• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • Indonesia

ILC

Budaya Indonesia: Sebuah Renungan

August 18, 2022 by Cindy Angela

Oleh Hendy Matahelemual

Sebagai generasi pertama orang Indonesia-Amerika di Amerika Serikat perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 kemarin memberi arti yang unik. Identitas bangsa serasa masih tetap melekat meski kita sudah bertahun tahun tinggal di Amerika Serikat. Mulai dari tema merah putih, budaya berpakaian, musik, makanan dan bahasa yang serasa tidak bisa ditinggalkan begitu saja dari masyarakat Indonesia di Amerika Serikat.

Lomba makan kerupuk, di Indonesia Festival dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Photo courtesy of Gapura Philly.

Namun berbeda cerita dengan generasi kedua atau bisa dibilang generasa satu setengah, dimana generasi ini terdiri dari anak anak Indonesia yang dibawa ke Amerika Serikat ketika mereka masih kecil. Banyak dari mereka masih fasih berbahasa Indonesia, namun tidak sedikit yang sudah tidak bisa berbahasa Indonesia lagi, karena bahasa pertama mereka bukan lagi bahasa Indonesia melainkan Bahasa Inggris.

Bahkan unik anak immigrant dari Indonesia yang kebetulan orang tua mereka tidak bisa atau sedikit bisa berbahasa Inggris, anak anak mereka malah bisa lebih fasih berbahasa Indonesia. Karena mau tidak mau bahasa yang dipakai dirumah adalah bahasa Indonesia, sehingga anak anak ini menjadi lebih terbiasa.

Generasi satu setengah ini hidup di dua budaya yang berbeda. Budaya Indonesia dan budaya Amerika. Budaya Indonesia kental dalam hubungan mereka di dalam keluarga dan komunitas gereja. Peran komunitas gereja sangat penting disini karena mereka memiliki fungsi kalau saya boleh menggunakan istilah tempat “pengungsian” atau tempat yang aman dimana budaya budaya Indonesia masih ada, bahkan dipelihara.

Jemaat Indonesian Light Church mengenakan baju merah putih dalam rangka hari raya kemerdekaan Indonesia. Photo oleh ILC.

Sedangkan ketika anak anak ini berinteraksi dengan lingkungan di sekolah maka mereka akan berada di budaya Amerika. Dimana mereka belajar berkomunikasi dengan budaya Amerika. Tidak jarang konflik budaya terjadi antara kedua budaya ini. Dalam artikel saya minggu lalu saya membahas mengenai budaya iklim panas dan dingin,yang sangat penting untuk disadari.

Konflik antara kedua budaya ini jika bisa disikapi dengan baik justru akan menambah perbendaharaan cara berkomunikasi dan memperkaya budaya masing masing. Mengubah cara berpikir bahwa budaya yang berbeda bukanlah  ancaman tetapi menjadi sebuah tantangan dan kesempatan untuk bertransformasi adalah sebuah langkah awal yang baik.

Namun perlu juga dicatat dan digaris bawahi bahwa budaya Amerika, memiliki pengaruh yang juga kuat untuk mengasimilasi budaya asing tanpa harus mengubah budaya aslinya sendiri. Hal inilah yang perlu diwaspadai dari budaya dominan. Oleh sebab itu hubungan perlu secara sengaja dibangun dan kesadaraan akan adanya budaya dominan perlu disikapi dengan baik.

Tanpa kesadaran akan budaya dominan, maka budaya Indonesia akan dianggap sebagai budaya inferior, lebih rendah, dan minoritas, dan budaya dominan akan dianggap sebagai budaya yang lebih superior, relevan, dan baik. Tentunya perlu juga dicatat bahwa budaya Indonesia sendiri terdiri dari berbagai macam budaya budaya dan tradisi, bukan hanya satu budaya saja dan bermacam macam.

Artikel ke 10 dari Pengakuan Iman dalam perspektif Mennonite menyatakan:

“Orang Kristen adalah orang asing dan asing dalam semua budaya. Namun gereja itu sendiri adalah bangsa Tuhan, yang mencakup orang-orang yang berasal dari setiap suku dan bangsa. Sesungguhnya, misinya adalah untuk mendamaikan kelompok-kelompok yang berbeda, menciptakan satu umat manusia baru dan memberikan pratinjau tentang hari itu ketika semua bangsa akan mengalir ke gunung Tuhan dan berada dalam damai.”

Dominasi tentunya bukan kehendak dari Tuhan melainkan kehendak manusia yang ingin berkuasa dan mempertahankan kekuasaannya dengan berbagai macam cara.

Bersyukur bahwa Konferensi Mosaic memiliki visi untuk menjadi jemaat yang berkomitmen dalam keadilan rasial dan transformasi interkultural. Dan saya percaya bersama sama kita bisa menjaga harmoni dalam komunitas Mosaic yang “hancur” namun tetap Indah bersama dengan Tuhan, dipersatukan oleh darahnya sebagai saudara saudari, dari berbagai bangsa bahasa dan budaya.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual, ILC

Kunjungan Gereja Zion ke Philadelphia Selatan

July 28, 2022 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Disiplin utama kita sebagai murid Yesus adalah mengasihi Tuhan, sesama dan bersekutu melayani saudara saudari seiman di dalam Kristus. Perbedaan budaya, bahasa,warna kulit, pandangan kita sebagai murid murid Yesus menjadi sebuah kekayaan yang dipersatukan oleh darah Yesus.

Minggu kemarin 17 July 2022, Gereja gereja Mosaic Indonesia di Philadelphia Selatan mendapat kunjungan dari saudara saudari dari Gereja Zion di Sauderton. Rombongan Zion dibagi menjadi tiga kelompok di pimpin oleh ketiga pastor mereka, Sonya Kurtz, Beth Rauschenberger dan Jordan Luther.

Pastor Beth dan rombongan mengunjungi Indonesian Light Church Philadelphia, Pastor Sonya mengunjungi Nations Worship Center, dan Pastor Jordan dan rombongan mengunjungi Philadelphia Praise Center. Suasana begitu hangat disetiap gereja karena sekali lagi kita dipersatukan dalam ibadah bersama sama. Ibadah diakhir dengan makan bersama.

Mari kita sama sama melawan arus budaya dominan yang mensegregasi umat Kristus dengan melakukan tindakan nyata dan sengaja menjalin dan memupuk hubungan persaudaraan antara saudara saudari seiman khususnya yang berbeda budaya, bahasa, warna kulit dan pandangan. Tuhan Yesus mempersatukan kita semua.

Lihat foto-fotonya dibawah:

  • ILC
  • ILC
  • ILC
  • ILC
  • PPC
  • NWC
  • NWC

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual, ILC, Zion

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use