oleh Jennifer Svetlik
Sebagai komunitas jemaat dan pelayanan nonprofit yang berkomitmen untuk hidup seperti Yesus bersama-sama, kita memiliki kesempatan di masa meningkatnya ancaman terhadap komunitas kita ini untuk bersatu, saling mengasihi, dan menjadi saksi bahwa kasih Tuhan yang sempurna menghapus segala ketakutan.
Lebih dari 40% jemaat anggota Mosaic Mennonite Conference sebagian besar terdiri dari imigran generasi pertama dan kedua, berasal dari Amerika Latin, Indonesia, dan Haiti, serta negara lainnya. Sejak akhir 2024, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta agar Mosaic Conference berbagi informasi dan sumber daya serta menawarkan dukungan untuk mengurangi rasa takut di antara anggota mereka terkait kemungkinan meningkatnya penangkapan dan deportasi.
Penghapusan kebijakan “lokasi sensitif” oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Department of Homeland Security) pada Januari 2025, yang sebelumnya melindungi gereja sebagai tempat ibadah yang aman, semakin meningkatkan ketakutan di antara para pendeta dan jemaat untuk berkumpul dalam ibadah bersama.
Sebagai tanggapan, Mosaic Conference telah meningkatkan pendampingan staf untuk jemaat-jemaat rentan, menyediakan dan menyebarkan sumber daya melalui kemitraan dengan Mennonite Church USA dan Mennonite Central Committee, menawarkan pelatihan Know Your Rights (Ketahui Hak Anda), serta memberdayakan jemaat dan pelayanan untuk menyelenggarakan pelatihan serupa di komunitas mereka sendiri.
Selain upaya ini, beberapa jemaat dengan mayoritas imigran mulai meminta pendampingan dari warga AS dalam jemaat Mosaic Conference yang berasal dari budaya dominan selama ibadah mereka.
“Lebih dari sembilan puluh persen jemaat kami berasal dari luar AS,” kata seorang pendeta dari jemaat Mosaic, yang meminta anonimitas untuk melindungi jemaatnya. “Banyak anggota kami saat ini merasa tidak aman atau nyaman saat beribadah karena perubahan kebijakan imigrasi yang membuat mereka merasa tidak aman dan tidak diterima.”
“Alasan kami meminta pendampingan adalah karena kami membutuhkan dukungan dari saudara-saudari kami dari budaya dominan untuk menghibur kami dan berjalan bersama kami di masa sulit ini,” lanjutnya. “Beberapa anggota kami merasa lebih aman melihat warga Amerika duduk di belakang gereja. Kami mengenali kehadiran mereka, berbagi persekutuan bersama, dan merasa tidak sendirian.”
Tujuan dari kemitraan pendampingan ini adalah untuk memperkuat hubungan antara jemaat dari budaya dominan dan jemaat dengan mayoritas imigran di wilayah tertentu, memberikan pelatihan Know Your Rights dan Be an Ally, serta memungkinkan kehadiran tamu dari budaya dominan untuk memberikan ketenangan dan berinteraksi dengan agen penegak hukum jika diperlukan.
Salah satu kemitraan ini melibatkan enam jemaat, termasuk beberapa yang bukan bagian dari Mosaic Conference. Sejauh ini, sekitar 30 orang dari kelompok ini telah mengunjungi sebuah jemaat dengan mayoritas imigran dalam enam minggu terakhir.
Salah satu buah dari upaya pendampingan ini adalah meningkatnya rasa kebersamaan dan terbentuknya hubungan baru antara jemaat yang berbeda. Beberapa kemitraan ini didasarkan pada hubungan yang sudah ada sebelumnya antara jemaat-jemaat tersebut.
“Jemaat kami telah menjalin hubungan selama beberapa tahun dengan sebuah jemaat yang mayoritas anggotanya adalah imigran. Ketika mereka meminta pendampingan, meskipun gereja kami kecil, kami dengan mudah berkata ‘ya’,” kata Jacob Curtis, Co-Pastor dari Ambler (PA) Mennonite.
“Kami memiliki hubungan dengan gereja-gereja Mennonite lain di dekat kami, jadi kami memanfaatkan hubungan tersebut dan mengajak mereka untuk ikut serta dalam upaya ini,” lanjut Curtis. “Setiap orang yang telah berkunjung merasa terkesan dengan kehangatan dan energi jemaat. Mereka juga menghargai kesempatan untuk saling mengenal. Benih-benih telah ditanam. Hubungan baru sedang terbentuk. Kami bersemangat untuk melihat bagaimana Tuhan akan menumbuhkan semua kebaikan ini!”
Saat ini, setidaknya tujuh jemaat Mosaic Conference terlibat dalam kemitraan pendampingan, sementara jemaat dari budaya dominan lainnya masih dalam proses membentuk tim pendampingan. Beberapa jemaat dengan mayoritas imigran masih mencari mitra pendampingan dari jemaat budaya dominan di wilayah mereka. Jika jemaat Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan kirim email ke immigration@mosaicmennonites.org.
Ada beberapa cara lain Mosaic Conference telah mendukung jemaat dengan mayoritas imigran selama masa ini:
- Salah satu gereja Mosaic Conference adalah bagian dari gugatan Mennonite Church USA et al. v. United States Department of Homeland Security et al., yang menegaskan bahwa pembatalan kebijakan DHS melanggar perlindungan kebebasan beragama dalam Amandemen Pertama. Sidang untuk Preliminary Injunction dijadwalkan pada 4 April 2025.
- Mosaic Conference juga menanggapi kebutuhan akan komunikasi bilingual dan keterlibatan komunitas dengan mencari tambahan staf baru.
- Shalom Fund, dana gotong royong konferensi, terus menerima sumbangan untuk mendukung jemaat imigran yang menghadapi kebutuhan mendesak.
Kami bersyukur atas dukungan yang terus mengalir dari seluruh konferensi bagi mereka yang paling rentan di antara kita.

Jennifer Svetlik
Mosaic values two-way communication and encourages our constituents to respond with feedback, questions, or encouragement. To contact Jennifer Svetlik, please email jsvetlik@mosaicmennonites.org.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)