• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • 繁體中文 (Cina)
  • English (Inggris)
  • Việt Nam (Vietnam)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia
  • Kreol ayisyen (Creole)

Articles

Sebuah Surat untuk Para Delegasi Mosaic Conference

October 30, 2025 by Cindy Angela

oleh Maribeth Benner

Kepada para delegasi dan anggota Mosaic Mennonite Conference:  

Saya merekomendasikan untuk dengan hormat memberikan suara MERAH (Tidak) pada Pertemuan Delegasi Mosaic Mennonite Conference mendatang. 

Dewan Mosaic Mennonite Conference dan Dewan Mennonite Church USA (MC USA) telah berada dalam situasi yang sangat sulit sejak pemungutan suara delegasi Mosaic pada November 2024. Pemungutan suara tersebut, yang disahkan dengan 40% suara setuju (dan 31% mengikuti, total 71%), mengarahkan Dewan Mosaic untuk membentuk kemitraan dengan MC USA, sementara Mosaic masih menjadi konferensi anggota. Sepanjang tahun ini, MC USA terus berhubungan dengan Mosaic sebagai konferensi anggota, dan komunikasi antara kedua pihak berjalan sulit. 

Dewan Mosaic telah sebagian menindaklanjuti arahan hasil keputusan para delegasi November 2024 dengan membawa usulan untuk mengundurkan diri dari MC USA ke Pertemuan Delegasi bulan November 2025 ini. Mereka belum dapat menindaklanjuti arahan untuk membangun kemitraan yang kuat dengan MC USA. Namun, dapat diakui bahwa mereka telah berupaya melakukannya, dan proposal mereka pada November 2025 tetap menyertakan harapan untuk membangun kemitraan tersebut. 

Beberapa hal penting telah terjadi sejak pemungutan suara delegasi November 2024 yang dapat menjadi pertimbangan bagi para delegasi pada majelis November 2025 ini: 

  1. Dewan Eksekutif MC USA telah menawarkan untuk melakukan proses mediasi dengan Dewan Mosaic. Tawaran tersebut masih terbuka.
  2. Para pemimpin dalam Majelis MC USA pada Juli 2025 menyampaikan bahwa kita sebagai anggota MC USA akan terlibat dalam proses restrukturisasi, sesuatu yang juga telah disebut oleh Dewan dan staf Mosaic sebagai kebutuhan MC USA. 

Jika dengan hormat memilih Suara MERAH (Tidak), kita: 

  1. Menghargai kerja keras Dewan Mosaic sepanjang tahun lalu.
  2. Menghargai beban berat yang harus ditanggung Dewan Mosaic untuk menentukan tindakan apa yang akan diajukan pada rapat majelis November 2025 ini. 
  3. Membebaskan Dewan Mosaic untuk memilih apakah akan terlibat dalam mediasi dengan MC USA atau tidak, tanpa terikat pada tenggat waktu tertentu. Dewan Mosaic dapat berfokus pada pekerjaan utama mereka, yaitu menjadi Mosaic, sebagaimana telah mereka nyatakan pada bulan Mei lalu. Mereka dapat melakukan hal ini tanpa harus menjalani transisi besar untuk mengambil alih pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh MC USA bagi kita.
  4. Membebaskan kita sebagai anggota jemaat yang merupakan bagian dari Mosaic dan MC USA untuk tetap berpartisipasi dalam kedua lingkup tersebut—konferensi dan denominasi. Kita akan tetap dapat: 
    • Berelasi sebagai konferensi saudara dengan 14 konferensi lainnya di MC USA. Anggota Mosaic berjumlah sekitar 1/6 dari total anggota MC USA. Kita dapat saling memberkati dan menerima berkat dengan menjadi bagian dari gereja yang lebih luas ini bersama semua anggota MC USA lainnya. 
    • Mengirim delegasi perwakilan ke Konvensi Mennonite, dan baik sebagai delegasi maupun peserta umum, kita dapat menikmati kesempatan pertumbuhan rohani dan pembangunan relasi melalui lokakarya, studi Alkitab, ibadah, serta pelayanan bagi anak-anak, remaja, dan orang dewasa. 
    • Mengirim para pemimpin untuk menjadi bagian dari Constituency Leadership Council demi persekutuan, saling mendukung, serta memberikan masukan bagi Dewan Eksekutif, staf, dan gereja yang lebih luas di MC USA. 
    • Menerima dan berkolaborasi dalam pengembangan di bidang pendidikan Mennonite, kehidupan dan iman Kristen, musik gereja, pelayanan Hispanik, penanaman gereja, kepemimpinan perempuan, penghapusan rasisme, dan keadilan iklim. 
    • Menerima dukungan kepemimpinan pastoral dalam proses pencarian dan transisi pendeta yang disediakan oleh MC USA. 
    • Mengajukan beasiswa bagi mahasiswa BIPOC (Black, Indigenous, and People of Color) yang bersekolah di lembaga pendidikan Mennonite. 
    • Bersama-sama menjadi saksi damai dengan saudara-saudara kita di seluruh Gereja Mennonite di Amerika Serikat. 
    • Mendukung dan berpartisipasi dalam proses restrukturisasi MC USA, yang merupakan hal penting dan menjadi kesempatan bagi kita untuk ikut terlibat. 

Saat kita dengan hormat memilih Suara MERAH (Tidak), kita mengakui bahwa ada peluang bagi rekonsiliasi untuk terjadi dan mengundang pekerjaan kreatif Tuhan di tengah orang-orang yang telah menjadi bagian dari Mosaic dan MC USA yang mengalami perpecahan. 

Saat kita dengan hormat memilih Suara MERAH (Tidak), hal ini bersifat membebaskan, membawa kita ke tempat yang baru dan tidak lagi terjebak dalam kebuntuan yang kita alami sepanjang tahun lalu. 

Saya menulis ini dengan kerendahan hati, menyadari bahwa saya tidak sepenuhnya memahami semua faktor yang memengaruhi setiap orang dalam situasi ini. Ini hanyalah analisis terbaik saya terhadap keadaan yang sedang kita hadapi saat ini. 


          Maribeth Benner

          Maribeth Benner adalah seorang pendeta Mennonite, guru, pendidik dan ibu dari dua anak perempuan dewasa. Maribeth tinggal di Telford, Pennsylvania dengan suaminya Darin.

          Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Assembly 2025, Assembly 2025

          Perjalanan Iman dan Persekutuan Kita

          October 30, 2025 by Cindy Angela

          Refleksi dari Komunitas Mennonite Indonesia di Mosaic Conference 

          oleh Hendy Matahelemual

          Komunitas imigran Mennonite Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat telah mengalami banyak berkat sekaligus tantangan nyata. Hidup di budaya baru telah mengasah dan menantang kami, kadang dengan cara yang sulit. Ketegangan budaya, mikroagresi, dan rasisme menjadi bagian dari pengalaman kami sehari-hari, bahkan di lingkungan Kristen. Namun kami terus menemukan kekuatan di dalam Tuhan dan komunitas gereja kami. Gereja telah menjadi pusat kehidupan kami—tempat kami diingatkan akan kesetiaan Tuhan serta menemukan rasa memiliki, kesembuhan, dan pengharapan. 

          Di tengah berbagai tantangan ini, hubungan kami dengan komunitas Mennonite lain di Amerika Serikat telah menjadi sumber dorongan dan dukungan yang berharga. Hubungan kami dengan Mennonite Church USA (MC USA) dulu bersifat positif dan bermakna, namun dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih rumit dan sulit. 

          Perjalanan saya dalam persekutuan ini dimulai ketika saya bergabung dengan Franconia Conference (yang kini menjadi Mosaic Conference) dan menghadiri Konvensi Mennonite pertama saya di Orlando, Florida, pada tahun 2017 melalui program Servant Leader. Pada tahun 2021, saya mendapat kehormatan untuk melayani sebagai salah satu pemimpin pujian di MennoCon, Cincinnati, Ohio. Saya juga berpartisipasi dalam Hope for the Future, sebuah pertemuan nasional para pemimpin dari kelompok ras dan etnis minoritas, serta terlibat dalam Mennonite Men, di mana saya melayani sebagai anggota dewan. Semua pengalaman ini memperkuat komitmen saya terhadap komunitas Mennonite yang lebih luas. 

          Sangat disayangkan bahwa banyak hal baik yang telah dibangun selama bertahun-tahun menjadi tertutupi oleh cara Resolution for Repentance and Transformation diperkenalkan dan disahkan dalam Sesi Delegasi Spesial di Kansas City pada tahun 2022. Prosesnya kurang memiliki kepekaan lintas budaya dan terasa sepihak. Percakapan dipersingkat karena keterbatasan waktu, sehingga hampir tidak ada ruang untuk dialog yang tulus—terutama bagi mereka yang baru pertama kali bertemu. Sebagai seseorang yang bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris, proses ini saya alami sebagai sesuatu yang bersifat eksklusif dan, dalam banyak hal, diskriminatif. 

          Resolusi tersebut memaksakan kerangka dan bahasa budaya tertentu—menggunakan istilah dan kata-kata yang tidak selalu mencerminkan konteks, budaya, atau keyakinan kami. Sebagai imigran Indonesia, kami sering merasa tidak berdaya di bawah pengaruh dominan kelompok mayoritas kulit putih, yang menekan kami untuk menyetujui nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya dan keyakinan kami. 

          Apa yang sudah terjadi tidak dapat diubah. Pertanyaannya sekarang adalah: apa yang dapat kami lakukan sebagai komunitas Indonesia Mennonite Kristen? Tanggapan kami bergantung pada mereka yang bersedia mendengarkan dan berjalan bersama kami. 

          Meskipun banyak gereja telah memilih untuk keluar dari Mosaic Conference atau MC USA, kami memilih untuk tetap bersama Mosaic. Kami membutuhkan naungan rohani, perhatian, dan dukungan. Kami sangat bersyukur kepada Mosaic Conference yang telah menunjukkan pengertian, kasih, dan kesadaran lintas budaya yang tulus. Komunitas Mennonite Indonesia di Amerika Serikat merasa bahwa suara kami sungguh didengarkan oleh Mosaic, dan kami merasa lebih dekat dengan Mosaic daripada dengan MC USA. 

          Ada banyak hal yang tidak dapat saya tuliskan di sini. Dalam budaya kami, ada hal-hal yang tidak pantas diungkapkan secara tertulis, tetapi bukan berarti hal-hal tersebut tidak dapat dibicarakan secara langsung. Salah satu tantangan bagi budaya dominan kulit putih di Amerika adalah belajar untuk mendengar hal-hal yang tidak diucapkan dan melihat hal-hal yang tidak tertulis, serta memahami bahwa kenyataan-kenyataan yang tak terucap dan tak tertulis itu sungguh ada. 

          MC USA tidak mewakili suara komunitas imigran Mennonite Indonesia di Amerika Serikat. Karena itu, kami percaya bahwa keputusan untuk tidak melanjutkan keanggotaan adalah langkah yang tepat. Kami tidak memandang hal ini sebagai perpecahan, melainkan sebagai kesempatan bagi Mosaic untuk bertumbuh—membangun hubungan yang saling menajamkan sebagai saudara seiman yang setara di dalam Kristus. 

          Atas dasar itu, Komunitas Mennonite Indonesia di Mosaic mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Mennonite World Conference (MWC) dan mengundang mereka untuk bertindak sebagai mediator antara Mosaic dan MC USA, membantu menyatukan kita di bawah keluarga besar MWC, agar bersama-sama kita dapat berjalan dalam kesatuan, berpusat pada Yesus, dan terus menjadi saksi akan damai-Nya di dunia yang sangat membutuhkannya. 


          Hendy Matahelemual

          Hendy Matahelemual adalah pastor dari Indonesian Light Church, Philadelphia, PA.

          Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Assembly 2025, Assembly 2025

          Menemukan Jalan di Tengah Kebuntuan

          September 18, 2025 by Cindy Angela

          oleh Stephen Kriss

          Kisah konflik antara Paulus dan Barnabas dalam Kisah Para Rasul selalu membuat saya gelisah. Mengapa kedua saudara itu tidak bisa menyelesaikannya? Perselisihan mereka adalah tentang tentang siapa yang boleh ikut dalam perjalanan mereka, dan juga tentang sikap hati yang berbeda.

          Mereka sampai pada kebuntuan. Kebutuhan untuk memberitakan Injil ke banyak tempat lebih baik dilakukan dengan berpisah daripada tetap terjebak dalam hubungan yang penuh ketegangan.

          Apakah ada pengaruh kepribadian? Pasti. Apakah rasa frustrasi itu nyata? Tentu. Apakah pelayanan mereka setelah terpisah berhasil? Tampaknya, ya. Apakah Injil dirugikan oleh keputusan mereka untuk berpisah? Pada akhirnya, tidak. Namun kisah ini mengingatkan kita bahwa perpisahan–meskipun diperlukan–tetap bisa terasa menyakitkan.

          Konferensi Mosaik saat ini menghadapi situasi serupa. Kami telah menghabiskan banyak energi dan waktu untuk mempertimbangkan bagaimana Mosaik perlu menyelaraskan hubungan dengan Mennonite Church USA. Setelah bertahun-tahun negosiasi, Dewan Konferensi Mosaic merekomendasikan bahwa sudah saatnya tidak melanjutkan hubungan dalam bentuk yang sekarang.

          Rekomendasi dari Dewan Mosaik adalah sebuah undangan untuk berfokus pada apa yang mungkin kita lakukan bersama di luar ikatan denominasi saat ini, dan bergerak menuju keterhubungan global melalui Mennonite World Conference.

          Saya percaya ini adalah pilihan terbaik untuk masa depan Mosaik. Meskipun saya sangat berakar pada komunitas-komunitas yang membentuk Mennonite Church USA, saya sadar bahwa perpecahan dalam denominasi ini sudah menjadi bagian dari awal perjalanan Konferensi kita.

          Eastern District Conference memilih untuk terbelah dua daripada bergabung dengan Mennonite Church USA. Southeast Mennonite Conference juga terpecah menjadi beberapa bagian. Sejak Mosaic terbentuk pada 2019, lebih dari enam gereja mantan anggota Franconia Conference sudah meninggalkan Mosaic. Kita tidak selalu siap dengan betapa mahalnya perjalanan ini. Pergeseran hubungan dan ikatan sudah menjadi bagian dari sejarah Anabaptis. Ini bukan hal baru.

          Paulus dan Barnabas tidak terjebak dalam kebuntuan selama kita dengan Mennonite Church USA. Sejak awal Konferensi Mosaik, pertanyaan tentang ikatan dengan denominasi sudah muncul, tetapi pergumulannya memuncak pada 2022. Pertanyaan seputar penerimaan terhadap orang-orang kulit berwarna dan orang queer banyak memengaruhi percakapan ini (tidak jauh berbeda dengan percakapan dalam Kisah Para Rasul). Pertanyaan-pertanyaan ini berbicara tentang bagaimana orang dihargai dan suaranya dianggap penting.

          Dalam percakapan dengan Mennonite Church USA, sebagian dari kita selama bertahun-tahun merasa diabaikan dan kekhawatiran kita tidak dianggap serius.

          Kini, meskipun ukuran Mennonite Church USA hanya sepertiga dari ketika awal berdiri, tata aturan dan struktur yang digunakan masih seperti untuk sistem yang jauh lebih besar. Kadang, mereka tidak menanggapi keprihatinan dari komunitas kulit berwarna, butuh waktu bertahun-tahun untuk memperjuangkan penerimaan orang queer, dan lambat menanggapi perubahan realitas keuangan maupun demografi. Banyak yang sudah menerima narasi kemunduran sambil tetap berharap akan adanya kebangkitan.

          Kami mencoba bernegosiasi dengan Mennonite Church USA dengan tangan terbuka. Kami memenuhi semua permintaan. Kami hadir secara konsisten. Kami meminta nasihat. Kami bertemu langsung maupun lewat Zoom. Kami bergerak dengan itikad baik. Kami menjaga hubungan dengan pemimpin Konferensi lain di AS dan Kanada.

          Kami percaya yang kami hadapi adalah sistem dan kuasa, bukan individu. Kami percaya saudara-saudari kita di dalam Kristus bertindak dengan niat baik. Kami paham bahwa perubahan dalam struktur besar itu sulit dan memakan waktu.

          Namun, komunikasi sering kali sulit. Pernyataan publik dari Mennonite Church USA sering terasa merendahkan, bukan membangun kerja sama. Kami sudah mau berbagi sumber daya, tapi hampir tidak ada perubahan.

          Undangan dari Mennonite Church USA untuk mediasi pada bulan Mei datang terlalu mendadak bagi dewan kami. Kami menindaklanjutinya pada Juli dengan kesiapan untuk melanjutkan percakapan (dengan atau tanpa mediasi) antara moderator dan staf eksekutif Mosaic dengan moderator dan staf eksekutif Mennonite Church USA.

          Namun hingga kini kami tidak mendapat tanda adanya kesediaan untuk melanjutkan pembicaraan. Kami terpaksa memberikan rekomendasi kepada para delegasi tanpa adanya negosiasi yang sehat atau kejelasan dari para pemimpin Mennonite Church USA.

          Pada saat yang sama, kami siap melangkah sebagai Mosaik. Setelah memutuskan soal afiliasi minggu ini, dewan kami juga menegaskan dokumen inti yang menggambarkan bagaimana kami selama ini berjalan dan arah ke depan.

          Kami menegaskan Yesus sebagai Pusat kami. Kami berorientasi pada Seven Shared Convictions dari Mennonite World Conference (sesuatu yang dulu kami tunda di awal pembentukan Mosaik karena arahan dari Mennonite Church USA). Kami memilih untuk hidup dalam praktik restoratif, bukan percakapan yang menghukum perbedaan.

          Langkah ini akan membuat Mosaik, dengan segala keberagaman gereja yang sudah ada di dalam kita, bisa bertumbuh. Inilah jalan ke depan kita.

          Kadang kita harus melepaskan yang sudah familiar untuk menemukan masa depan kita. Masa depan Mosaik cerah, walau jalan ke depan mungkin penuh gejolak.

          Kita akan berupaya membangun kemitraan yang saling memberi dan menerima. Kita akan bersikap murah hati. Kita percaya Roh Kudus akan menumbuhkan dan menjaga buah yang kita perlukan. Kita melangkah dengan kerendahan hati, dengan ratapan, dan dengan pengharapan akan karya penebusan Yesus yang terus berlanjut bagi kita dan bagi dunia kita yang indah dan penuh luka.


          Stephen Kriss

          Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Stephen Kriss

          Dewan Mosaik Merekomendasikan untuk Tidak Melanjutkan Keanggotaan dengan MC USA, Menegaskan Dokumen Identitas Baru dan Kekuatan Finansial

          September 18, 2025 by Cindy Angela

          Pertemuan Dewan 15 September 2025

          Dalam pertemuan 15 September 2025, Dewan Konferensi Mennonite Mosaik memilih untuk merekomendasikan agar Konferensi tidak melanjutkan keanggotaannya dengan Mennonite Church USA (MC USA). Rekomendasi ini akan dibawa kepada para delegasi untuk didiskusikan dan diputuskan melalui pemungutan suara pada Mosaic Delegate Assembly 2025.

          Bahasa surat suara yang disetujui berbunyi:

          Untuk tidak melanjutkan keanggotaan Mosaic Mennonite Conference dengan Mennonite Church USA dan mengembangkan kemitraan yang sehat dan saling mendukung dengan Mennonite Church USA, Mennonite World Conference, dan komunitas Anabaptis lainnya.


          Anggota dewan Mosaic mempertimbangkan dengan cermat kejelasan dan kemudahan terjemahan dari kata-kata tersebut sebelum menyetujuinya. Pada Assembly tanggal 1 November 2025, delegasi Mosaic akan memberikan suara menggunakan skala merah (tidak setuju), kuning (mengikuti rekomendasi), atau hijau (setuju). Sesuai dengan peraturan dasar Mosaik, setiap orang yang tidak memilih akan dihitung sebagai “tidak setuju.”

          Mosaic telah memiliki hubungan yang rumit dengan MC USA selama bertahun-tahun. Meskipun telah ada banyak percakapan, Mosaic dan MC USA belum mampu mendamaikan perbedaan signifikan terkait polity dan praktik antarbudaya—isu yang memengaruhi realitas sehari-hari Mosaic.

          “Karena koneksi kami di tempat lain, Mosaic telah berkembang dengan cepat, secara organik, dan secara relasional di Kolombia, Meksiko, dan tempat lainnya,” kata salah satu anggota dewan Mosaic, Haroldo Nunes.

          “Ketika kami membagikan realitas ini dengan MC USA, termasuk tantangan yang dihadapi para pemimpin kami yang tidak berbahasa Inggris, mereka tidak responsif terhadap kebutuhan kami. Dengan tetap berada dalam struktur yang membatasi ini dan terus menunggu, visi dan misi kami terdampak.”


          Keputusan dewan ini mengikuti bertahun-tahun pertimbangan dalam doa dan upaya dialog serta pemahaman dengan MC USA. Moderator Konferensi Mosaik, Angela Moyer Walter, menghubungi MC USA pada akhir Juli untuk meminta percakapan lebih lanjut dengan komite eksekutif MC USA dan diberitahu bahwa komite eksekutif tidak tersedia untuk pertemuan tersebut.


          “Kami sangat menghargai sejarah dan hubungan yang telah kami bangun dengan Konferensi-Konferensi lain dan denominasi,” kata Moderator Konferensi, Angela Moyer Walter.  

          “Pimpinan MC USA menunjukkan sedikit kemauan untuk menangani masalah struktural terkait polity, praktik antarbudaya, dan kemitraan global yang secara signifikan memengaruhi Mosaic. Meskipun denominasi pernah terbuka terhadap perubahan, momentum itu kini terhenti. Status kami saat ini dalam MC USA tidak sehat, dan dewan percaya bahwa bergerak menuju hubungan yang lebih sehat akan memungkinkan Mosaik untuk berkembang.”

          Moyer Walter mencatat bahwa Pathway Steering Team Mosaik mengenali dan membicarakan cara berhubungan yang lebih sehat dengan MC USA.

          “Kami meminta tambahan satu tahun untuk mengeksplorasi kemungkinan baru, meminta hubungan kemitraan di mana Mosaic akan menjadi ‘entitas program’ dalam MC USA,” katanya. “Saya menyesalkan bahwa MC USA tidak melihat ini sebagai kemungkinan. Saya menantikan bagaimana kemitraan yang sehat akan muncul dengan Mennonite World Conference, MC USA, dan komunitas Anabaptis lainnya.”



          Dokumen Pemusatan Menegaskan Identitas dan Arah


          Sambil menatap masa depan, dewan juga secara bulat menegaskan Dokumen Pemusatan (Centering Document) untuk membantu mengartikulasikan identitas Konferensi dan sikap relasional sebagai “centered set” dengan Yesus sebagai pusat kami. Dokumen ini didasarkan pada hal-hal yang dilakukan Konferensi Mosaik tahun ini untuk mendukung pilar Clarity/Identity dari rencana strategis, termasuk Respectful Communication Guidelines dan Priorities Guide yang akan dirilis secara lengkap di Equipping Event hari Jumat (10-31) di akhir pekan Assembly.

          Merefleksikan dokumen baru ini, Pemimpin Pelayanan Josh Meyer berkata, “Dokumen ini memanggil kita kembali ke pusat—Yesus—dan mengundang kita untuk mewujudkan keramahtamahan yang penuh hikmat sekaligus ekspektasi yang tinggi. Harapan saya adalah agar kita semua menjalankannya bersama, sehingga komunitas kita menjadi saksi hidup dari kasih perdamaian Kristus.”

          Centering Document akan menjadi kerangka panduan bagi Mosaic dalam berinteraksi dengan komunitas internal yang beragam maupun hubungannya dengan badan Anabaptis lainnya. Dokumen ini mengacu pada Shared Convictions dari Mennonite World Conference dan Anabaptist Essentials oleh Palmer Becker.

          “Dokumen ini penting agar kita tahu siapa diri kita sebagai Mosaic Conference dan kita menjadi selaras dengan tujuan kita,” kata Pemimpin Pelayanan Aldo Siahaan. “Dokumen ini juga penting agar dipahami oleh semua orang, dari berbagai latar belakang, budaya, tradisi iman, dan perspektif teologis, sehingga kita dapat memiliki cara pandang yang sama meskipun ada perbedaan.”

          Baik dalam rekomendasi untuk tidak melanjutkan keanggotaan di MC USA maupun dalam pembuatan dan penegasan Centering Document, dewan Mosaik secara serius meminta dan menindaklanjuti masukan staf dan para Pemimpin Pelayanan.

          Kesehatan Finansial dan Pengelolaan Dana

          Mosaic Conference terus beroperasi dengan kekuatan finansial, berkat akuisisi properti, dana dari Lilly Endowment, Inc. untuk Vibrant Mosaic, pertumbuhan investasi, dan terus kuatnya kontribusi dari para anggota.

          Dalam pertemuan dewan ini, Bruce Thomas dari Detweiler Hershey mempresentasikan hasil review laporan keuangan terbaru, yang secara resmi diterima oleh dewan.

          “Kami bersyukur atas kerja menyeluruh dari firma akuntansi, Komite Keuangan, dan staf Konferensi,” kata Cory Longacre, Ketua Komite Keuangan. “Pengelolaan yang solid dan transparansi telah menempatkan Mosaik dalam posisi yang baik untuk mendukung visinya ke depan.”

          Tambahan Lainnya

          • Dewan menyetujui jadwal Assembly 2025.
          • Dewan meninjau dan menfinalisasi tanggal dan agenda pertemuan persiapan delegasi.
          • Dewan menyetujui notulen dari beberapa komite dan pertemuan sebelumnya tanpa perubahan.

          Pertemuan dewan dibuka dengan renungan yang dipimpin oleh Asisten Moderator Roy Williams, berpusat pada Filipi 2:1–5, mendorong anggota dewan untuk merenungkan kekuatan dan penghiburan dalam Kristus serta panggilan untuk saling peduli.

          Saat Mosaik memasuki musim penting, tindakan dewan mencerminkan komitmen terhadap mencari petunjuk rohani, memperjelas misi, dan menatap masa depan dengan penuh harapan.

          “Kami berduka, kami tertawa, kami menangis, kami saling mendengarkan, dan kami berdoa,” kata anggota Komite Eksekutif Maati Yvonne. “Apa yang Tuhan ingin kami lakukan? Sebagai orang percaya dalam Kristus, kami percaya Roh Kudus akan memimpin dan membimbing kita saat kita terus berdoa dan menjalani keputusan ini.”


          Filed Under: Articles Tagged With: Board Updates, Conference News

          Dewan Konferensi Mosaic Menanggapi Penolakan MC USA atas Usulan Kemitraan Pelayanan 

          May 29, 2025 by Cindy Angela

          Pada tanggal 16–18 Mei 2025, Dewan Konferensi Mosaic mengadakan retret tahunan temu muka di Homestead, FL. Bertemu enam kali dalam setahun, Dewan Konferensi mengawasi urusan konferensi dan komite-komite, serta memastikan bahwa Mosaic tetap sejalan dengan visi dan peka terhadap tuntunan Roh Kudus dalam area-area pertumbuhan dan transformasi. 

          Selain waktu untuk doa, pujian penyembahan, dan memperdalam relasi, anggota Komite Eksekutif Maati Yvonne memimpin kelompok ini pada Sabtu pagi dalam sesi pembelajaran dan praktik circle process. 

          Circle process yang dipimpin oleh Maati Yvonne.

          “Saya suka bagaimana circle itu menyatukan orang, memperdalam relasi, dan meningkatkan pemahaman,” refleksi Maati Yvonne. “Di tengah semua hal yang perlu didiskusikan oleh dewan, sangat penting untuk berhenti sejenak dan menggunakan circle untuk mengekspresikan perasaan dan dampak yang kami alami. Harapan saya adalah kita semakin sering menggunakan circle process untuk menyelesaikan permasalahan dan membiarkan Roh Kudus membawa pemulihan, baik di keluarga dan kelompok remaja, komunitas dan jemaat, serta di tingkat konferensi.” 

          Retret dewan dibuka dengan renungan dari Kisah Para Rasul 1:8. Para anggota dewan berbagi kesaksian mengenai karya Roh Kudus dan kasih pendamaian Yesus. 

          Pembaruan Rencana Strategis dan Refleksi atas Spring Assembly 

          Dewan meninjau kemajuan dari lima pilar dalam rencana strategis Mosaic: Kejelasan/Identitas, Komunikasi, Pengembangan Kepemimpinan, Rekonsiliasi, dan Pembangunan Relasi. Mereka juga merefleksikan bagaimana sesi pelatihan dalam Spring Assembly baru-baru ini terhubung dengan pilar-pilar ini. Masukan dari Spring Assembly menunjukkan adanya keinginan untuk pengajaran yang lebih jelas dan konkret tentang konsep gereja Centered-Set, serta penggunaan lebih banyak gambar dan lebih sedikit kata-kata dalam sesi pelatihan Mosaic untuk menyesuaikan dengan berbagai gaya belajar dan latar budaya. 

          Pembaruan strategi lainnya termasuk peluncuran podcast Learning/Living Mosaic, angkatan pertama Vibrant Mosaic cohort, dan 14 remaja yang akan mengikuti program pengembangan kepemimpinan Ambassadors musim panas 2025. Dewan juga berkesempatan bertemu dengan salah satu Ambassadors baru, Hensley, dari Homestead Mennonite. 

          Bertemu salah satu peserta program Ambasador dari Homestead, Florida.

          Urusan Konferensi dan Pembelajaran Lainnya 

          Dewan telah menerima surat dari Spruce Lake Mennonite Camp (Canadensis, PA) yang menyatakan keputusan mereka untuk keluar dari status sebagai Conference-Related Ministry. 

          Rencana dan tema untuk Delegate Assembly bulan November juga dibahas. 

          Glenn Nemath, Direktur Properti untuk FMC Properties, menyampaikan pembaruan terkait aset-aset properti konferensi. 

          Pada hari Minggu pagi, Joe Manickam, yang saat ini menjadi konsultan untuk Konferensi Mosaic, membagikan pemikiran tentang pentingnya kejelasan dalam struktur dan relasi yang sehat. 

          Tanggapan atas Penolakan MC USA terhadap Usulan Kemitraan Pelayanan 

          Dewan merenungkan tentang proses proposal kepada Dewan Eksekutif Mennonite Church USA (MC USA) untuk menjadi mitra pelayanan dengan menjadi Program Entity (sebuah status yang sudah ada dalam peraturan MC USA). Usulan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan para delegasi pada November 2024 yang meminta Mosaic untuk mendefinisikan ulang hubungannya dengan MC USA menjadi mitra pelayanan yang sehat. 

          Proposal tersebut mencakup layanan yang akan ditawarkan Mosaic kepada MC USA tanpa biaya, di antaranya adalah pembinaan pemuda, pendampingan gereja-gereja baru, dan pengembangan kepemimpinan antarbudaya. Juga diusulkan beberapa cara untuk mengelola kredensial dalam kerangka kerja baru ini. 

          Sepanjang proses setahun terakhir, anggota dewan menyampaikan rasa frustrasi karena suara dan kekhawatiran mereka terasa diabaikan. Isu-isu yang telah lama berlangsung ini dituangkan dalam tanggapan tertulis resmi kepada MC USA, yang dikirimkan atas permintaan MC USA pada musim semi lalu. 

          Pada 8 Mei, Dewan Eksekutif MC USA secara bulat memutuskan untuk menolak usulan Mosaic untuk menjadi Program Entity. Mereka mengusulkan “percakapan yang dimediasi antara seluruh Dewan Eksekutif (MC USA) dan Dewan Mosaic.” 

          Meskipun para pemimpin Mosaic sebelumnya telah menyatakan keterbukaan terhadap mediasi pihak ketiga dengan MC USA, Dewan menyampaikan beberapa kekhawatiran untuk memasuki proses mediasi pada tahap ini: 

          • Mediasi cenderung menekankan dinamika interpersonal. Walau Dewan menghargai pemulihan relasi, mereka juga menekankan perlunya transformasi organisasi untuk mengatasi isu-isu sistemik yang lebih mendalam. 
          • Para pemimpin non kulit putih di Mosaic telah memberikan banyak tenaga dan emosi dalam proses ini. Banyak yang merasa tidak didengar dan diabaikan oleh MC USA. Memasuki mediasi sekarang akan mengharuskan mereka mengulang kembali pengalaman menyakitkan dalam konteks ketimpangan kekuasaan yang bersifat historis maupun yang masih berlangsung. 
          • Dewan menekankan pentingnya untuk lebih dahulu mewujudkan visi dan misi Mosaic serta mendengarkan tuntunan Roh, daripada terburu-buru masuk ke proses mediasi sebelum ada pengakuan atas kesulitan yang ada dalam struktur MC USA saat ini. 
          • Proses penyusunan proposal ini telah menguras waktu dan energi dari anggota dewan dan staf Mosaic. Dengan ditolaknya usulan ini oleh MC USA, Dewan kini harus mengalihkan fokusnya untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dan memperjelas kemitraan pelayanan kepada para delegasi sebelum Assembly bulan November. 

          Setelah melalui pertimbangan doa, dewan memutuskan untuk: Menolak tawaran proses mediasi antar-dewan dari Dewan Eksekutif MC USA untuk saat ini. 

          “Kami tetap merasa sedih dan kecewa atas struktur dalam MC USA yang kaku dan menyakitkan bagi banyak dari kami,” kata Moderator Konferensi Angela Moyer Walter. “Dunia dan bangsa kita berubah dengan cepat, dan gereja pun harus beradaptasi dengan realitas yang berubah di komunitas dan jemaat kita. Tanggapan yang tidak fleksibel terhadap perspektif jemaat-jemaat Mosaic sungguh mengecewakan, terutama mengingat bahwa hubungan dengan konferensi saudara bersifat timbal balik dan saling mendukung.” 

          “Meski kecewa, saya tetap menemukan sukacita dan harapan saat kita berkumpul untuk saling mendengarkan dan berbagi. Kasih pendamaian Yesus sedang bekerja di antara kita, dan saya menantikan kita menjalani visi ini bersama-sama.” 

          Langkah Selanjutnya 

          Komite Eksekutif Mosaic akan bertemu pada bulan Juni, diikuti oleh pertemuan Dewan Mosaic pada bulan Agustus. Sesuai mandat yang diberikan dalam Assembly tahun lalu, Dewan akan mengembangkan dan menyampaikan rancangan pengubahan peraturan dasar Mosaic untuk dipertimbangkan oleh para delegasi pada Mosaic Delegate Assembly 2025. 

          Mosaic tetap berkomitmen membina kemitraan yang sehat dengan konferensi-konferensi Mennonite lain dan komunitas Anabaptis lebih luas lainnya. 

          Pada bulan Juni, Dewan Mosaic akan menyelenggarakan empat sesi percakapan dua arah untuk mendiskusikan arah masa depan kemitraan dengan MC USA. Tiga sesi akan berlangsung di Zoom, dan satu akan diadakan di kantor Mosaic (Lansdale, PA), dengan pilihan bahasa Spanyol, Indonesia, dan Inggris. Tanggal dan waktu percakapan ini akan diumumkan minggu depan. 

          Sementara itu, para pemimpin dan delegasi Konferensi Mosaic didorong untuk menghubungi Leadership Minister mereka jika ada pertanyaan dan untuk mengikuti perkembangan melalui Mosaic News. 

          ** Edisi cetak terbaru dari Anabaptist World memuat kesalahan dalam pelaporan mengenai proses ini. Versi daringnya memuat informasi yang benar. 

          Filed Under: Articles, Articles Tagged With: Conference Board, Conference News

          Jemaat Mosaic Bersatu untuk Pendampingan dalam Ibadah 

          March 27, 2025 by Cindy Angela

          oleh Jennifer Svetlik

          Sebagai komunitas jemaat dan pelayanan nonprofit yang berkomitmen untuk hidup seperti Yesus bersama-sama, kita memiliki kesempatan di masa meningkatnya ancaman terhadap komunitas kita ini untuk bersatu, saling mengasihi, dan menjadi saksi bahwa kasih Tuhan yang sempurna menghapus segala ketakutan. 

          Lebih dari 40% jemaat anggota Mosaic Mennonite Conference sebagian besar terdiri dari imigran generasi pertama dan kedua, berasal dari Amerika Latin, Indonesia, dan Haiti, serta negara lainnya. Sejak akhir 2024, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta agar Mosaic Conference berbagi informasi dan sumber daya serta menawarkan dukungan untuk mengurangi rasa takut di antara anggota mereka terkait kemungkinan meningkatnya penangkapan dan deportasi. 

          Penghapusan kebijakan “lokasi sensitif” oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security) pada Januari 2025, yang sebelumnya melindungi gereja sebagai tempat ibadah yang aman, semakin meningkatkan ketakutan di antara para pendeta dan jemaat untuk berkumpul dalam ibadah bersama. 

          Sebagai tanggapan, Mosaic Conference telah meningkatkan pendampingan staf untuk jemaat-jemaat rentan, menyediakan dan menyebarkan sumber daya melalui kemitraan dengan Mennonite Church USA dan Mennonite Central Committee, menawarkan pelatihan Know Your Rights (Ketahui Hak Anda), serta memberdayakan jemaat dan pelayanan untuk menyelenggarakan pelatihan serupa di komunitas mereka sendiri. 

          Selain upaya ini, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta pendampingan dari warga AS dalam jemaat Mosaic Conference yang berasal dari budaya dominan selama ibadah mereka. 

          “Lebih dari sembilan puluh persen jemaat kami berasal dari luar AS,” kata seorang pendeta dari jemaat Mosaic, yang meminta anonimitas untuk melindungi jemaatnya. “Banyak anggota kami saat ini merasa tidak aman atau nyaman saat beribadah karena perubahan kebijakan imigrasi yang membuat mereka merasa tidak aman dan tidak diterima.” 

          “Alasan kami meminta pendampingan adalah karena kami membutuhkan dukungan dari saudara-saudari kami dari budaya dominan untuk menghibur kami dan berjalan bersama kami di masa sulit ini,” lanjutnya. “Beberapa anggota kami merasa lebih aman melihat warga Amerika duduk di belakang gereja. Kami mengenali kehadiran mereka, berbagi persekutuan bersama, dan merasa tidak sendirian.” 

          Tujuan dari kemitraan pendampingan ini adalah untuk memperkuat hubungan antara jemaat dari budaya dominan dan jemaat dengan mayoritas imigran di wilayah tertentu, memberikan pelatihan Know Your Rights dan Be an Ally, serta memungkinkan kehadiran tamu dari budaya dominan untuk memberikan ketenangan dan berinteraksi dengan agen penegak hukum jika diperlukan. 

          Salah satu kemitraan ini melibatkan enam jemaat, termasuk beberapa yang bukan bagian dari Mosaic Conference. Sejauh ini, sekitar 30 orang dari kelompok ini telah mengunjungi sebuah jemaat dengan mayoritas imigran dalam enam minggu terakhir. 

          Salah satu buah dari upaya pendampingan ini adalah meningkatnya rasa kebersamaan dan terbentuknya hubungan baru antara jemaat yang berbeda. Beberapa kemitraan ini didasarkan pada hubungan yang sudah ada sebelumnya antara jemaat-jemaat tersebut. 

          “Jemaat kami telah menjalin hubungan selama beberapa tahun dengan sebuah jemaat yang mayoritas anggotanya adalah imigran. Ketika mereka meminta pendampingan, meskipun gereja kami kecil, kami dengan mudah berkata ‘ya’,” kata Jacob Curtis, Co-Pastor dari Ambler (PA) Mennonite. 

          “Kami memiliki hubungan dengan gereja-gereja Mennonite lain di dekat kami, jadi kami memanfaatkan hubungan tersebut dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam upaya ini,” lanjut Curtis. “Setiap orang yang telah berkunjung merasa terkesan dengan kehangatan dan energi jemaat. Mereka juga menghargai kesempatan untuk saling mengenal. Benih-benih telah ditanam. Hubungan baru sedang terbentuk. Kami bersemangat untuk melihat bagaimana Tuhan akan menumbuhkan semua kebaikan ini!” 

          Saat ini, setidaknya tujuh jemaat Mosaic Conference terlibat dalam kemitraan pendampingan, sementara jemaat dari budaya dominan lainnya masih dalam proses membentuk tim pendampingan. Beberapa jemaat dengan mayoritas imigran masih mencari mitra pendampingan dari jemaat budaya dominan di wilayah mereka. Jika jemaat Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan kirim email ke immigration@mosaicmennonites.org. 

          Ada beberapa cara lain Mosaic Conference telah mendukung jemaat dengan mayoritas imigran selama masa ini: 

          • Salah satu gereja Mosaic Conference adalah bagian dari gugatan Mennonite Church USA et al. v. United States Department of Homeland Security et al., yang menegaskan bahwa pembatalan kebijakan DHS melanggar perlindungan kebebasan beragama dalam Amandemen Pertama. Sidang untuk Preliminary Injunction dijadwalkan pada 4 April 2025. 
          • Mosaic Conference juga menanggapi kebutuhan akan komunikasi bilingual dan keterlibatan komunitas dengan mencari tambahan staf baru. 
          • Shalom Fund, dana gotong royong konferensi, terus menerima sumbangan untuk mendukung jemaat imigran yang menghadapi kebutuhan mendesak. 

          Kami bersyukur atas dukungan yang terus mengalir dari seluruh konferensi bagi mereka yang paling rentan di antara kita. 


          Jennifer Svetlik

          Mosaic values two-way communication and encourages our constituents to respond with feedback, questions, or encouragement. To contact Jennifer Svetlik, please email jsvetlik@mosaicmennonites.org.

          Filed Under: Articles Tagged With: immigration, Jennifer Svetlik

          Harapan untuk Masa Depan: Merayakan 30 Tahun Damascus Road

          March 20, 2025 by Cindy Angela

          oleh Hendy Matahelemual

          Dinginnya sisa musim dingin di Midwest mungkin tidak sebanding dengan Pantai Timur, tetapi itu tidak mengurangi harapan yang dipicu oleh para pemimpin kulit berwarna dan banyak undangan istimewa yang diberikan kepada mereka yang berpartisipasi dalam acara Hope for the Future MC USA di Goshen, Indiana. 

          Tahun ini, tema konferensi adalah Merayakan 30 Tahun Pelatihan Anti-Rasisme Damascus Road, yang sekarang dikenal sebagai Roots of Justice training. Sekitar 130 orang berkumpul di Goshen College, tempat acara ini berlangsung. Hari pertama kami dimulai dengan resepsi malam di sebuah penginapan lokal, diikuti dengan ibadah dan sesi pada hari berikutnya. Ada sesi panel yang menampilkan semua pelatih dari Damascus Road / Roots of Justice, dan saya merasa terhormat serta bersyukur menjadi bagian dari panel tersebut. 

          Hendy Matahelemual on a panel with other current and former Roots of Justice trainers. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

          Pekerjaan anti-rasisme merupakan bagian penting dari prioritas Mosaic Intercultural kami. Sebelum kita benar-benar dapat berkumpul sebagai sesama di hadapan Tuhan—seperti yang digambarkan dalam Wahyu 7:9—kita harus mengatasi masalah utama yang sering diabaikan: dosa rasisme. Dosa ini telah membagi umat manusia menjadi dua kelompok—yang tertindas dan penindas, yang inferior dan superior, yang dominan dan yang tunduk—berdasarkan etnis, warna kulit, dan ras. 

          Dr. Regina Shands Stoltzfus, pembicara utama pertama hari itu, mengingatkan kami untuk mengakui pekerjaan anti-rasisme di masa lalu dan masa kini saat kita mempersiapkan masa depan. Dia adalah rekan penulis Been in the Struggle bersama Tobin Miller Shearer. Mosaic mengadakan studi buku lintas budaya tentang topik ini dan mengundang kedua penulisnya untuk memimpin diskusi webinar melalui Zoom. Jika Anda melewatkannya, Anda dapat melihatnya di [tautan ini]. 

          Hendy Matahelemual (left) and Mosaic Conference Board Member Maati Yvonne (fourth from left) with the other past and current Roots of Justice trainers present at the Conference. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

          Saat saya merenungkan praktik spiritual dari pengakuan (acknowledgment), saya bergabung dalam sesi kelompok kecil tentang identitas multiras, lintas etnis, dan transrasial di gereja. Di sinilah saya menyadari bahwa sebagian besar dari kita, termasuk saya sendiri, membawa campuran identitas. Hanya dengan mengakuinya—dan diakui—itu adalah pengalaman yang membebaskan. 

          Hari kedua diakhiri dengan Gala Dinner, di mana, untuk pertama kalinya, saya mendengar lagu Arirang yang dibawakan oleh saudara-saudari kami dari latar belakang Korea. Lagu ini melambangkan kesedihan dan harapan rakyat Korea yang merindukan Korea yang bersatu. Gala ini menjadi ruang untuk menghormati para tetua kami dan merayakan kebersamaan, dan ya, ada banyak tarian yang terjadi di sana. 

          Suzette Shreffler membagikan kisahnya saat kami memulai hari terakhir konferensi. Sebagai keturunan Penduduk Asli Amerika, dia tumbuh sebagai bagian dari sistem sekolah asrama Indian, yang memaksa keluarganya untuk berasimilasi dengan budaya Euro-Amerika dengan tujuan menghapus bahasa, tradisi, dan identitas Pribumi. 

          Dia mengalami trauma antargenerasi, tetapi syukur kepada Tuhan, dia menemukan kedamaian dalam Yesus melalui pelayanannya di Gereja Mennonite setempat. Dia menjadi perempuan Northern Cheyenne pertama yang mendapatkan kredensial dari Central Plains Mennonite Conference. Kisah ketahanannya menjadi cahaya harapan bagi masa depan, dan saya percaya masih banyak kisah lain yang menunggu untuk diceritakan. 

          Mosaic Mennonite Conference Executive Committee Board Member Maati Yvonne was one of seven elders honored at the 12th annual Hope for the Future celebration. Photo by Juan Moya, Anabaptist World.

          Acara ini diakhiri pada hari Minggu dengan Dr. Rev. Lerone Martin, yang membagikan salah satu khotbah Dr. Martin Luther King Jr. Dr. Martin adalah profesor Studi Agama dan Direktur Martin Luther King, Jr. Research and Education Institute di Stanford University. Saya sangat terkesan dengan bagaimana khotbah Dr. King tetap sangat relevan hingga hari ini. 

          Dalam khotbahnya, Dr. King berbicara tentang tiga serangkai kejahatan: Rasisme, Kemiskinan, dan Kekerasan. Harapan saya untuk masa depan, bersama dengan Mosaic Conference, adalah bahwa kita dapat menghadapi semua ini dengan cara Yesus. Prioritas konferensi kami sudah ditetapkan untuk menghadapi kekuatan jahat ini saat kita semakin menjadi lebih Intercultural, Formational, dan Missional dalam jalan Yesus, di dunia yang sekaligus rusak dan indah. 


          Hendy Matahelemual

          Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual, Hope for the Future, Maati Yvonne

          Staf Imigrasi MCC di AS Menanggapi Panggilan dan Pertanyaan Mendesak

          March 6, 2025 by Cindy Angela

          Oleh Linda Espenshade, Editor Berita Mennonite Central Committee U.S.

          Catatan Editor: Artikel ini dicetak ulang dengan izin. Anggota Mosaic Conference dapat menerima konsultasi hukum melalui kantor MCC West Coast ((559) 638-6911 atau westcoast@mcc.org) dan East Coast ((305) 249-3477 atau FloridaOffice@mcc.org). Hubungi immigration@mosaicmennonites.org jika anda memiliki pertanyaan. Juga lihat sumber daya Mosaic di sini untuk mendukung jemaat atau komunitas Anda dalam pelatihan “Kenali Hak Anda” dan hal lainnya. 

          *Maria adalah nama samaran yang digunakan untuk melindungi identitasnya.


          Maria* menghadapi keputusan sulit pada bulan September ketika dokumen yang memungkinkan dia tinggal di Amerika Serikat akan habis masa berlakunya. 

          Dia bisa tetap tinggal di AS, menghadapi risiko deportasi dan hidup dalam ketidakpastian, agar putrinya yang masih remaja dan merupakan warga negara AS dapat terus tinggal di negara ini. Atau dia bisa kembali ke Venezuela setelah 16 tahun tinggal di AS, ke negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan dan politik yang begitu parah hingga 7,7 juta orang telah melarikan diri. 

          Maria menemui pengacara imigrasi Mennonite Central Committee (MCC) East Coast, Rachel Diaz, untuk melihat apakah dia memiliki opsi lain untuk tetap tinggal secara legal setelah Status Perlindungan Sementara (TPS)-nya berakhir. 

          Seperti imigran lainnya, ketakutan dan kekhawatiran Maria tentang tinggal di AS tanpa dokumen meningkat sejak Presiden Trump menginstruksikan agen Imigrasi (ICE) untuk menangkap 1.000 hingga 1.200 imigran setiap hari. 

          Diaz menjelaskan bahwa Maria tidak memiliki opsi hukum untuk tetap tinggal, meskipun dia memiliki catatan kriminal yang bersih, kecuali Trump memperpanjang TPS untuk warga Venezuela. 

          Sebagai gantinya, Diaz menyarankan agar Maria memastikan bahwa dia memiliki rencana kesiapan keluarga sehingga putrinya dapat dirawat jika Maria dideportasi. 

          Rencana ini mencakup tindakan seperti: 

          • Menemukan orang terpercaya untuk merawat putrinya; 
          • Menandatangani formulir yang memberikan izin kepada orang terpercaya tersebut untuk merawat putrinya sementara, termasuk mendapatkan perawatan medis; 
          • Memiliki paspor yang masih berlaku untuk putrinya agar dia bisa terbang ke Venezuela. 

          “Saya juga seorang ibu,” kata Diaz. “Dan di sini saya harus memberitahu seorang ibu, yang saya tahu telah bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang baik bagi putrinya, bahwa tidak ada jalan keluar hukum bagi mereka saat ini. Itu sangat sulit untuk dikatakan.” 

          Saat para imigran menyaksikan penangkapan terjadi di berita dan di jalanan, dengan atau tanpa surat perintah hakim (warrant), panggilan ke staf imigrasi MCC meningkat. 

          Imigran bertanya kepada staf MCC tentang cara mendapatkan dokumen agar mereka bisa tetap tinggal di negara ini. Mereka juga ingin tahu bagaimana cara melindungi anak-anak dan aset mereka jika mereka dideportasi. Para pendeta bertanya apa yang harus dilakukan jika agen ICE datang ke gereja mereka. 

          Staf imigrasi MCC, terutama di California dan Florida, merespons dengan bertemu klien dan mengadakan pertemuan dengan kelompok di gereja dan sekolah. Mereka juga mendengarkan. 

          Crystal Fernandez-Benites, petugas kasus hukum imigrasi untuk MCC West Coast, berbicara dengan dua anggota komunitas yang terkena dampak kebijakan imigrasi Presiden Trump. Foto MCC/Dina González-Piña  

          “Kadang-kadang saya menghabiskan 20 menit hanya untuk mendengarkan situasi mereka, mencoba menenangkan mereka,” kata Crystal Fernandez-Benites, petugas kasus hukum imigrasi untuk MCC West Coast. Kadang-kadang tidak ada opsi hukum, katanya, “tetapi keberadaan seseorang, sebuah organisasi yang dapat mereka percayai dan datangi untuk mendapatkan bimbingan, saya pikir itu sangat penting.” 

          Di seluruh negeri, semakin banyak staf memberikan presentasi “Kenali Hak Anda” di gereja, sekolah, dan komunitas. Dalam presentasi ini, peserta belajar langkah-langkah praktis yang harus diambil jika mereka ditahan dan bagaimana menjalankan hak-hak konstitusional mereka. Beberapa di antaranya: 

          • Gunakan hak Anda untuk tetap diam. 
          • Jangan menandatangani apa pun kecuali perjanjian dengan pengacara Anda sendiri. 
          • Bawa salinan dokumen imigrasi Anda. 
          • Jangan buka pintu kecuali agen ICE menunjukkan surat perintah (warrant) yang ditandatangani oleh hakim dengan nama dan alamat spesifik seseorang yang tinggal di rumah Anda. 
          • Hafalkan nomor telepon yang bisa dihubungi dari pusat penahanan. (Jangan bergantung pada ponsel Anda.) 

          Seorang wanita yang menghadiri pelatihan di California mengatakan bahwa dia sangat tertekan oleh meningkatnya aktivitas ICE. 

          “Saya keluar rumah dengan perasaan takut. Saya hanya keluar untuk keperluan mendesak, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk melindungi saya. Bagi saya, pelatihan ini sangat berguna karena kami perlu siap dan mengetahui hak kami.” Dia sekarang memiliki janji dengan MCC untuk memulai proses imigrasi. 

          Fernandez-Benites mengatakan kekhawatiran utama yang dia dengar dari peserta pelatihan adalah tentang anak-anak mereka. “Mereka telah lama tinggal di komunitas ini. Mereka memiliki kehidupan di sini, dan anak-anak mereka lahir di sini serta masih di bawah umur.” 

          Seorang pendeta yang menjadi tuan rumah pelatihan MCC West Coast untuk jemaatnya, yang mayoritas imigran, mengatakan bahwa dia dan suaminya, yang juga pendeta, telah diminta oleh setidaknya tiga keluarga untuk menjadi wali sementara bagi anak-anak mereka. 

          “Mereka khawatir, dan seperti yang mereka katakan, ‘Siapa lagi yang bisa kami percayai? Kami tidak punya kerabat di sini.’ Dan jika ada, mereka berada di negara bagian lain, dan kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki dokumen resmi,” kata pendeta itu. Dia dan suaminya setuju untuk membantu mereka “karena saya percaya bahwa gereja ada untuk menolong.” 

          Untuk lebih banyak sumber daya bagi imigran dan mereka yang ingin membantu, kunjungi mcc.org/support-immigrant-neighbors. Untuk meminta legislator Anda berbicara atas nama imigran yang terkena dampak perintah Trump, serta pengungsi dan pencari suaka, kunjungi mcc.org/campaign/speak-those-seeking-refuge-and-asylum. 

          Filed Under: Articles Tagged With: immigration, MCC

          • Go to page 1
          • Go to page 2
          • Go to page 3
          • Interim pages omitted …
          • Go to page 17
          • Go to Next Page »

          Primary Sidebar

          • Halaman Utama
          • Tentang Kami
            • Sejarah
            • Visi & Misi
            • Staff
            • Dewan & Komite
            • Petunjuk Gereja & Pelayanan
            • Memberi
            • Tautan Mennonite
          • Media
            • Artikel
            • Informasi Berita
            • Rekaman
            • Audio
          • Sumber daya
            • Tim Misi
            • Antar Budaya
            • Formasional
            • Penatalayanan
            • Keamanan Gereja
          • Peristiwa
            • Pertemuan Konferensi
            • Kalender Konfrens
          • Institut Mosaic
          • Hubungi Kami

          Footer

          • Home
          • Hubungi Kami
          • Pertemuan Konferensi
          • Visi & Misi
          • Sejarah
          • Formasional
          • Antar Budaya
          • Tim Misi
          • Institut Mosaic
          • Memberi
          • Penatalayanan
          • Keamanan Gereja
          • Artikel

          Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use
          Aligned with