• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • 繁體中文 (Cina)
  • English (Inggris)
  • Việt Nam (Vietnam)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia
  • Kreol ayisyen (Creole)

Articles

Menemukan Jalan di Tengah Kebuntuan

September 18, 2025 by Cindy Angela

oleh Stephen Kriss

Kisah konflik antara Paulus dan Barnabas dalam Kisah Para Rasul selalu membuat saya gelisah. Mengapa kedua saudara itu tidak bisa menyelesaikannya? Perselisihan mereka adalah tentang tentang siapa yang boleh ikut dalam perjalanan mereka, dan juga tentang sikap hati yang berbeda.

Mereka sampai pada kebuntuan. Kebutuhan untuk memberitakan Injil ke banyak tempat lebih baik dilakukan dengan berpisah daripada tetap terjebak dalam hubungan yang penuh ketegangan.

Apakah ada pengaruh kepribadian? Pasti. Apakah rasa frustrasi itu nyata? Tentu. Apakah pelayanan mereka setelah terpisah berhasil? Tampaknya, ya. Apakah Injil dirugikan oleh keputusan mereka untuk berpisah? Pada akhirnya, tidak. Namun kisah ini mengingatkan kita bahwa perpisahan–meskipun diperlukan–tetap bisa terasa menyakitkan.

Konferensi Mosaik saat ini menghadapi situasi serupa. Kami telah menghabiskan banyak energi dan waktu untuk mempertimbangkan bagaimana Mosaik perlu menyelaraskan hubungan dengan Mennonite Church USA. Setelah bertahun-tahun negosiasi, Dewan Konferensi Mosaic merekomendasikan bahwa sudah saatnya tidak melanjutkan hubungan dalam bentuk yang sekarang.

Rekomendasi dari Dewan Mosaik adalah sebuah undangan untuk berfokus pada apa yang mungkin kita lakukan bersama di luar ikatan denominasi saat ini, dan bergerak menuju keterhubungan global melalui Mennonite World Conference.

Saya percaya ini adalah pilihan terbaik untuk masa depan Mosaik. Meskipun saya sangat berakar pada komunitas-komunitas yang membentuk Mennonite Church USA, saya sadar bahwa perpecahan dalam denominasi ini sudah menjadi bagian dari awal perjalanan Konferensi kita.

Eastern District Conference memilih untuk terbelah dua daripada bergabung dengan Mennonite Church USA. Southeast Mennonite Conference juga terpecah menjadi beberapa bagian. Sejak Mosaic terbentuk pada 2019, lebih dari enam gereja mantan anggota Franconia Conference sudah meninggalkan Mosaic. Kita tidak selalu siap dengan betapa mahalnya perjalanan ini. Pergeseran hubungan dan ikatan sudah menjadi bagian dari sejarah Anabaptis. Ini bukan hal baru.

Paulus dan Barnabas tidak terjebak dalam kebuntuan selama kita dengan Mennonite Church USA. Sejak awal Konferensi Mosaik, pertanyaan tentang ikatan dengan denominasi sudah muncul, tetapi pergumulannya memuncak pada 2022. Pertanyaan seputar penerimaan terhadap orang-orang kulit berwarna dan orang queer banyak memengaruhi percakapan ini (tidak jauh berbeda dengan percakapan dalam Kisah Para Rasul). Pertanyaan-pertanyaan ini berbicara tentang bagaimana orang dihargai dan suaranya dianggap penting.

Dalam percakapan dengan Mennonite Church USA, sebagian dari kita selama bertahun-tahun merasa diabaikan dan kekhawatiran kita tidak dianggap serius.

Kini, meskipun ukuran Mennonite Church USA hanya sepertiga dari ketika awal berdiri, tata aturan dan struktur yang digunakan masih seperti untuk sistem yang jauh lebih besar. Kadang, mereka tidak menanggapi keprihatinan dari komunitas kulit berwarna, butuh waktu bertahun-tahun untuk memperjuangkan penerimaan orang queer, dan lambat menanggapi perubahan realitas keuangan maupun demografi. Banyak yang sudah menerima narasi kemunduran sambil tetap berharap akan adanya kebangkitan.

Kami mencoba bernegosiasi dengan Mennonite Church USA dengan tangan terbuka. Kami memenuhi semua permintaan. Kami hadir secara konsisten. Kami meminta nasihat. Kami bertemu langsung maupun lewat Zoom. Kami bergerak dengan itikad baik. Kami menjaga hubungan dengan pemimpin Konferensi lain di AS dan Kanada.

Kami percaya yang kami hadapi adalah sistem dan kuasa, bukan individu. Kami percaya saudara-saudari kita di dalam Kristus bertindak dengan niat baik. Kami paham bahwa perubahan dalam struktur besar itu sulit dan memakan waktu.

Namun, komunikasi sering kali sulit. Pernyataan publik dari Mennonite Church USA sering terasa merendahkan, bukan membangun kerja sama. Kami sudah mau berbagi sumber daya, tapi hampir tidak ada perubahan.

Undangan dari Mennonite Church USA untuk mediasi pada bulan Mei datang terlalu mendadak bagi dewan kami. Kami menindaklanjutinya pada Juli dengan kesiapan untuk melanjutkan percakapan (dengan atau tanpa mediasi) antara moderator dan staf eksekutif Mosaic dengan moderator dan staf eksekutif Mennonite Church USA.

Namun hingga kini kami tidak mendapat tanda adanya kesediaan untuk melanjutkan pembicaraan. Kami terpaksa memberikan rekomendasi kepada para delegasi tanpa adanya negosiasi yang sehat atau kejelasan dari para pemimpin Mennonite Church USA.

Pada saat yang sama, kami siap melangkah sebagai Mosaik. Setelah memutuskan soal afiliasi minggu ini, dewan kami juga menegaskan dokumen inti yang menggambarkan bagaimana kami selama ini berjalan dan arah ke depan.

Kami menegaskan Yesus sebagai Pusat kami. Kami berorientasi pada Seven Shared Convictions dari Mennonite World Conference (sesuatu yang dulu kami tunda di awal pembentukan Mosaik karena arahan dari Mennonite Church USA). Kami memilih untuk hidup dalam praktik restoratif, bukan percakapan yang menghukum perbedaan.

Langkah ini akan membuat Mosaik, dengan segala keberagaman gereja yang sudah ada di dalam kita, bisa bertumbuh. Inilah jalan ke depan kita.

Kadang kita harus melepaskan yang sudah familiar untuk menemukan masa depan kita. Masa depan Mosaik cerah, walau jalan ke depan mungkin penuh gejolak.

Kita akan berupaya membangun kemitraan yang saling memberi dan menerima. Kita akan bersikap murah hati. Kita percaya Roh Kudus akan menumbuhkan dan menjaga buah yang kita perlukan. Kita melangkah dengan kerendahan hati, dengan ratapan, dan dengan pengharapan akan karya penebusan Yesus yang terus berlanjut bagi kita dan bagi dunia kita yang indah dan penuh luka.


Stephen Kriss

Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Stephen Kriss

Dewan Mosaic Merekomendasikan untuk Tidak Melanjutkan Keanggotaan dengan MC USA, Menegaskan Dokumen Identitas Baru dan Kekuatan Finansial

September 18, 2025 by Cindy Angela

Pertemuan Dewan 15 September 2025

Dalam pertemuan 15 September 2025, Dewan Konferensi Mennonite Mosaik memilih untuk merekomendasikan agar Konferensi tidak melanjutkan keanggotaannya dengan Mennonite Church USA (MC USA). Rekomendasi ini akan dibawa kepada para delegasi untuk didiskusikan dan diputuskan melalui pemungutan suara pada Mosaic Delegate Assembly 2025.

Bahasa surat suara yang disetujui berbunyi:

Untuk tidak melanjutkan keanggotaan Mosaic Mennonite Conference dengan Mennonite Church USA dan mengembangkan kemitraan yang sehat dan saling mendukung dengan Mennonite Church USA, Mennonite World Conference, dan komunitas Anabaptis lainnya.


Anggota dewan Mosaic mempertimbangkan dengan cermat kejelasan dan kemudahan terjemahan dari kata-kata tersebut sebelum menyetujuinya. Pada Assembly tanggal 1 November 2025, delegasi Mosaic akan memberikan suara menggunakan skala merah (tidak setuju), kuning (mengikuti rekomendasi), atau hijau (setuju). Sesuai dengan peraturan dasar Mosaik, setiap orang yang tidak memilih akan dihitung sebagai “tidak setuju.”

Mosaic telah memiliki hubungan yang rumit dengan MC USA selama bertahun-tahun. Meskipun telah ada banyak percakapan, Mosaic dan MC USA belum mampu mendamaikan perbedaan signifikan terkait polity dan praktik antarbudaya—isu yang memengaruhi realitas sehari-hari Mosaic.

“Karena koneksi kami di tempat lain, Mosaic telah berkembang dengan cepat, secara organik, dan secara relasional di Kolombia, Meksiko, dan tempat lainnya,” kata salah satu anggota dewan Mosaic, Haroldo Nunes.

“Ketika kami membagikan realitas ini dengan MC USA, termasuk tantangan yang dihadapi para pemimpin kami yang tidak berbahasa Inggris, mereka tidak responsif terhadap kebutuhan kami. Dengan tetap berada dalam struktur yang membatasi ini dan terus menunggu, visi dan misi kami terdampak.”


Keputusan dewan ini mengikuti bertahun-tahun pertimbangan dalam doa dan upaya dialog serta pemahaman dengan MC USA. Moderator Konferensi Mosaik, Angela Moyer Walter, menghubungi MC USA pada akhir Juli untuk meminta percakapan lebih lanjut dengan komite eksekutif MC USA dan diberitahu bahwa komite eksekutif tidak tersedia untuk pertemuan tersebut.


“Kami sangat menghargai sejarah dan hubungan yang telah kami bangun dengan Konferensi-Konferensi lain dan denominasi,” kata Moderator Konferensi, Angela Moyer Walter.  

“Pimpinan MC USA menunjukkan sedikit kemauan untuk menangani masalah struktural terkait polity, praktik antarbudaya, dan kemitraan global yang secara signifikan memengaruhi Mosaic. Meskipun denominasi pernah terbuka terhadap perubahan, momentum itu kini terhenti. Status kami saat ini dalam MC USA tidak sehat, dan dewan percaya bahwa bergerak menuju hubungan yang lebih sehat akan memungkinkan Mosaik untuk berkembang.”

Moyer Walter mencatat bahwa Pathway Steering Team Mosaik mengenali dan membicarakan cara berhubungan yang lebih sehat dengan MC USA.

“Kami meminta tambahan satu tahun untuk mengeksplorasi kemungkinan baru, meminta hubungan kemitraan di mana Mosaic akan menjadi ‘entitas program’ dalam MC USA,” katanya. “Saya menyesalkan bahwa MC USA tidak melihat ini sebagai kemungkinan. Saya menantikan bagaimana kemitraan yang sehat akan muncul dengan Mennonite World Conference, MC USA, dan komunitas Anabaptis lainnya.”



Dokumen Pemusatan Menegaskan Identitas dan Arah


Sambil menatap masa depan, dewan juga secara bulat menegaskan Dokumen Pemusatan (Centering Document) untuk membantu mengartikulasikan identitas Konferensi dan sikap relasional sebagai “centered set” dengan Yesus sebagai pusat kami. Dokumen ini didasarkan pada hal-hal yang dilakukan Konferensi Mosaik tahun ini untuk mendukung pilar Clarity/Identity dari rencana strategis, termasuk Respectful Communication Guidelines dan Priorities Guide yang akan dirilis secara lengkap di Equipping Event hari Jumat (10-31) di akhir pekan Assembly.

Merefleksikan dokumen baru ini, Pemimpin Pelayanan Josh Meyer berkata, “Dokumen ini memanggil kita kembali ke pusat—Yesus—dan mengundang kita untuk mewujudkan keramahtamahan yang penuh hikmat sekaligus ekspektasi yang tinggi. Harapan saya adalah agar kita semua menjalankannya bersama, sehingga komunitas kita menjadi saksi hidup dari kasih perdamaian Kristus.”

Centering Document akan menjadi kerangka panduan bagi Mosaic dalam berinteraksi dengan komunitas internal yang beragam maupun hubungannya dengan badan Anabaptis lainnya. Dokumen ini mengacu pada Shared Convictions dari Mennonite World Conference dan Anabaptist Essentials oleh Palmer Becker.

“Dokumen ini penting agar kita tahu siapa diri kita sebagai Mosaic Conference dan kita menjadi selaras dengan tujuan kita,” kata Pemimpin Pelayanan Aldo Siahaan. “Dokumen ini juga penting agar dipahami oleh semua orang, dari berbagai latar belakang, budaya, tradisi iman, dan perspektif teologis, sehingga kita dapat memiliki cara pandang yang sama meskipun ada perbedaan.”

Baik dalam rekomendasi untuk tidak melanjutkan keanggotaan di MC USA maupun dalam pembuatan dan penegasan Centering Document, dewan Mosaik secara serius meminta dan menindaklanjuti masukan staf dan para Pemimpin Pelayanan.

Kesehatan Finansial dan Pengelolaan Dana

Mosaic Conference terus beroperasi dengan kekuatan finansial, berkat akuisisi properti, dana dari Lilly Endowment, Inc. untuk Vibrant Mosaic, pertumbuhan investasi, dan terus kuatnya kontribusi dari para anggota.

Dalam pertemuan dewan ini, Bruce Thomas dari Detweiler Hershey mempresentasikan hasil review laporan keuangan terbaru, yang secara resmi diterima oleh dewan.

“Kami bersyukur atas kerja menyeluruh dari firma akuntansi, Komite Keuangan, dan staf Konferensi,” kata Cory Longacre, Ketua Komite Keuangan. “Pengelolaan yang solid dan transparansi telah menempatkan Mosaik dalam posisi yang baik untuk mendukung visinya ke depan.”

Tambahan Lainnya

  • Dewan menyetujui jadwal Assembly 2025.
  • Dewan meninjau dan menfinalisasi tanggal dan agenda pertemuan persiapan delegasi.
  • Dewan menyetujui notulen dari beberapa komite dan pertemuan sebelumnya tanpa perubahan.

Pertemuan dewan dibuka dengan renungan yang dipimpin oleh Asisten Moderator Roy Williams, berpusat pada Filipi 2:1–5, mendorong anggota dewan untuk merenungkan kekuatan dan penghiburan dalam Kristus serta panggilan untuk saling peduli.

Saat Mosaik memasuki musim penting, tindakan dewan mencerminkan komitmen terhadap mencari petunjuk rohani, memperjelas misi, dan menatap masa depan dengan penuh harapan.

“Kami berduka, kami tertawa, kami menangis, kami saling mendengarkan, dan kami berdoa,” kata anggota Komite Eksekutif Maati Yvonne. “Apa yang Tuhan ingin kami lakukan? Sebagai orang percaya dalam Kristus, kami percaya Roh Kudus akan memimpin dan membimbing kita saat kita terus berdoa dan menjalani keputusan ini.”


Filed Under: Articles Tagged With: Board Updates, Conference News

Dewan Konferensi Mosaic Menanggapi Penolakan MC USA atas Usulan Kemitraan Pelayanan 

May 29, 2025 by Cindy Angela

Pada tanggal 16–18 Mei 2025, Dewan Konferensi Mosaic mengadakan retret tahunan temu muka di Homestead, FL. Bertemu enam kali dalam setahun, Dewan Konferensi mengawasi urusan konferensi dan komite-komite, serta memastikan bahwa Mosaic tetap sejalan dengan visi dan peka terhadap tuntunan Roh Kudus dalam area-area pertumbuhan dan transformasi. 

Selain waktu untuk doa, pujian penyembahan, dan memperdalam relasi, anggota Komite Eksekutif Maati Yvonne memimpin kelompok ini pada Sabtu pagi dalam sesi pembelajaran dan praktik circle process. 

Circle process yang dipimpin oleh Maati Yvonne.

“Saya suka bagaimana circle itu menyatukan orang, memperdalam relasi, dan meningkatkan pemahaman,” refleksi Maati Yvonne. “Di tengah semua hal yang perlu didiskusikan oleh dewan, sangat penting untuk berhenti sejenak dan menggunakan circle untuk mengekspresikan perasaan dan dampak yang kami alami. Harapan saya adalah kita semakin sering menggunakan circle process untuk menyelesaikan permasalahan dan membiarkan Roh Kudus membawa pemulihan, baik di keluarga dan kelompok remaja, komunitas dan jemaat, serta di tingkat konferensi.” 

Retret dewan dibuka dengan renungan dari Kisah Para Rasul 1:8. Para anggota dewan berbagi kesaksian mengenai karya Roh Kudus dan kasih pendamaian Yesus. 

Pembaruan Rencana Strategis dan Refleksi atas Spring Assembly 

Dewan meninjau kemajuan dari lima pilar dalam rencana strategis Mosaic: Kejelasan/Identitas, Komunikasi, Pengembangan Kepemimpinan, Rekonsiliasi, dan Pembangunan Relasi. Mereka juga merefleksikan bagaimana sesi pelatihan dalam Spring Assembly baru-baru ini terhubung dengan pilar-pilar ini. Masukan dari Spring Assembly menunjukkan adanya keinginan untuk pengajaran yang lebih jelas dan konkret tentang konsep gereja Centered-Set, serta penggunaan lebih banyak gambar dan lebih sedikit kata-kata dalam sesi pelatihan Mosaic untuk menyesuaikan dengan berbagai gaya belajar dan latar budaya. 

Pembaruan strategi lainnya termasuk peluncuran podcast Learning/Living Mosaic, angkatan pertama Vibrant Mosaic cohort, dan 14 remaja yang akan mengikuti program pengembangan kepemimpinan Ambassadors musim panas 2025. Dewan juga berkesempatan bertemu dengan salah satu Ambassadors baru, Hensley, dari Homestead Mennonite. 

Bertemu salah satu peserta program Ambasador dari Homestead, Florida.

Urusan Konferensi dan Pembelajaran Lainnya 

Dewan telah menerima surat dari Spruce Lake Mennonite Camp (Canadensis, PA) yang menyatakan keputusan mereka untuk keluar dari status sebagai Conference-Related Ministry. 

Rencana dan tema untuk Delegate Assembly bulan November juga dibahas. 

Glenn Nemath, Direktur Properti untuk FMC Properties, menyampaikan pembaruan terkait aset-aset properti konferensi. 

Pada hari Minggu pagi, Joe Manickam, yang saat ini menjadi konsultan untuk Konferensi Mosaic, membagikan pemikiran tentang pentingnya kejelasan dalam struktur dan relasi yang sehat. 

Tanggapan atas Penolakan MC USA terhadap Usulan Kemitraan Pelayanan 

Dewan merenungkan tentang proses proposal kepada Dewan Eksekutif Mennonite Church USA (MC USA) untuk menjadi mitra pelayanan dengan menjadi Program Entity (sebuah status yang sudah ada dalam peraturan MC USA). Usulan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan para delegasi pada November 2024 yang meminta Mosaic untuk mendefinisikan ulang hubungannya dengan MC USA menjadi mitra pelayanan yang sehat. 

Proposal tersebut mencakup layanan yang akan ditawarkan Mosaic kepada MC USA tanpa biaya, di antaranya adalah pembinaan pemuda, pendampingan gereja-gereja baru, dan pengembangan kepemimpinan antarbudaya. Juga diusulkan beberapa cara untuk mengelola kredensial dalam kerangka kerja baru ini. 

Sepanjang proses setahun terakhir, anggota dewan menyampaikan rasa frustrasi karena suara dan kekhawatiran mereka terasa diabaikan. Isu-isu yang telah lama berlangsung ini dituangkan dalam tanggapan tertulis resmi kepada MC USA, yang dikirimkan atas permintaan MC USA pada musim semi lalu. 

Pada 8 Mei, Dewan Eksekutif MC USA secara bulat memutuskan untuk menolak usulan Mosaic untuk menjadi Program Entity. Mereka mengusulkan “percakapan yang dimediasi antara seluruh Dewan Eksekutif (MC USA) dan Dewan Mosaic.” 

Meskipun para pemimpin Mosaic sebelumnya telah menyatakan keterbukaan terhadap mediasi pihak ketiga dengan MC USA, Dewan menyampaikan beberapa kekhawatiran untuk memasuki proses mediasi pada tahap ini: 

  • Mediasi cenderung menekankan dinamika interpersonal. Walau Dewan menghargai pemulihan relasi, mereka juga menekankan perlunya transformasi organisasi untuk mengatasi isu-isu sistemik yang lebih mendalam. 
  • Para pemimpin non kulit putih di Mosaic telah memberikan banyak tenaga dan emosi dalam proses ini. Banyak yang merasa tidak didengar dan diabaikan oleh MC USA. Memasuki mediasi sekarang akan mengharuskan mereka mengulang kembali pengalaman menyakitkan dalam konteks ketimpangan kekuasaan yang bersifat historis maupun yang masih berlangsung. 
  • Dewan menekankan pentingnya untuk lebih dahulu mewujudkan visi dan misi Mosaic serta mendengarkan tuntunan Roh, daripada terburu-buru masuk ke proses mediasi sebelum ada pengakuan atas kesulitan yang ada dalam struktur MC USA saat ini. 
  • Proses penyusunan proposal ini telah menguras waktu dan energi dari anggota dewan dan staf Mosaic. Dengan ditolaknya usulan ini oleh MC USA, Dewan kini harus mengalihkan fokusnya untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dan memperjelas kemitraan pelayanan kepada para delegasi sebelum Assembly bulan November. 

Setelah melalui pertimbangan doa, dewan memutuskan untuk: Menolak tawaran proses mediasi antar-dewan dari Dewan Eksekutif MC USA untuk saat ini. 

“Kami tetap merasa sedih dan kecewa atas struktur dalam MC USA yang kaku dan menyakitkan bagi banyak dari kami,” kata Moderator Konferensi Angela Moyer Walter. “Dunia dan bangsa kita berubah dengan cepat, dan gereja pun harus beradaptasi dengan realitas yang berubah di komunitas dan jemaat kita. Tanggapan yang tidak fleksibel terhadap perspektif jemaat-jemaat Mosaic sungguh mengecewakan, terutama mengingat bahwa hubungan dengan konferensi saudara bersifat timbal balik dan saling mendukung.” 

“Meski kecewa, saya tetap menemukan sukacita dan harapan saat kita berkumpul untuk saling mendengarkan dan berbagi. Kasih pendamaian Yesus sedang bekerja di antara kita, dan saya menantikan kita menjalani visi ini bersama-sama.” 

Langkah Selanjutnya 

Komite Eksekutif Mosaic akan bertemu pada bulan Juni, diikuti oleh pertemuan Dewan Mosaic pada bulan Agustus. Sesuai mandat yang diberikan dalam Assembly tahun lalu, Dewan akan mengembangkan dan menyampaikan rancangan pengubahan peraturan dasar Mosaic untuk dipertimbangkan oleh para delegasi pada Mosaic Delegate Assembly 2025. 

Mosaic tetap berkomitmen membina kemitraan yang sehat dengan konferensi-konferensi Mennonite lain dan komunitas Anabaptis lebih luas lainnya. 

Pada bulan Juni, Dewan Mosaic akan menyelenggarakan empat sesi percakapan dua arah untuk mendiskusikan arah masa depan kemitraan dengan MC USA. Tiga sesi akan berlangsung di Zoom, dan satu akan diadakan di kantor Mosaic (Lansdale, PA), dengan pilihan bahasa Spanyol, Indonesia, dan Inggris. Tanggal dan waktu percakapan ini akan diumumkan minggu depan. 

Sementara itu, para pemimpin dan delegasi Konferensi Mosaic didorong untuk menghubungi Leadership Minister mereka jika ada pertanyaan dan untuk mengikuti perkembangan melalui Mosaic News. 

** Edisi cetak terbaru dari Anabaptist World memuat kesalahan dalam pelaporan mengenai proses ini. Versi daringnya memuat informasi yang benar. 

Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Conference Board, Conference News

Jemaat Mosaic Bersatu untuk Pendampingan dalam Ibadah 

March 27, 2025 by Cindy Angela

oleh Jennifer Svetlik

Sebagai komunitas jemaat dan pelayanan nonprofit yang berkomitmen untuk hidup seperti Yesus bersama-sama, kita memiliki kesempatan di masa meningkatnya ancaman terhadap komunitas kita ini untuk bersatu, saling mengasihi, dan menjadi saksi bahwa kasih Tuhan yang sempurna menghapus segala ketakutan. 

Lebih dari 40% jemaat anggota Mosaic Mennonite Conference sebagian besar terdiri dari imigran generasi pertama dan kedua, berasal dari Amerika Latin, Indonesia, dan Haiti, serta negara lainnya. Sejak akhir 2024, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta agar Mosaic Conference berbagi informasi dan sumber daya serta menawarkan dukungan untuk mengurangi rasa takut di antara anggota mereka terkait kemungkinan meningkatnya penangkapan dan deportasi. 

Penghapusan kebijakan “lokasi sensitif” oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security) pada Januari 2025, yang sebelumnya melindungi gereja sebagai tempat ibadah yang aman, semakin meningkatkan ketakutan di antara para pendeta dan jemaat untuk berkumpul dalam ibadah bersama. 

Sebagai tanggapan, Mosaic Conference telah meningkatkan pendampingan staf untuk jemaat-jemaat rentan, menyediakan dan menyebarkan sumber daya melalui kemitraan dengan Mennonite Church USA dan Mennonite Central Committee, menawarkan pelatihan Know Your Rights (Ketahui Hak Anda), serta memberdayakan jemaat dan pelayanan untuk menyelenggarakan pelatihan serupa di komunitas mereka sendiri. 

Selain upaya ini, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta pendampingan dari warga AS dalam jemaat Mosaic Conference yang berasal dari budaya dominan selama ibadah mereka. 

“Lebih dari sembilan puluh persen jemaat kami berasal dari luar AS,” kata seorang pendeta dari jemaat Mosaic, yang meminta anonimitas untuk melindungi jemaatnya. “Banyak anggota kami saat ini merasa tidak aman atau nyaman saat beribadah karena perubahan kebijakan imigrasi yang membuat mereka merasa tidak aman dan tidak diterima.” 

“Alasan kami meminta pendampingan adalah karena kami membutuhkan dukungan dari saudara-saudari kami dari budaya dominan untuk menghibur kami dan berjalan bersama kami di masa sulit ini,” lanjutnya. “Beberapa anggota kami merasa lebih aman melihat warga Amerika duduk di belakang gereja. Kami mengenali kehadiran mereka, berbagi persekutuan bersama, dan merasa tidak sendirian.” 

Tujuan dari kemitraan pendampingan ini adalah untuk memperkuat hubungan antara jemaat dari budaya dominan dan jemaat dengan mayoritas imigran di wilayah tertentu, memberikan pelatihan Know Your Rights dan Be an Ally, serta memungkinkan kehadiran tamu dari budaya dominan untuk memberikan ketenangan dan berinteraksi dengan agen penegak hukum jika diperlukan. 

Salah satu kemitraan ini melibatkan enam jemaat, termasuk beberapa yang bukan bagian dari Mosaic Conference. Sejauh ini, sekitar 30 orang dari kelompok ini telah mengunjungi sebuah jemaat dengan mayoritas imigran dalam enam minggu terakhir. 

Salah satu buah dari upaya pendampingan ini adalah meningkatnya rasa kebersamaan dan terbentuknya hubungan baru antara jemaat yang berbeda. Beberapa kemitraan ini didasarkan pada hubungan yang sudah ada sebelumnya antara jemaat-jemaat tersebut. 

“Jemaat kami telah menjalin hubungan selama beberapa tahun dengan sebuah jemaat yang mayoritas anggotanya adalah imigran. Ketika mereka meminta pendampingan, meskipun gereja kami kecil, kami dengan mudah berkata ‘ya’,” kata Jacob Curtis, Co-Pastor dari Ambler (PA) Mennonite. 

“Kami memiliki hubungan dengan gereja-gereja Mennonite lain di dekat kami, jadi kami memanfaatkan hubungan tersebut dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam upaya ini,” lanjut Curtis. “Setiap orang yang telah berkunjung merasa terkesan dengan kehangatan dan energi jemaat. Mereka juga menghargai kesempatan untuk saling mengenal. Benih-benih telah ditanam. Hubungan baru sedang terbentuk. Kami bersemangat untuk melihat bagaimana Tuhan akan menumbuhkan semua kebaikan ini!” 

Saat ini, setidaknya tujuh jemaat Mosaic Conference terlibat dalam kemitraan pendampingan, sementara jemaat dari budaya dominan lainnya masih dalam proses membentuk tim pendampingan. Beberapa jemaat dengan mayoritas imigran masih mencari mitra pendampingan dari jemaat budaya dominan di wilayah mereka. Jika jemaat Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan kirim email ke immigration@mosaicmennonites.org. 

Ada beberapa cara lain Mosaic Conference telah mendukung jemaat dengan mayoritas imigran selama masa ini: 

  • Salah satu gereja Mosaic Conference adalah bagian dari gugatan Mennonite Church USA et al. v. United States Department of Homeland Security et al., yang menegaskan bahwa pembatalan kebijakan DHS melanggar perlindungan kebebasan beragama dalam Amandemen Pertama. Sidang untuk Preliminary Injunction dijadwalkan pada 4 April 2025. 
  • Mosaic Conference juga menanggapi kebutuhan akan komunikasi bilingual dan keterlibatan komunitas dengan mencari tambahan staf baru. 
  • Shalom Fund, dana gotong royong konferensi, terus menerima sumbangan untuk mendukung jemaat imigran yang menghadapi kebutuhan mendesak. 

Kami bersyukur atas dukungan yang terus mengalir dari seluruh konferensi bagi mereka yang paling rentan di antara kita. 


Jennifer Svetlik

Mosaic values two-way communication and encourages our constituents to respond with feedback, questions, or encouragement. To contact Jennifer Svetlik, please email jsvetlik@mosaicmennonites.org.

Filed Under: Articles Tagged With: immigration, Jennifer Svetlik

Harapan untuk Masa Depan: Merayakan 30 Tahun Damascus Road

March 20, 2025 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Dinginnya sisa musim dingin di Midwest mungkin tidak sebanding dengan Pantai Timur, tetapi itu tidak mengurangi harapan yang dipicu oleh para pemimpin kulit berwarna dan banyak undangan istimewa yang diberikan kepada mereka yang berpartisipasi dalam acara Hope for the Future MC USA di Goshen, Indiana. 

Tahun ini, tema konferensi adalah Merayakan 30 Tahun Pelatihan Anti-Rasisme Damascus Road, yang sekarang dikenal sebagai Roots of Justice training. Sekitar 130 orang berkumpul di Goshen College, tempat acara ini berlangsung. Hari pertama kami dimulai dengan resepsi malam di sebuah penginapan lokal, diikuti dengan ibadah dan sesi pada hari berikutnya. Ada sesi panel yang menampilkan semua pelatih dari Damascus Road / Roots of Justice, dan saya merasa terhormat serta bersyukur menjadi bagian dari panel tersebut. 

Hendy Matahelemual on a panel with other current and former Roots of Justice trainers. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

Pekerjaan anti-rasisme merupakan bagian penting dari prioritas Mosaic Intercultural kami. Sebelum kita benar-benar dapat berkumpul sebagai sesama di hadapan Tuhan—seperti yang digambarkan dalam Wahyu 7:9—kita harus mengatasi masalah utama yang sering diabaikan: dosa rasisme. Dosa ini telah membagi umat manusia menjadi dua kelompok—yang tertindas dan penindas, yang inferior dan superior, yang dominan dan yang tunduk—berdasarkan etnis, warna kulit, dan ras. 

Dr. Regina Shands Stoltzfus, pembicara utama pertama hari itu, mengingatkan kami untuk mengakui pekerjaan anti-rasisme di masa lalu dan masa kini saat kita mempersiapkan masa depan. Dia adalah rekan penulis Been in the Struggle bersama Tobin Miller Shearer. Mosaic mengadakan studi buku lintas budaya tentang topik ini dan mengundang kedua penulisnya untuk memimpin diskusi webinar melalui Zoom. Jika Anda melewatkannya, Anda dapat melihatnya di [tautan ini]. 

Hendy Matahelemual (left) and Mosaic Conference Board Member Maati Yvonne (fourth from left) with the other past and current Roots of Justice trainers present at the Conference. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

Saat saya merenungkan praktik spiritual dari pengakuan (acknowledgment), saya bergabung dalam sesi kelompok kecil tentang identitas multiras, lintas etnis, dan transrasial di gereja. Di sinilah saya menyadari bahwa sebagian besar dari kita, termasuk saya sendiri, membawa campuran identitas. Hanya dengan mengakuinya—dan diakui—itu adalah pengalaman yang membebaskan. 

Hari kedua diakhiri dengan Gala Dinner, di mana, untuk pertama kalinya, saya mendengar lagu Arirang yang dibawakan oleh saudara-saudari kami dari latar belakang Korea. Lagu ini melambangkan kesedihan dan harapan rakyat Korea yang merindukan Korea yang bersatu. Gala ini menjadi ruang untuk menghormati para tetua kami dan merayakan kebersamaan, dan ya, ada banyak tarian yang terjadi di sana. 

Suzette Shreffler membagikan kisahnya saat kami memulai hari terakhir konferensi. Sebagai keturunan Penduduk Asli Amerika, dia tumbuh sebagai bagian dari sistem sekolah asrama Indian, yang memaksa keluarganya untuk berasimilasi dengan budaya Euro-Amerika dengan tujuan menghapus bahasa, tradisi, dan identitas Pribumi. 

Dia mengalami trauma antargenerasi, tetapi syukur kepada Tuhan, dia menemukan kedamaian dalam Yesus melalui pelayanannya di Gereja Mennonite setempat. Dia menjadi perempuan Northern Cheyenne pertama yang mendapatkan kredensial dari Central Plains Mennonite Conference. Kisah ketahanannya menjadi cahaya harapan bagi masa depan, dan saya percaya masih banyak kisah lain yang menunggu untuk diceritakan. 

Mosaic Mennonite Conference Executive Committee Board Member Maati Yvonne was one of seven elders honored at the 12th annual Hope for the Future celebration. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

Acara ini diakhiri pada hari Minggu dengan Dr. Rev. Lerone Martin, yang membagikan salah satu khotbah Dr. Martin Luther King Jr. Dr. Martin adalah profesor Studi Agama dan Direktur Martin Luther King, Jr. Research and Education Institute di Stanford University. Saya sangat terkesan dengan bagaimana khotbah Dr. King tetap sangat relevan hingga hari ini. 

Dalam khotbahnya, Dr. King berbicara tentang tiga serangkai kejahatan: Rasisme, Kemiskinan, dan Kekerasan. Harapan saya untuk masa depan, bersama dengan Mosaic Conference, adalah bahwa kita dapat menghadapi semua ini dengan cara Yesus. Prioritas konferensi kami sudah ditetapkan untuk menghadapi kekuatan jahat ini saat kita semakin menjadi lebih Intercultural, Formational, dan Missional dalam jalan Yesus, di dunia yang sekaligus rusak dan indah. 


Hendy Matahelemual

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual, Hope for the Future, Maati Yvonne

Staf Imigrasi MCC di AS Menanggapi Panggilan dan Pertanyaan Mendesak

March 6, 2025 by Cindy Angela

Oleh Linda Espenshade, Editor Berita Mennonite Central Committee U.S.

Catatan Editor: Artikel ini dicetak ulang dengan izin. Anggota Mosaic Conference dapat menerima konsultasi hukum melalui kantor MCC West Coast ((559) 638-6911 atau westcoast@mcc.org) dan East Coast ((305) 249-3477 atau FloridaOffice@mcc.org). Hubungi immigration@mosaicmennonites.org jika anda memiliki pertanyaan. Juga lihat sumber daya Mosaic di sini untuk mendukung jemaat atau komunitas Anda dalam pelatihan “Kenali Hak Anda” dan hal lainnya. 

*Maria adalah nama samaran yang digunakan untuk melindungi identitasnya.


Maria* menghadapi keputusan sulit pada bulan September ketika dokumen yang memungkinkan dia tinggal di Amerika Serikat akan habis masa berlakunya. 

Dia bisa tetap tinggal di AS, menghadapi risiko deportasi dan hidup dalam ketidakpastian, agar putrinya yang masih remaja dan merupakan warga negara AS dapat terus tinggal di negara ini. Atau dia bisa kembali ke Venezuela setelah 16 tahun tinggal di AS, ke negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan dan politik yang begitu parah hingga 7,7 juta orang telah melarikan diri. 

Maria menemui pengacara imigrasi Mennonite Central Committee (MCC) East Coast, Rachel Diaz, untuk melihat apakah dia memiliki opsi lain untuk tetap tinggal secara legal setelah Status Perlindungan Sementara (TPS)-nya berakhir. 

Seperti imigran lainnya, ketakutan dan kekhawatiran Maria tentang tinggal di AS tanpa dokumen meningkat sejak Presiden Trump menginstruksikan agen Imigrasi (ICE) untuk menangkap 1.000 hingga 1.200 imigran setiap hari. 

Diaz menjelaskan bahwa Maria tidak memiliki opsi hukum untuk tetap tinggal, meskipun dia memiliki catatan kriminal yang bersih, kecuali Trump memperpanjang TPS untuk warga Venezuela. 

Sebagai gantinya, Diaz menyarankan agar Maria memastikan bahwa dia memiliki rencana kesiapan keluarga sehingga putrinya dapat dirawat jika Maria dideportasi. 

Rencana ini mencakup tindakan seperti: 

  • Menemukan orang terpercaya untuk merawat putrinya; 
  • Menandatangani formulir yang memberikan izin kepada orang terpercaya tersebut untuk merawat putrinya sementara, termasuk mendapatkan perawatan medis; 
  • Memiliki paspor yang masih berlaku untuk putrinya agar dia bisa terbang ke Venezuela. 

“Saya juga seorang ibu,” kata Diaz. “Dan di sini saya harus memberitahu seorang ibu, yang saya tahu telah bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang baik bagi putrinya, bahwa tidak ada jalan keluar hukum bagi mereka saat ini. Itu sangat sulit untuk dikatakan.” 

Saat para imigran menyaksikan penangkapan terjadi di berita dan di jalanan, dengan atau tanpa surat perintah hakim (warrant), panggilan ke staf imigrasi MCC meningkat. 

Imigran bertanya kepada staf MCC tentang cara mendapatkan dokumen agar mereka bisa tetap tinggal di negara ini. Mereka juga ingin tahu bagaimana cara melindungi anak-anak dan aset mereka jika mereka dideportasi. Para pendeta bertanya apa yang harus dilakukan jika agen ICE datang ke gereja mereka. 

Staf imigrasi MCC, terutama di California dan Florida, merespons dengan bertemu klien dan mengadakan pertemuan dengan kelompok di gereja dan sekolah. Mereka juga mendengarkan. 

Crystal Fernandez-Benites, petugas kasus hukum imigrasi untuk MCC West Coast, berbicara dengan dua anggota komunitas yang terkena dampak kebijakan imigrasi Presiden Trump. Foto MCC/Dina González-Piña  

“Kadang-kadang saya menghabiskan 20 menit hanya untuk mendengarkan situasi mereka, mencoba menenangkan mereka,” kata Crystal Fernandez-Benites, petugas kasus hukum imigrasi untuk MCC West Coast. Kadang-kadang tidak ada opsi hukum, katanya, “tetapi keberadaan seseorang, sebuah organisasi yang dapat mereka percayai dan datangi untuk mendapatkan bimbingan, saya pikir itu sangat penting.” 

Di seluruh negeri, semakin banyak staf memberikan presentasi “Kenali Hak Anda” di gereja, sekolah, dan komunitas. Dalam presentasi ini, peserta belajar langkah-langkah praktis yang harus diambil jika mereka ditahan dan bagaimana menjalankan hak-hak konstitusional mereka. Beberapa di antaranya: 

  • Gunakan hak Anda untuk tetap diam. 
  • Jangan menandatangani apa pun kecuali perjanjian dengan pengacara Anda sendiri. 
  • Bawa salinan dokumen imigrasi Anda. 
  • Jangan buka pintu kecuali agen ICE menunjukkan surat perintah (warrant) yang ditandatangani oleh hakim dengan nama dan alamat spesifik seseorang yang tinggal di rumah Anda. 
  • Hafalkan nomor telepon yang bisa dihubungi dari pusat penahanan. (Jangan bergantung pada ponsel Anda.) 

Seorang wanita yang menghadiri pelatihan di California mengatakan bahwa dia sangat tertekan oleh meningkatnya aktivitas ICE. 

“Saya keluar rumah dengan perasaan takut. Saya hanya keluar untuk keperluan mendesak, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk melindungi saya. Bagi saya, pelatihan ini sangat berguna karena kami perlu siap dan mengetahui hak kami.” Dia sekarang memiliki janji dengan MCC untuk memulai proses imigrasi. 

Fernandez-Benites mengatakan kekhawatiran utama yang dia dengar dari peserta pelatihan adalah tentang anak-anak mereka. “Mereka telah lama tinggal di komunitas ini. Mereka memiliki kehidupan di sini, dan anak-anak mereka lahir di sini serta masih di bawah umur.” 

Seorang pendeta yang menjadi tuan rumah pelatihan MCC West Coast untuk jemaatnya, yang mayoritas imigran, mengatakan bahwa dia dan suaminya, yang juga pendeta, telah diminta oleh setidaknya tiga keluarga untuk menjadi wali sementara bagi anak-anak mereka. 

“Mereka khawatir, dan seperti yang mereka katakan, ‘Siapa lagi yang bisa kami percayai? Kami tidak punya kerabat di sini.’ Dan jika ada, mereka berada di negara bagian lain, dan kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki dokumen resmi,” kata pendeta itu. Dia dan suaminya setuju untuk membantu mereka “karena saya percaya bahwa gereja ada untuk menolong.” 

Untuk lebih banyak sumber daya bagi imigran dan mereka yang ingin membantu, kunjungi mcc.org/support-immigrant-neighbors. Untuk meminta legislator Anda berbicara atas nama imigran yang terkena dampak perintah Trump, serta pengungsi dan pencari suaka, kunjungi mcc.org/campaign/speak-those-seeking-refuge-and-asylum. 

Filed Under: Articles Tagged With: immigration, MCC

Iman dalam Transisi: Refleksi atas Pelatihan Pelayanan Interim 

February 20, 2025 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Selama satu minggu yang dingin dan bersalju, beberapa pendeta dari Konferensi Mennonite Mosaic dan Konferensi Allegheny, yang berasal dari berbagai latar belakang, menghadiri program pelatihan Intentional Interim Minister di Princeton, New Jersey. 

Beth Kenneth, Koordinator Konsultasi dan Pelayanan Coaching untuk Center of Congregational Health, memimpin sesi tentang Workplace Big 5 Assessment.

Pelatihan ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara Eastern Mennonite University dan Center for Congregational Health serta berlangsung di Erdman Center, Princeton University. Pelatihan selama empat hari ini diadakan pada tanggal 10 hingga 13 Februari, hanya satu hari setelah Super Bowl. Pelatihan ini dapat terlaksana berkat dukungan dari Lily Grant. 

Sebelum mengikuti pelatihan, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner Workplace Big 5 Assessment guna mengidentifikasi tipe kepribadian mereka. Penilaian ini terbukti sangat bermanfaat dalam membantu para pendeta memahami kepribadian, kekuatan, dan tantangan mereka, sehingga dapat melayani dengan lebih efektif. Beberapa dari kami bahkan terkejut dengan hasil yang muncul, yang memberikan wawasan baru tentang diri kami sendiri dan pendekatan kami dalam pelayanan. 

Pembicara utama dalam pelatihan ini adalah Rev. Dr. Marvin L. Morgan, yang memiliki pengalaman luas sebagai pendeta dan intentional interim minister. Latar belakang akademisnya serta pengalamannya yang kaya dalam pelayanan sangat berharga bagi kami semua. 

Sejujurnya, ketika pertama kali mengikuti pelatihan ini, saya belum terlalu familiar dengan konsep pelayanan interim. Namun, melalui pengalaman ini, saya menyadari betapa pentingnya setiap pemimpin untuk siap memimpin dalam masa transisi. Pelayanan interim dapat menjadi jembatan penting yang membantu gereja menemukan pemimpin yang tepat untuk masa depan mereka. Saya sendiri menjadi pendeta di gereja saya saat ini berkat keberhasilan beberapa pendeta interim sebelumnya. Mereka membantu jemaat merangkul dan menghargai warisan mereka sekaligus menatap masa depan dengan harapan. 

Rev. Dr. Marvin L. Morgan, left, leads one of the sessions. Photo by Jaye Lindo.

Amy Yoder McGloughlin, executive minister untuk Konferensi Allegheny, menyatakan, “Pelatihan ini membantu saya untuk berpikir tentang apa yang dibutuhkan jemaat dan organisasi di masa transisi—bagaimana kita membantu jemaat merayakan masa lalu mereka dan menatap masa depan dengan sukacita.” 

Charlene Smalls, ketua Faith and Life Committee serta pendeta di Ripple Church, berbagi, “Saya benar-benar terinspirasi oleh betapa komprehensifnya kelas ini, yang mencakup baik aspek manusia maupun administrasi dalam pelayanan sebagai pendeta interim. Saya juga terinspirasi oleh rekan-rekan yang hadir—kelompok yang beragam, namun bersatu dalam komitmen mereka yang mendalam terhadap panggilan pelayanan pastoral.” 

Banyak dari kami juga merasa dikuatkan oleh pemahaman bahwa pelayanan interim bukan hanya peran bagi mereka yang sedang melayani sebagai pemimpin saat ini, tetapi juga kesempatan bagi pendeta yang sudah berpengalaman untuk memberikan kembali dalam cara yang baru. 

Dari kiri ke kanan: Hendy Matahelemual, Jaye Lindo, Ben Wideman, Amy Yoder McGlaughlin, Jason Kuniholm, Jenifer Eriksen Morales, Christina Manero, Jacob Cook, Charlene Smalls, Pavel Gailans, Marvin L. Morgan

Jaye Lindo, pendeta 7 Ways Church Fellowship sekaligus staf Mosaic, merefleksikan, “Yang paling menginspirasi bagi saya adalah bahwa pelayanan interim yang disengaja bisa menjadi cara yang bermakna bagi para pendeta yang akan pensiun untuk tetap melayani. Setelah dilatih melalui Intentional Interim Minister Training, mereka dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk membimbing gereja melalui proses pencarian pendeta baru yang penuh tantangan. Pelatihan ini memberikan jemaat alat-alat praktis untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan apa yang benar-benar mereka yakini.” 

Di luar aspek teknis dan strategis pelayanan interim, banyak dari kami merasa sangat tersentuh oleh dimensi spiritual dari panggilan ini. Pendeta interim melangkah masuk ke dalam jemaat di saat-saat yang krusial, memberikan pelayanan pastoral, penegasan, dan bimbingan saat komunitas menghadapi perubahan. 

Pavel Gailans, pendeta interim di Homestead Mennonite Church di Florida, menambahkan, “Tubuh Kristus memiliki banyak kebutuhan. Pendeta interim yang disengaja dipanggil untuk menjadi gembala-penjaga yang menemani umat Tuhan di saat krisis. Ini adalah waktu untuk mendengarkan, berdoa, mencari bimbingan dari Roh Kudus, dan kemudian memimpin orang lain dengan kasih dan belas kasihan. Pelatihan ini membantu saya menyelami lebih dalam hati Tuhan bagi umat-Nya.” 

Pelatihan ini mengingatkan kami bahwa transisi adalah bagian penting dari pekerjaan Tuhan dalam Gereja. Kisah Musa dan Yosua menggambarkan ini dengan baik—Musa memimpin orang Israel melalui padang gurun, tetapi Yosua membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Tuhan meyakinkan Yosua, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yosua 1:5). Saat kami kembali ke pelayanan kami, kami melakukannya dengan kepercayaan bahwa Tuhan hadir dalam setiap transisi, membimbing kami dengan hikmat dan kasih karunia-Nya. 


Hendy Matahelemual

Hendy Matahelemual is the Associate Minister for Community Engagement for Mosaic Conference. Hendy Matahelemual was born and grew up in the city of Bandung, Indonesia. Hendy lives in Philadelphia with his wife Marina and their three boys, Judah, Levi and Asher.

Filed Under: Articles

Daftarkan Diri Anda untuk Pertemuan Musim Semi 2025 Konferensi Mosaik 

February 13, 2025 by Cindy Angela

Di tahun 2025, Konferensi Mosaic akan mengadakan Pertemuan Musim Semi (Spring Assembly) yang tersebar, bersama dengan Pertemuan Musim Gugur (Fall Assembly) yang biasa kita lakukan. Format baru Spring Assembly ini akan menyerupai pertemuan persiapan delegasi tahun 2024, dengan berbagai pertemuan regional yang diadakan dalam berbagai bahasa. 

Pertemuan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan untuk lebih banyaknya percakapan langsung dan membangun hubungan di seluruh Konferensi. 

“Spring Assembly adalah kesempatan kita untuk bekerja menuju pilar-pilar rencana strategis kami, yaitu membangun hubungan, pengembangan kepemimpinan, serta kejelasan dan identitas,” kata Moderator Konferensi Angela Moyer Walter. “Ini adalah kesempatan untuk terlibat dalam percakapan bermakna tentang apa artinya menjadi bagian dari Mosaic dan bermitra dengan pekerjaan Tuhan di antara kita.” 

Assembly ini diperuntukkan bagi delegasi Konferensi tahun 2024 dan 2025, serta siapa pun dari dalam Konferensi Mosaic yang ingin berpartisipasi dalam kesempatan pembekalan ini. 

Peserta akan dibekali dengan konsep model gereja centered-set serta panduan prioritas inti yang sedang dikembangkan sebagai bagian dari fokus rencana strategis pada kejelasan dan identitas. Tidak akan ada pengambilan keputusan dalam Spring Assembly ini. 

“Kami sangat senang dapat menawarkan berbagai tanggal dan lokasi untuk Spring Assembly, sehingga sebanyak mungkin delegasi saat ini dan di masa depan dapat berpartisipasi,” ujar Kepala Pelayanan untuk Administrasi, Brooke Martin. “Jadwalnya akan mengikuti format yang sama dengan pertemuan persiapan delegasi, yang sukses dilangsungkan di waktu lalu. Kami berharap dapat menggunakannya kembali untuk acara ini.” 

Tanggal dan lokasi sebagian besar telah dikonfirmasi, dan pendaftaran kini dibuka. Harap tandai kalender Anda dan sebarkan informasi ini: 

  • Blooming Glen Mennonite Church, Blooming Glen, PA – Kamis, 3 April 2025, pukul 9:30 AM (ET) 
  • Kantor Mosaic Conference, Lansdale, PA – Sabtu, 5 April 2025, pukul 9:30 AM (ET) 
  • Pertemuan Zoom dalam Bahasa Inggris & Indonesia – Selasa, 8 April 2025, pukul 7 PM (ET) / 4 PM (PT) 
  • Pertemuan Zoom dalam Bahasa Inggris & Spanyol – Minggu, 13 April 2025, pukul 7 PM (ET) / 4 PM (PT) 
  • JKI Anugerah, Sierra Madre, CA – Sabtu, 26 April 2025, pukul 10 AM (PT) – Pertemuan dalam Bahasa Inggris & Indonesia 
  • Nations Worship Center, Philadelphia, PA – Rabu, 30 April 2025, pukul 6:30 PM (ET) – Pertemuan dalam Bahasa Inggris, Spanyol & Indonesia, dimulai dengan makan malam 
  • Pertemuan langsung di Florida (lokasi & waktu akan ditentukan segera) – Sabtu, 3 Mei 2025 

Daftarkan diri Anda di: https://mosaicmennonites.org/assembly/spring/ 

Filed Under: Articles Tagged With: Conference Assembly, Spring Assembly 2025

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 17
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use