama kita jauh lebih besar daripada yang telah kita jalani. Kami memiliki sejarah lokal yang kuat dan koneksi global. Kami adalah jaringan para pemimpin, pelayanan, dan jemaat yang berkomitmen. Saya percaya pada kekuatan kita, dan saya berkomitmen untuk menavigasi turbulensi ini bersama-sama. 

Kita perlu bersabar dan memberikan waktu bagi kita semua dalam Konferensi Mosaik untuk dapat memahami dan membedakan. Komitmen misi, formasional, dan antarbudaya kita sebagai Konferensi berarti bahwa kerja sama kearifan kita harus mencakup ruang untuk mendengar keragaman perspektif dan pengalaman dan memperhitungkan perbedaan budaya dan bahasa kita.  Kami juga memiliki hubungan yang kuat dengan gereja global, yang juga menanyakan tentang postur masa depan kami sebagai Konferensi Mosaik dalam kaitannya dengan Mennonite Church USA.

Meskipun tidak ada yang berubah, rasanya semuanya telah berubah. Di masa yang tidak menentu kita harus tetap berpartisipasi dalam pergerakan komunitas yang berada dalam pemeliharaan Tuhan, bagian dari kisah panjang Tuhan tentang penebusan dan rekonsiliasi. Sementara jalan ke depan tidak jelas bagi saya, kesetiaan Tuhan jelas. Tuhan menyertai kita, secara individu dan komunal. Denominasi, Konferensi, komunitas, pelayanan, sejarah, masa kini, dan masa depan kita semuanya adalah milik Tuhan.  Saya mengundang masing-masing kita, sebagai komunitas dan individu, untuk beristirahat dalam apa yang kita ketahui dan dalam hal-hal yang tidak berubah yang tetap jelas bagi kita sebagai komunitas Konferensi. Marilah kita kemudian bersandar untuk saling percaya dan pekerjaan Roh sewaktu kita melihat jalan kita ke depan, berpegang pada hal-hal yang kita tahu bertahan: iman, pengharapan dan kasih (I Korintus 13:13)

Filed Under: Articles Tagged With: Conference News, Steve Kriss

Belajar Berkomunikasi

May 26, 2022 by Cindy Angela

Sepuluh persen konflik terjadi karena perbedaan pendapat dan sembilan puluh persen karena cara penyampaian dan nada bicara. Ini adalah salah satu dari kutipan yang dibagikan dalam pelatihan Kepemimpinan, Komunikasi dan Konflik yang diadakan oleh Konferensi dan dibawakan oleh Rev. Al Fuertes, Phd dari Universitas George Mason.

Pelatihan dimulai dengan perkenalan dimana setiap peserta menceritakan apa hal yang unik dari budaya mereka masing masing.  Pelatihan diadakan melalui zoom, terdiri atas 2 sesi dan dibagi kedalam dua hari yang berbeda. Sesi pertama kemarin dihadiri oleh 17 pelayan-pelayan dari gereja Imigran Mosaik dari California,Florida,New York, Pennsylvania dan New Jersey.

Sebuah kesadaran baru tampaknya mulai timbul ketika kami merasa bahwa latar belakang dimana kami dibesarkan mempengaruhi cara kami berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Salah satu peserta pelatihan berkata, “Ketika kami berada bersama orang orang dari budaya yang sama, miskomunikasi jarang terjadi, namun ketika kami berinteraksi dengan orang dari budaya lain, banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan.”

Dalam pelatihan ini para pemimpin diingatkan bahwa dalam ilmu sosiologi ada dua ekspresi budaya yang berbeda satu sama lain. Dimana dua ekspresi budaya ini dikelompokkan kedalam dua budaya, high context dan low context, dimana high context ini sangat kental dengan budaya imigrant, sedangkan low context sangat kental dengan budaya barat.

Para peserta juga diingatkan bahwa sebagai pemimpin kita harus membangun tim, dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang membuat organisasi / gereja tidak produktif, penuh rasa frustasi dan kemarahan. Dan bagaimana jika kita tahu bahwa sebenarnya konflik terjadi karena perbedaan cara berkomunikasi karena latar belakang dan budaya yang berbeda. Tentunya sebagai pemimpin kita perlu menjadi fasilitator dan penengah yang baik supaya kesalah pahaman bisa diluruskan.

Sebuah kutipan bagus dari Anita Roddick. “Kunci menyelesaikan masalah dan konflik dalam sebuah organisasi adalah tetap membuka saluran komunikasi selebar lebarnya.” Terkadang ini yang menjadi sebuah tantangan karena kebanyakan dari kami yang mengalami konflik cenderung menutup diri dan memutuskan saluran komunikasi.

Al Fuertes, juga menegaskan bahwa konflik dalam komunitas adalah wajar, tetapi yang perlu dihindari adalah konflik yang mengakibatkan kekerasan. Bahkan konflik yang sehat membawa kesempatan untuk melakukan perubahan. Mari ikuti sesi kedua hari ini di jam dan zoom link yang sama, dan belajar menjadi fasilitator dan komumikator yang baik. Tuhan Yesus memberkati.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Kepingan Kampung Halaman

May 26, 2022 by Conference Office

Saat saya pertama kali pindah dari kota Surabaya ke kota Philadelphia, saya sempai cemas kalau saya akan kehilangan ke-Indonesiaan saya. Namun, saya cukup terkejut untuk menemukan kekayaan komunitas Indonesia di Philadelphia. Saya tidak pernah pusing untuk mencari bahan masakan Indonesia, restoran Indonesia, bahkan gereja berbahasa Indonesia.

Saya selalu tahu bahwa saya ingin menjadi bagian dari sebuah komunitas, dan saya mencari sebuah gereja untuk bertumbuh dan berkembang. Philadelphia Praise Center (PPC) adalah gereja pertama yang saya hadiri ketika saya pertama kali ada di Philadelphia, dan saya sudah menetap di gereja ini selama hampir satu decade. Melalui gereja ini, saya diperkenalkan akan menjadi seorang Mennonite dan dengan nilai-nilai anabaptisme. Saya dibaptis di ruang bawah tanah gereja di tahun 2016.

Foto disediakan oleh Cindy Angela

PPC adalah salah satu dari beberapa gereja Indonesia yang menjadi bagian dari Konferensi Mosaik. Selain PPC, ada 2 gereja Indonesia lain di Philadelphia Selatan, serta beberapa gereja lain di negara bagian New York dan California. Hanya setelah saya bekerja untuk Konferensi Mosaik-lah baru saya sadar bahwa ternyata banyak juga orang Mennonite di Indonesia, dan saya bersukacita saat mendengar pertemuan raya tahun 2022 Mennonite World Conference akan diadakan di kota Semarang, Indonesia.

Walaupun saya telah diubahkan dan mengalami transformasi setelah keputusan saya untuk mengikut Kristus, saya tidak pernah merasa bahwa saya harus menanggalkan kebudayaan Indonesia saya untuk membuat identitas baru. Namun, saya merasa diundang dan diterima untuk membawa sejarah saya, latar belakang saya dan budaya saya untuk turut serta dalam perjalanan saya dengan Kristus. Dan sekarang, saya ingin membagikan beberapa hal yang saya hargai tentang kebudayaan Indonesia yang masih saya bawa setiap hari.

“Bhinekka Tunggal Ika” 

Motto Indonesia adalah Bhinekka Tunggal Ika. Artinya adalah “berbeda-beda namun satu jua” dalam Bahasa Kawi.

Orang yang kurang familier dengan kebudayaan Indonesia selalu terkejut saat mereka mendengar bahwa: “Saya dan suami saya berasal dari Indonesia, tapi saya bisa berbicara dengan Bahasa yang sangat berbeda dari dia, bahkan dia tidak akan mengerti ucapan saya.”

Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Indonesia, masih ada lebih dari 300 bahasa daerah di Indonesia. Saya lahir dan dibesarkan di Surabaya, Jawa Timur, artinya saya juga bisa berbahasa Jawa. Banyak orang Indonesia yang bisa berbicara fasih dalam dua atau lebih bahasa.

Lebih dari bahasa, kita bisa melihat betapa beraneka ragamnya Indonesia terefleksikan dari makanan, kebiasaan, tradisi dan bahkan dari seni batik dari daerah-daerah berbeda. Perbedaan-perbedaan ini dilihat menjadi sebuah keindahan. Perbedaan inilah yang mempersatukan kita. Saya diingatkan oleh firman Tuhan dari Roma yang berbicara tentang hal ini:

“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:4-5, TB)

“Gotong Royong” 

Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat komunal. Dimulai dari bagaimana kita mengambil keputusan, sampai bagaimana kita melakukan sesuatu. Dalam Bahasa Indonesia, adalah sebuah istilah yang sering dipakai yaitu gotong royong. Kata gotong artinya adalah “untuk membawa” sementara royong artinya “bersama / dengan orang banyak”.

“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2, TB)

Gotong royong mengajarkan saya bahwa kita butuh satu sama lain untuk hidup, dan saya pikir bergotong royong bisa menjadi salah satu cara mejuwudkan kasih Kristus kepada orang-orang disekitar kita.

“Buah Tangan” 

Sejak saya masih kecil, Mama saya selalu mengingatkan saya: “jangan datang dengan tangan kosong.” Ada kebudayaan di Indonesia untuk selalu membawakan oleh-oleh atau buah tangan saat kita mengunjungi seseorang.

Itu bisa menjadi magnet kulkas, atau itu bisa dalam bentuk makanan. Oleh-oleh / buah tangan menunjukkan bahwa kita ingat dengan seseorang, dan kita ingin membagikan pengalaman kita kepada mereka.

Seperti buah Roh, kita bisa menanamkan kasih, sukacita, damai dan kebaikan kepada orang lain melalui “buah” tangan kita.

Photo by Cindy Angela

Hal-hal ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala, dan saya bersyukur bahwa saya diberikan kesempatan untuk membagikan kepingan-kepingan dari kampung halaman saya kepada Anda semua. Bukanlah sebuah kebetulah bahwa Tuhan menciptakan dunia ini untuk ditenun sebegitu rupa dengan beragamnya budaya dan bahasa, dan saya menantikan bagaimana Tuhan akan terus bekerja untuk mentransformasi dan menyatukan kita semua melalui perbedaan kita.


Artikel ini pertama kali muncul di kolom blog MC USA dan dicetak ulang dengan izin.

Filed Under: Articles Tagged With: AAPI, Cindy Angela, Philadelphia Praise Center

Perjalanan Menuju Kesatuan Kristus

May 19, 2022 by Cindy Angela

Komunitas Indonesia di Philadelphia Selatan minggu lalu kembali menjadi tuan rumah sebuah acara makan siang bersama yang dihadiri oleh pemimpin kredensial Mosaik di Philadelphia. Tetapi acara makan siang ini bukan acara makan siang bersama karena kita kedatangan seorang tamu istimewa.  

Tamu istimewa itu tidak lain adalah Cesar Garcia yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Konferensi Mennonite Sedunia. Beliau terbang dari Toronto, Canada, yang adalah dekat dengan lokasi kantor Pusat Konferensi Mennonite Sedunia. Kunjungan kali ini dalam rangkaian kunjungan kerja di Pantai Timur, AS.  

Foto oleh Cindy Angela

Setelah semua undangan hadir, acara dibuka oleh sambutan Ps Aldo Siahaan disertai sajian es kopi dan lemon tea menyegarkan suasana yang hangat pagi itu. Setelah sambutan Cesar Garcia menyampaikan sharing singkat mengenai kesatuan di dalam Kristus.  

Dalam pembukaan sharingnya Cesar menceritakan konteks bagaimana Pandemi, Perang Ukraina-Rusia, ketegangan antara partai politik, ternyata terjadi juga kurang lebih 100 tahun yang lalu. Tepatnya tahun 1925, dan ditahun yang sama, Pertemuan pertama Konferensi Mennonite Sedunia dilaksanakan di Basel, Swiss, ditengah permasalahan dan perbedaan yang ada selalu ada alasan untuk berkumpul yaitu untuk membantu orang yang memerlukan bantuan.  

Cesar juga menyatakan bahwa meski pertemuan tahunan Konferensi Mennonite Sedunia nanti diadakan di Indonesia bulan July tahun ini, pertemuan Anabaptist sedunia sebenarnya terjadi setiap saat di setiap belahan dunia, bahkan juga terjadi saat ini ditempat ini, karena dimana setiap kita berkumpul disitulah tubuh Kristus berada.  

Foto oleh Cindy Angela

Cesar juga menyatakan bahwa, “Kristus haruslah menjadi alasan yang mempersatukan, bukan bahasa, warna kulit, ras, dan bahkan doktrin, Karena sebenarnya kita semua masih dalam perjalanan menuju kepada kesempurnaan Ilahi.”  

Setelah sharing yang singkat padat dan sangat kontekstual, ruang tanya jawab pun dibuka, satu persatu pertanyaan dijawab dengan tepat sesuai dengan konteks dan kembali kepada Kristus yang adalah pusat. Setelah sesi tanya jawab selesai, Cesar Garcia memberi cinceramata berupa pajangan perjamuan terakhir dimana yang duduk di meja adalah perwakilan dari setiap budaya dan suku bangsa yang berbeda. Cinderamata diterima oleh Marta Castilo, selaku Wakil Pemimpin Eksekutif dari Konferensi Mosaik.  

Acara kemudian dilanjutkan dengan makan bersama, dengan sajian Nasi Campur Bali, sajian khas Indonesia dari Pulau Bali, Indonesia lengkap dengan sambal, kerupuk dan minuman teh manis, membawa undangan serasa berada di Bali pada siang hari itu. Acara fellowship dan makan bersama berlangsung hangat, Konferensi juga berterima kasih kepada Marina Setyati yang menyiapkan hidangan yang begitu nikmat.  

Foto oleh Cindy Angela

Kami berdoa mendukung pelayanan Cesar Garcia, dan Konferensi Mennonite Sedunia agar menjadi berkat dan menjadi saksi rekonsiliasi dan perdamaian Kristus di dunia begitu hancur dengan ketidak adilan, perang, dan penderitaan. Semoga damai Kristus memberkati dunia ini dan kita semua boleh menjadi saksi hidup bagi orang lain yang membutuhkan.  

Foto oleh Cindy Angela

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Mencari Suasana Indonesia di Philadelphia Selatan

May 5, 2022 by Cindy Angela

Kiri ke kanan Ps Hendy Matahelemual (ILC), Ps Beth Rauschenberger (Zion), Ps Sonya Kurtz (Zion), Ps Aldo Siahaan (PPC), Ps Jordan Luther (Zion), Ps Beny Krisbianto (NWC) sehabis makan siang di Djakarta Café, Philadelphia 4/5/2022.

Sebuah inisiatif datang dari percakapan antara Pelayan Eksekutif Steve Kriss dan Pemimpin Pelayanan Gereja Zion Mennonite untuk merencanakan kunjungan ke gereja gereja Mosaik Indonesia di Philadelphia. Rencana kunjungan ini diadakan dalam kaitannya dengan Konferensi Mennonite Sedunia di Indonesia tahun 2022. Tanggal yang dipilih adalah 17 July 2022.

“Kita tidak bisa semua pergi ke Konferensi Mennonite Sedunia tetapi kita bisa melakukan perjalanan singkat dan beribadah bersama sama sekaligus belajar dan berbagi pengalaman dan kehidupan berjemaat,” ujar Ps Sonya Kurtz Lead pastor dari Gereja Zion Mennonite.

Setelah saling bertukar pesan melalui email dan sms, akhirnya kami sepakat bertemu di Philadelphia untuk bertemu langsung tatap muka sambil makan bersama, dan juga merencanakan lebih detail lagi apa saja yang perlu dipersiapkan guna melancarkan ibadah bersama kami.

Philadelphia Praise Center, Indonesian Light Church dan Nations Worship Center akan menjadi tuan rumah di gereja masing masing yang akan membuka pintunya bagi jemaat Mosaic dari suburb untuk beribadah dan beramah tamah bersama sama. Dan pastinya setiap ibadah akan ditutup dengan makan siang bersama sama, dimana menu utamanya adalah masakan Indonesia.

Philadelphia selatan terkenal dengan julukan “Kampung Indonesia” dikarenakan ada cukup banyak orang Indonesia yang tinggal disini, dan juga lokasi perumahannya yang saling berdekatan ditambah  dengan banyaknya warung/toko toko kecil yang menjual makanan Indonesia, sehingga nama kampung terkesan lebih cocok dibandingkan dengan kota besar.

Menurut data KJRI tahun 2017 ada sebanyak 5600 orang Indonesia yang tinggal di kota Philadelphia. Tidaklah berlebihan jika ada ide untuk berkunjung ke Philadelphia untuk merasakan suasana Indonesia, karena apa yang ada di Indonesia hampir semuanya tersedia di kota Philadelphia.

Pertemuan perencanaan kami siang kemarin berlangsung sangat akrab, kami percaya bahwa Tuhan Yesus menyatukan apa yang tadinya jauh menjadi dekat, dan juga hubungan personal membuka banyak pintu yang tadinya tertutup. Ketika kami berbagi cerita pengalaman kami dalam melayani bersama ternyata meskipun kami berbeda budaya, bahasa, dan warna kulit ada rasa akrab yang mendalam dan saya percaya ini adalah kerja dari Roh Kudus di dalam gereja gereja Mosaik.

Saya percaya dimulai dari langkah sederhana, hubungan yang dalam dan luas bisa mulai terbangun, jurang pemisah budaya dan bahasa bisa dijembatani dengan solidaritas dan semangat kekeluargaan. Kami semua bersemangat untuk menantikan waktu di mana kami bisa beribadah bersama sama dengan saudara saudari dalam keluarga besar Mosaik Mennonite. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Filed Under: Articles

Sebuah Doa di Masa Kekerasan (A Prayer in a Time of Violence)

April 7, 2022 by Cindy Angela

Kekerasan adalah ekspresi tragis dari kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kekerasan juga sangatlah berlawanan dengan hukum cinta kasih yang Tuhan Yesus ajarkan. “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain” – Lukas 6:29  

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kekerasan banyak terjadi disekitar kita, Oleh sebab itu sebagai alternatif dari kekerasan yang terjadi di seluruh dunia ini kami sebagai Anabaptist Mennonite percaya bahwa perdamaian, keadilan dan anti kekerasan adalah bagian penting dari apa yang kami percayai dalam mengikut Tuhan Yesus. Berikut penjabaran dari artikel 22, Pengakuan iman dalam sudut pandang Mennonite.  

people inside room

“Kami percaya bahwa perdamaian adalah kehendak Allah. Allah menciptakan dunia dalam damai, dan kedamaian Allah paling lengkap diwahyukan dalam Yesus Kristus, yang adalah kedamaian kita dan kedamaian seluruh dunia. Dipimpin oleh Roh Kudus, kita mengikuti Kristus di jalan damai, melakukan keadilan, membawa rekonsiliasi, dan dan tidak melakukan perlawanan bahkan dalam menghadapi kekerasan dan peperangan. “ 

“Meskipun Allah menciptakan dunia yang damai, umat manusia memilih jalan yang tidak benar dan kekerasan.  Semangat balas dendam meningkat, dan kekerasan berlipat ganda, namun visi semula akan kedamaian dan keadilan yang tidak padam. Para nabi dan utusan-utusan Allah lainnya terus tertuju kepada orang Israel mempercayai Allah daripada senjata dan kekuatan militer.” 

“Kedamaian Allah itu bermaksud untuk manusia dan ciptaan terungkap paling sepenuhnya di dalam Yesus Kristus. Suatu pujian yang riang gembira tentang damai sejahtera memberitakan kelahiran Yesus. Yesus mengajarkan mengasihi musuh, mengampuni kesalahan-kesalahan, dan segera berdamai serta mempunyai hubungan yang benar. Ketika terancam, dia memilih untuk tidak melawan, tetapi menyerahkan hidupnya dengan sukarela. Oleh kematian dan kebangkitanNya, Ia telah menggalahkan kuasa maut dan memberi kita perdamaian dengan Allah. Dengan demikian Ia telah mendamaikan kita dengan Allah dan telah mempercayakan kepada kita pelayanan perdamaian.” 

“Sebagai pengikut-pengikut Yesus, kita berpartisipasi dalam pelayananNya mengenai perdamaian dan keadilan. Dia memanggil kita untuk mendapatkan berkat kita dalam membuat damai dan mencari keadilan. Kami melakukannya dengan semangat kelemah-lembutan, bersedia dianiaya karena kebenaran. Sebagai murid-murid Kristus, kami tidak mempersiapkan diri untuk perang, atau berpartisipasi dalam perang atau militer. Roh yang sama yang memberi kuasa atas Yesus juga berkuasa atas kita untuk mengasihi musuh, untuk mengampuni daripada untuk membalas dendam, untuk membina perdamaian,untuk bergantung pada komunitas orang-orang percaya untuk menyelesaikan perselisihan, dan untuk mengalahkan kejahatan tanpa kekerasan.” 

“Dengan pimpinan Roh Kudus, dan permulaan dalam gereja, kami menyaksikan kepada semua umat bahwa kekerasan bukanlah kehendak Allah. Kami bersaksi menentang segala bentuk kekerasan, termasuk perang antar bangsa, permusuhan antara ras dan kelas, pelecehan pada anak dan perempuan, kekerasan antara laki-laki dan perempuan, pengguguran bayi, dan hukuman mati. Kami memberikan loyalitas kami yang utama kepada Allah, sumber kasih karunia dan damai sejahtera, yang memimpin gereja setiap hari dalam menggalahkan kejahatan dengan kebaikan, yang memampukankan kita untuk melakukan keadilan, dan yang membantu kita di dalam pengharapan mulia dari pemerintahan Allah yang damai. “ 

silhouette of kneeling man

Mari kita bersama membawa dalam doa untuk setiap konflik kekerasan yang terjadi saat ini, agar perdamaian, keadilan dan semangat anti kekerasan bisa terwujud, berdoa untuk konflik- konflik yang terjadi hari ini:  

  • Perang Russia dan Ukraina 
  • Perang saudara di Afghanistan, Myanmar, Yemen, Syria 
  • Perang obat terlarang di Mexico dan Colombia 
  • Perang antar etnik di Sudan Selatan 
  • Perang melawan terorisme di negara-negara Afrika 
  • Perang melawan kekerasan bersenjata di Papua Barat, Indonesia 
  • Kejahatan kebencian dan kekerasan bersenjata di kota kota di Amerika Serikat 

Dan tentunya masih banyak lagi kekerasan yang terjadi diluar dari yang bisa disebutkan di atas. Mari kita menjadi pembawa damai, di dunia yang haus akan perdamaian. Doa dan bantuan kita sangat berarti, mari mendukung perdamaian dan anti kekerasan. Mari berdoa:  

Bagi mereka yang terluka oleh kekerasan: keluarga yang telah kehilangan orang yang dicintai dan mereka yang mengalami luka fisik, Tuhan yang Maha pengasih, berikan mereka kenyamanan yang penuh, jadilah bagi mereka sumber penyembuhan dan tempat peristirahatan yang aman. Kami berdoa, Allah sumber damai, Kirimkan Roh-Mu kepada kami   

Bagi mereka yang berusaha menyakiti orang lain, Tuhan yang Maha pengasih, lembutkan hati mereka dan tenangkan pikiran mereka. Semoga kebencian diganti dengan kasih, kekerasan dengan kedamaian dan kegelapan dengan cahaya-Mu. Kami berdoa, Allah sumber damai, Kirimkan Roh-Mu kepada kami   

Bagi kami yang membaca doa ini, jadikan kami saksi perdamaian dalam interaksi kami sehari-hari dan mengadvokasi perdamaian di dunia. Kami berdoa, Allah sumber damai, Kirimkan Roh-Mu kepada kami   

Bagi mereka yang telah meninggal karena kekerasan, semoga mereka disambut dengan paduan suara malaikat dan mengalami kedamaian dan sukacita kekal-Mu. Kami berdoa, Allah sumber damai, Kirimkan Roh-Mu kepada kami 

 Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa.

silhouette of man

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

  • « Go to Previous Page
  • Go to page 1
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 8
  • Go to page 9
  • Go to page 10
  • Go to page 11
  • Go to page 12
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 17
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use