• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • 繁體中文 (Cina)
  • English (Inggris)
  • Việt Nam (Vietnam)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia
  • Kreol ayisyen (Creole)

Articles

Gereja dan Budaya

January 12, 2023 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Persoalan klasik yang dihadapi gereja adalah bagaimana berinteraksi dengan budaya sekitarnya. Karena Gereja sendiri adalah kumpulan orang-orang percaya yang juga hidup dipengaruhi dan mempengaruhi budaya sekitar dimana mereka berada.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma secara tegas menulis bahwa pengikut Kristus haruslah menjadi orang orang mempengaruhi dunia dan bukan sebaliknya, Ia berkata demikian, “Janganlah ikuti norma-norma dunia ini. Biarkan Allah membuat pribadimu menjadi baru, supaya kalian berubah. (Roma 12:2 BIS)

Pergeseran tatanan sosial budaya di dalam masyarakat yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan jaman. Membuat Kekristenan harus senantiasa memposisikan dirinya ditengah tengah masyarakat dan sekaligus juga merespon tantangan budaya yang senantiasa membawa polarisasi dan perbedaan pendapat khususnya di dalam komunitas gereja.

Dalam Pertemuan tahunan Konferensi Mennonite Mosaik pada bulan November tahun lalu menjadi saksi bahwa perbedaan pandangan khususnya mengenai seksualitas membuat gereja sebagai komunitas percaya harus kembali merespon dan memposisikan dirinya sekali lagi.

Sebagai komunitas rohani yang percaya akan tuntuntan Roh Kudus dan kepemimpinan Yesus di dalam komunitas orang percaya, Konferensi Mosaik percaya bahwa gereja melalui kesepakatan dan pergumulan bersama mampu memberikan jawaban bukan saja isu seksualitas melainkan isu-isu kontroversial lain yang ada di dalam budaya.

Oleh sebab itu Perkumpulan Pendeta dan pemimpin kredensial berbahasa Indonesia dalam Konferensi Mosaik bersepakat membahas dan membicarakan peran Gereja dalam Budaya di dalam pertemuan bulanan sepanjang tahun 2023 ini.

Pertemuan bulanan ini biasanya jatuh pada hari Kamis setiap Minggu ketiga. Dihadiri oleh setiap pemimpin kredensial Konferensi Mosaik dan juga terbuka bagi para pelayan dan para hamba Tuhan lainnya. Pertemuan ini diselenggarakan dan diadakan melalui pertemuan zoom dan menggunakan bahasa Indonesia.

Pastor Virgo Handojo dari JKI Anugerah, Sierra Madre, California, Pastor Aldo Siahaan dari Phialdelphia Praise, bersama dengan para pendeta pendeta lainnya yang tergabung dalam Konferensi Mosaik akan bersama sama menjadi nara sumber dalam acara ini,

Diperlukan kerendahan hati, kasih dan keterbukaan dan kepekaan akan tuntunan Roh Kudus agar kita semua bisa meresponi budaya dengan respon yang baik sebagaimana Tuhan Yesus sendiri telah menjadi panutan kita semua dalam pelayanannya di muka bumi ini 2000 tahun silam.

Dan saya percaya setiap isu-isu kontroversial yang memiliki potensi untuk memecah belah tubuh Kristus perlu disikapi dan diresponi dengan baik. Mari kita ikuti apa yang Rasul Paulus tulis kepada jemaat di Korintus, “Mari kita hilangkan segala perasaan sakit hati, dendam dan marah. Jangan lagi ada perasaan benci atau perasaan lain semacam itu. Sebaliknya, hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni sama seperti Allah pun mengampuni kalian melalui Kristus. – (Efesus 4:31-32 BIS) Salam Damai di dalam Kristus.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Dorongan Wirausaha Roh Kudus

January 11, 2023 by Conference Office

Oleh Stephen Kriss

Minggu ini saya menghadiri pemakaman David G Landis di Gereja Mennonite Blooming Glen (PA). David membantu mengelola sebuah pasar lokal kecil di Telford, PA untuk menjadi jaringan supermarket regional milik keluarga, yang pada dasarnya menjalankan bisnis berdasarkan Aturan Emas (Mat 7:12). Gedung pertemuan yang dipakai sebagai rumah duka penuh sesak. Semangat kewirausahaan David dan kemampuannya untuk melakukan bisnis yang baik sambil tetap berkomitmen dan terlibat dengan gereja, dan membangun keluarga dengan komitmen yang sama, sepatutnya kami rayakan bersama sama. Dave dan istrinya, Carolyn, menyambut saya sebagai “penyelundup” dari Pennsylvania Barat, dengan penghargaan, tantangan, dan kasih di komunitas Mennonite di Pennsylvania Tenggara.

Duduk di beberapa bangku di depan saya, Cory Longacre, bendahara Konferensi kami. Ayah Cory, Henry Longacre, meninggal musim panas lalu. Saya juga menghadiri pemakamannya di Gereja Swamp Mennonite di Quakertown, PA. Henry telah melayani di komite properti Konferensi kami sampai kematiannya. Kehidupan Henry juga sangat dibentuk oleh gereja dan kapasitas kewirausahaannya sendiri. Henry, juga, memasukkan saya dengan cara yang tidak pernah saya duga dengan rasa hormat, perhatian, dan tantangan. Saya berterima kasih atas pertanyaan, bimbingan, dan warisan keluarganya.

Pada tahun 1980-an, kedua pria tersebut membantu membentuk bagian penting dari Konferensi kami dengan gagasan untuk membeli properti komersial di Souderton, PA yang dapat membantu mempertahankan dan memperluas pelayanan kami. Bersama dengan Wayne Clemens (jemaat Perkasie), Henry Rosenberger (jemaat Plains), dan Bryan Hunsberger (jemaat Souderton), orang-orang ini memimpikan suatu waktu dan tempat ketika kita mungkin membutuhkan kapasitas pendapatan tambahan untuk memperluas apa yang disebut sejarawan John Ruth sebagai “ persekutuan yang benar.”

Sebagai hasil dari pandangan ke depan mereka, properti komersial sekarang membantu mencocokkan setiap dolar donor yang diterima Konferensi Mosaic. Ini juga membantu mendukung Dana Hibah Operasional Misi kami yang mendukung inisiatif baru. Dan, itu menyediakan ruang bagi pelayanan Care and Share Shoppes yang berkembang pesat, sebuah Pelayanan Terkait Konferensi yang menghasilkan hampir satu juta dolar setiap tahun untuk pekerjaan Komite Pusat Mennonite. Itu juga merupakan rumah bagi cabang toko Ten Thousand Villages dan praktik medis.

Kami telah diberkati oleh para pebisnis yang memadukan kecintaan mereka yang mendalam kepada gereja dengan pengambilan risiko dan keterampilan keuangan mereka untuk membantu mempertahankan pelayanan kami dalam jangka panjang. Kolaborasi dan karisma mereka berarti bahwa kami adalah komunitas Anabaptis yang berbeda. Saya berkomitmen untuk menghormati warisan mereka melalui pekerjaan dan pelayanan kita. Injil berarti memperlakukan sesama kita dengan baik tidak peduli siapa mereka atau seberapa dekat mereka tinggal dengan kita. Saya melihat semangat kewirausahaan ini berkembang baik di komunitas Mosaic kami yang tradisional maupun komunitas yang baru muncul.

Saat kita melihat tahun 2023, kita tidak bertanggung jawab jika tidak mengakui tantangan di depan kita, tetapi kita juga perlu mengakui iman kita kepada Yesus dan warisan dari para pendeta dan pemimpin yang telah mendahului kita. Kita dipanggil untuk menjadi setia dan juga berwirausaha, pastoral dan apostolik.

Saya memulai tahun ini dengan komitmen baru untuk pekerjaan kita, membangun di atas fondasi setia kita dan kapasitas dunia kerja, pasar dan pelayanan kita. Kita tahu bahwa Yesus adalah Tuhan atas semuanya itu. Meskipun menantang, penting juga untuk membawa iman ini ke masa depan bersama-sama, dari penanaman gereja terbaru kita yang terbentang dari Tijuana, Meksiko hingga Baltimore, upaya misi kita di masa lalu yang berakar di Vermont dan North Jersey, komunitas Mosaic terbaru kita di Florida, dan komunitas kami dengan kuburan para saksi di awan yang berusia 300 tahun seperti West Swamp dan Towamencin. Kemantapan dan dorongan kewirausahaan dari Roh tidak hanya akan menopang kita tetapi juga membawa kita ke tempat-tempat yang bahkan belum pernah kita bayangkan.

Semoga tahun baru penuh dengan kemungkinan dan harapan. Semoga kita bekerja dengan iman dan kasih yang teguh. Terpujilah nama Tuhan.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita

EFESUS 3:20 (TB)

Stephen Kriss

Stephen Kriss adalah Pemimpin Pelayan Eksekutif dari Konferensi Mosaic.

Filed Under: Articles Tagged With: Steve Kriss

Persiapan Natal

December 22, 2022 by Cindy Angela

Oleh Hendy Matahelemual

Hari Natal natal adalah sesuatu yang sangat dinanti nantikan oleh umat Kristen. Hari kelahiran sang Juru Selamat manusia, Yesus Kristus, Imanuel, Allah beserta kita. Gereja gereja sibuk mempersiapkan kebaktian natal spesial mereka yang unik dan meriah.

Tim Musik ILC memimpin pujian dalam Perayaan Natal ILC pada 18 Desember 2023.

Tetapi tahun ini ada sebuah persiapan  yang melebihi dari persiapan acara Natal saja yang beberapa Gereja Imigran Indonesia lakukan. Persiapan hati dan rohani.

Pada akhir November beberapa Gereja Indonesia di Konferensi Mosaik melakukan retreat gabungan thanksgiving bersama sama. Gereja Nations Worship Center dan Gereja Bethany New York melakukan retreat gabungan di Maryland, sedangkan Gereja Indonesian Light mengadakan retreat gabungan bersama sama dengan Gereja Philadelphia Praise di Lancaster, PA.

Retreat gabungan gereja-gereja adalah sesuatu yang sudah biasa kita lakukan bersama sama, karena banyak sekali keuntungan yang didapat khususnya harga yang murah jika ingin memesan tempat penginapan. Dan juga dengan bergabung lebih banyak sumber daya yang bisa mengerjakannya lebih dari jika hanya mengadakan acara sendiri.

Retreat Thanksgiving NWC dan BECC New York
Retreat gabungan PPC dan ILC dari Konferensi Mennonite Mosaik

Dan setelah retreat selesai banyak kesaksian perubahan dan pemulihan yang terjadi. Baptisan juga seringkali diadakan ketika retreat berlangsung. Dimana ada kesatuan disitulah Roh Tuhan bekerja dengan luar biasa dahsyat.

Masa Advent dan Natal kali ini juga begitu unik karena berlangsung bersamaan dengan acara Piala Dunia Sepakbola 2022 yang diikuti dan dirayakan secara meriah di seluruh dunia. Hal ini mengingatkan kita akan perayaan Natal hari Kelahiran Tuhan Yesus yang tentunya jauh lebih berarti dan layak untuk kita peringati bersama sama. Selamat Natal dan Tahun baru 2023, Tuhan Yesus beserta kita.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Mosaik memutuskan untuk mengevaluasi ikatan MC USA

December 13, 2022 by Cindy Angela

Oleh Tim Huber, Anabaptist World

Versi terjemahan dari artikel “Mosaic decides to evaluate MC USA ties” yang di terbitkan oleh Anabaptist World.

Konferensi Mennonite Mosaik dari Gereja Mennonite USA memulai proses perencanaan strategis dua tahun untuk “menjelaskan” hubungannya dengan MC USA dan komunitas Anabaptis lainnya.

Delegasi di pertemuan tahunan Mosaik menyetujui rencana tersebut dengan dukungan 81,5% pada 5 November di Gereja Souderton Mennonite di Pennsylvania.

Persatuan dari bekas konferensi Franconia dan Distrik Timur, Mosaic adalah salah satu badan terbesar MC USA, dengan lebih dari 8.000 anggota (dari 56.000 MC USA) di hampir 100 jemaat dan pelayanan di seluruh AS.

Pada bulan Juli, dewan konferensi Mosaik membentuk gugus tugas untuk memimpin proses mendengarkan dan meninjau hubungan. Banyak jemaat, pendeta, dan pemimpin Mosaik mendesak tindakan karena ketidakpuasan dengan proses dan hasil sesi delegasi MC USA di bulan Mei. Pada pertemuan itu, para delegasi membatalkan Pedoman Keanggotaan denominasi, yang telah melarang pendeta meresmikan pernikahan sesama jenis, dan menyetujui resolusi “Pertobatan dan Transformasi” yang menegaskan LGBTQ.

“Kebanyakan orang mengatakan bahwa ketegangan bukanlah hal baru, tetapi ketegangan telah meningkat sejak sesi delegasi khusus,” kata Stephen Kriss, menteri eksekutif Mosaik. Dia mengatakan setidaknya seperempat dari jemaat Mosaic meminta Mosaik untuk mundur dari MC USA setelah sesi delegasi.

“Banyak ketegangan yang kita lihat di Mosaik tidak unik bagi kita,” kata Kriss. “namun terjadi di seluruh denominasi.

Sebuah dokumen yang disiapkan untuk pertemuan Mosaic mencatat bahwa resolusi “Pertobatan dan Transformasi” tidak mengikat, bahwa tidak ada perubahan yang diperlukan untuk konferensi atau jemaat, bahwa keputusan kredensial tetap berada di tingkat konferensi dan bahwa tidak ada rencana untuk mengubah Pengakuan Iman dalam Perspektif Mennonite.

“Tidak ada yang berubah di Kansas City khususnya untuk Mosaik, tetapi itu mengubah siapa Mennonite Church USA,” kata Kriss. “Dan jika kami sebagai sebuah konferensi mengatakan bahwa kami bukan hanya bagian dari Mennonite Church USA tetapi kenyataannya kami adalah Mennonite Church USA, hubungan dan akuntabilitas menjadi landasan bagi kami. . . . Untuk beberapa jemaat, itu berarti mereka tidak dapat menjadi bagian dari Mosaik karena mereka tidak dapat tetap berhubungan karena hati nurani mereka.”

Rencana yang disetujui oleh delegasi Mosaik menggerakkan konferensi ke arah menyesuaikan peraturannya untuk memungkinkan komunitas anggota menangguhkan keanggotaan mereka di MC USA sambil tetap menjadi anggota Mosaik. Kriss mengatakan tidak jelas berapa banyak kongregasi yang berminat dengan pengaturan seperti itu.

Anggaran rumah tangga MC USA menetapkan anggota denominasi adalah konferensinya, bukan jemaatnya. Oleh karena itu, jemaat yang memilih untuk keluar dari MC USA tetap memiliki “derived membership” di denominasi tersebut. Namun demikian, beberapa konferensi selama bertahun-tahun telah memungkinkan jemaat untuk menunjuk diri mereka sendiri sebagai memilih keluar dari keanggotaan denominasi.

Direktur eksekutif MC USA Glen Guyton dan moderator terpilih Jon Carlson berpartisipasi dalam pertemuan tahunan Mosaic. Guyton memimpin doa untuk masuk moderator Angela Moyer Walter dan asisten moderator Roy Williams.

“Saya menghargai banyak hubungan luar biasa yang telah saya bangun selama bertahun-tahun dengan para pemimpin dan anggota Konferensi Mennonite Mosaik,” kata Guyton dalam rilis MC USA. “Sebagai bagian dari MC USA, mereka telah sangat terlibat dalam semua aspek kehidupan denominasi kita, dan saya harap itu terus berlanjut.”

Guyton dan Carlson menjawab pertanyaan dari para delegasi tentang keanggotaan di MC USA dan Mennonite World Conference, serta fungsi Dewan Pemimpin Konstituensi.

Mosaic mengantisipasi keterlibatan kelompok konsultan dan tim pengarah untuk mengarahkan proses dua tahun. Dalam daftar rekomendasi kepada dewan Mosaik, satgas mendengarkan mengatakan “kekhawatiran kami” termasuk “kerusakan yang disebabkan oleh model pengambilan keputusan yang buruk dan proses yang buruk” di pertemuan delegasi khusus MC USA, di mana satu-satunya pilihan pemungutan suara adalah “ya” atau “Tidak.”

Pada perakitannya sendiri, Mosaic menggunakan sistem hijau/kuning/merah yang mewakili “menegaskan”, “menegaskan dengan syarat”, dan “menahan penegasan”. Mayoritas dua pertiga diperlukan untuk menyetujui proses perencanaan strategis. Afirmasi tanpa syarat akan gagal dengan sendirinya, dengan 60% dukungan.

Kriss yakin konferensi tersebut akan membutuhkan waktu dua tahun untuk mengklarifikasi hubungannya.

“Karena penyebaran geografis kita, keragaman bahasa kita dan keragaman teologis kita, proses yang cepat tidak memperhitungkan keragaman kita dengan baik,” katanya. “Sementara beberapa dari kita cukup siap untuk keputusan cepat, jemaat lain bahkan tidak menyadari apa yang terjadi di Mennonite Church USA … Jika kami akan mencoba melakukan proses yang melibatkan kami semua, itu akan memakan waktu.”

Filed Under: Articles Tagged With: anabaptist world

Adven ini, Saya akan Melihat ke Seberang Jalan

November 30, 2022 by Conference Office

By Hendy Matahelemual

Dibesarkan di dalam sebuah keluarga Kristen di Indonesia, negara mayoritas Muslim, sangat jarang saya melihat dekorasi Natal di luar rumah kecuali di gereja. Tapi pada waktu itu kami selalu tahu di mana kami bisa menemukan pajangan Natal. Di sebuah dealer mobil di sebuat sudut kota. Pemiliknya pasti orang Kristen. 

Setiap tahun pada akhir November, saya dan keluarga saya sangat bersemangat untuk mengetahui pameran Natal seperti apa yang akan dipasang oleh pemilik dealer tersebut: Sinterklas dan kereta luncurnya, manusia salju, kandang Natal. Setiap tahun pasti berbeda. 

Mereka juga memasang lampu warna-warni, jadi pada malam hari sangat indah untuk dilihat – dekorasi Natal yang sakral dan sekuler, termasuk simbol musim dingin dan salju, di iklim tropis. Tidak pernah turun salju di Indonesia! 

Seiring berlalunya waktu, dealer mobil tersebut pun pindah dan tidak ada lagi pameran Natal di sudut itu. Tetapi lampu warna-warni dan manusia salju akan bertahan selamanya dalam kenangan masa kecil Natal saya. 

Kurang puas dengan gambaran mental dari ingatan, saya membuka Google Maps untuk melihat seperti apa sudut Bandung itu sekarang. Ketika saya menggulir sekeliling, sesuatu muncul. Saya menyadari bahwa tepat di seberang jalan berdiri salah satu Masjid Agung di kota itu. 

Sebagai seorang anak, saya tidak pernah memperhatikan bahwa ada sebuah masjid disitu. Tidak pernah menjadi suatu yang berarti. Tetapi sekarang berbeda, hal tersebut menjadi berarti.  

Sebagai pengikut Yesus, kita perlu mengubah sikap kita terhadap orang yang berbeda keyakinan. 

Dalam pelayanannya, Yesus berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang: orang Romawi yang percaya pada banyak tuhan, orang Kanaan yang menyembah Baal, orang Samaria yang menyembah Yahweh di Gunung Gerizim daripada di Kuil di Yerusalem. 

Yesus tidak berusaha meyakinkan orang untuk bergabung dengan agamanya. Dia menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang yang ditindas setan, mengatakan kepada orang-orang untuk memberi tahu orang lain apa yang telah Tuhan lakukan bagi mereka, memuji orang-orang karena iman mereka dan mengumumkan bahwa mereka akan berpesta di surga bersama para nabi. 

Yesus hanya mengasihi mereka, memuji kebaikan dalam diri mereka dan menjawab pertanyaan yang mereka ajukan — terkadang dengan mengarahkan mereka untuk menemukan jawaban bagi diri mereka sendiri. 

Mesach Krisetya, seorang pemimpin Mennonite Indonesia yang meninggal awal tahun ini, mengatakan misionaris Kristen di Indonesia sering melakukan strategi penaklukan. Adalah umum bagi orang Kristen untuk merasa terancam oleh Islam dan bagi orang Muslim untuk merasa tersinggung oleh kekuatan kolonial, politik dan arogansi budaya sebelumnya. Krisetya mendesak kepekaan pluralis, sadar bahwa baik Muslim maupun Kristen tidak kehilangan identitas melalui pertukaran yang hati-hati. 

Baru-baru ini kami mengundang seorang rabi Yahudi untuk berbicara di rapat staf Konferensi Mosaic Mennonite kami. Jemaatnya hanya berjarak dua blok dari jemaat saya di Philadelphia Selatan. 

Kami mengundangnya untuk membagikan pengetahuannya tentang chesed, kata Ibrani yang berarti kasih setia Tuhan. Itu adalah tema pertemuan konferensi kami tahun ini. Chesed setara dengan agape Yunani. 

Saat dia menjelaskan tentang kasih Tuhan dan praktik chesed, saya kagum dengan wawasannya tentang Perjanjian Lama. Dia mengundang kami ke makan malam Shabbat mereka, yang sangat ingin saya alami. 

Selama Adven tahun ini, saya akan mencoba untuk menyadari lingkungan saya. Saya akan berusaha menemukan Tuhan dalam diri orang lain dan dalam setiap sudut hidup saya. Aku akan mencoba untuk mencintai bahkan ketika itu menyakitkan. Saya akan mencoba memberikan rahmat kepada semua orang, terlepas dari tindakan, keyakinan, status, politik, atau kebangsaan mereka. 

Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! (Mazmur 117) 

Saya percaya satu hal yang mempersatukan kita sebagai -manusia: kasih Allah yang tetap, teguh, dan setia. 

Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Yesus bukan dengan berapa banyak dekorasi Natal yang kita pasang tetapi dengan seberapa besar kita mencintai orang asing maupun teman. 

Editor’s note: This article originally appeared in Anabaptist World on Nov. 18 and is used here by permission. To read the original article, please click here.  


Hendy Matahelemual

Hendy Matahelemual is the Associate Minister for Community Engagement for Mosaic Conference. Hendy Matahelemual was born and grew up in the city of Bandung, Indonesia. Hendy lives in Philadelphia with his wife Marina and their three boys, Judah, Levi and Asher.

Filed Under: Articles Tagged With: Advent, anabaptist world

Sebuah Renungan

November 17, 2022 by Cindy Angela

Oleh Hendy Matahelemual

Sebuah gambar dapat melukiskan ribuan kata kata. Kesan inilah yang saya dapatkan ketika melihat foto foto dari Pertemuan Tahunan Konferensi Mosaik beberapa waktu lalu di Souderton, Namun baru kali ini pertemuan tahunan Mosaik terasa berbeda dari pertemuan biasanya. Sejak pertemuan delegasi khusus musim panas MC USA di Kansas City yang meratifkasi Resolusi Pertobatan dan Transformasi yang mendukung kaum LGBTQIA+, kami gereja-gereja imigran di Konferensi Mosaik mengungkapkan rasa kekecewaan kami terhadap denominasi.

Meskipun resolusi ini tidak mengingat terhadap anggota denominasi, kami sebagai gereja imigran di Mosaik berpendapat bahwa resolusi ini bukanlah jalan yang baik. Isi resolusi juga bertentangan dengan nilai budaya dan pandangan teologi kami. Sebagai gereja imigran Indonesia kami berpegang pada Pernyataan Bersama Gereja-gereja di Konferensi Mosaik mengenai Anugerah dan Kebenaran.

Tetapi tentu segala upaya, diskusi, maupun argumentasi sangat diperlukan dalam hal ini, meskipun sulit dimana budaya pasif-agresif masih sangat kental dalam Konferensi kami.

Kita semua diingatkan dari tema “Chesed” bahwa Kasih Tuhan yang teguh, konstan dan tidak berkesudahan inilah yang menyatukan kita semua. Mari kita menyuarakan kebenaran dengan kasih dan bukan dengan penghakiman, seperti ada tertulis dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.

Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Efesus 4:15

Phil Bergey dalam seminar mengenai konflik resolusi yang dihadiri pemimpin kredensial Mosaik di Perkasie, menawarkan tiga model penyelesaian masalah. Model pertama menyelesaikan konflik dengan secepat mungkin dan sesegera mungkin dengan segala sumber daya dan keterbatasan yang kita miliki. Model kedua adalah mempelajari terlebih dahulu dengan seksama sebelum mengambil langkah langkah. Model ketiga adalah menyadari bahwa ada beberapa ketegangan dan konflik ada bukan untuk dicari penyelesaiannya,tetapi untuk dihidupi bersama.

Saya mengakui bahwa pembicaraan mengenai isu gender dan seksualitas seringkali dihindari dalam banyak pertemuan pertemuan, karena kerap menimbulkan suasana yang tidak nyaman. Saya percaya bahwa setiap luka yang ada bisa pulih jika luka tersebut dibuka dan bukan ditutup tutupi sedemikian rupa.

Konferensi Mosaik membentuk Komite Iman dan Kehidupan pada tahun 2015 untuk secara khusus membahas mengenai isu gender dan seksualitas, melalui Pernyataan Bersama Gereja gerja mengenai Iman dan Kehidupan. Dan saya memiliki keyakinan bahwa komite ini bisa membawa perubahan dan kesatuan di dalam konferensi kami khususnya menyikapi pandangan mengenai LGBTQIA+

Dan terakhir mari kita berdoa supaya hasil keputusan Konferensi Mosaik untuk meninjau hubungan dengan MC USA berjalan dengan baik. Sehingga apapun yang kita putuskan selama dua tahun kedepan ini bisa sejalan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Mari berdoa supaya kesatuan dalam kasih bisa terus mewarnai dan menyatukan mosaik mosaik kehidupan kita sebagai murid murid Yesus dari berbagai macam bangsa, budaya dan bahasa, Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Apa yang akan kita lakukan di Pertemuan Tahunan?

October 20, 2022 by Conference Office

Oleh Stephen Kriss

Setelah pertemuan Assembly Scattered di California, Pastor Grace Pam dari Faith Chapel berkata, “Saya menghargai cara kita mencoba untuk beribadah, berdoa, dan melakukan pekerjaan pelayanan kita bersama.”

Kami sedang berusaha.

Dalam Pertemuan Mosaik tatap muka pertama kita pada tanggal 5 November di Gereja Mennonite Souderton (PA), kita akan beribadah, mendengarkan, merayakan, mengingat, makan, berdoa, dan berpelukan. Dan ada kemungkinan bahwa kita akan saling tidak setuju dalam beberapa hal.

Mosaik pada akhirnya adalah seperangkat hubungan dan komitmen kepada Tuhan dan satu sama lain. Berkumpul di meja bersama tidak hanya praktis, tetapi juga simbolis dari identitas komunitas kita.

Sundanese Table Spread. Photo by Vina Kencana.

Kita akan menyantap tamale yang dibuat oleh para wanita Centro de Alabanza (Philadelphia), Es Krim Longacre (dari Bally, PA), Funny Cake dari jemaat West Swamp (Quakertown, PA), dan makan siang khas Sunda (Indonesian Light Church, Philadelphia).  Makanan akan menjadi salah satu cara kita melakukan pekerjaan penting untuk memasuki dunia satu sama lain. 

Dalam ibadah kita, kita akan bernyanyi, berdoa, mengurapi, dan menerima persekutuan bersama. Inilah ritme hidup kita bersama sebagai manusia di jalan Yesus.  Kita menerima. Kita memberkati. Kita berbagi. Kita mendengarkan. Kita memproklamirkan. 

Dan kita akan melakukan pekerjaan kudus gereja, termasuk pekerjaan yang memposisikan Mosaik selama beberapa tahun ke depan. 

Kami akan menegaskan Pelayanan Terkait Konferensi baru, Amahoro International, dan gereja baru, Iglesia Evangélica Menonita de Oración Adoración (Philadelphia, PA).

Kami akan menegaskan moderator baru kami. Angela Moyer Walter menjabat sebagai Asisten Moderator dengan Franconia dan sekarang Mosaic Conference; beliau akan pindah ke peran Moderator. Angela dibesarkan di bekas kongregasi Rockhill (Telford, PA) dan lulus dari Dock Mennonite Academy (Lansdale, PA). Dia adalah salah satu pendeta di Gereja Ripple di Allentown, PA.  Dia bi-vokasional, bekerja juga sebagai terapis okupasi pediatrik, dan fasih dalam bahasa Inggris dan Spanyol. 

Roy Williams berada di Dewan Mosaik dan menjabat sebagai Ketua Komite Antarbudaya. Dewan Mosaik telah memilihnya sebagai Asisten Moderator berikutnya. Roy membawa pengalaman dewan yang mendalam dan komitmen yang kuat untuk pelayanan perkotaan.  Dia telah menjadi moderator Mennonite Church USA dan wakil ketua dewan Badan Pendidikan Mennonite.  Roy akan pensiun pada bulan Desember dari peran pastoral jangka panjangnya di College Hill Mennonite Church (Tampa, FL). 

Duo kepemimpinan Angela dan Roy akan membawa pengalaman luas dan komitmen kuat kepada komunitas konstituen kami.   

Kami akan melihat jalan ke depan. Dokumen “Perjalanan” (Halaman 10) yang ditulis Dewan berdasarkan Rekomendasi Gugus Tugas Mendengarkan (Halaman 4). Dokumen tersebut menyerukan pekerjaan strategis yang merupakan langkah alami berikutnya dalam kehidupan komunal Mosaik kita. Namun langkah alami ini datang pada saat yang sulit dalam hubungan kita dengan Mennonite Church USA.  

Dokumen “Perjalanan” (Halaman 10) memiliki empat tindakan utama: 

  1. Doa dan puasa lanjutan. 
  2. Komitmen untuk berjalan dengan sabar bersama. 
  3. Meluncurkan proses perencanaan strategis untuk memperjelas masa depan kita. 
  4. Mengizinkan jemaat untuk menangguhkan keanggotaan mereka di Mennonite Church USA jika hati nurani mereka melihat hal ini diperlukan saat ini. 

Dokumen “Perjalanan” akan disajikan untuk dipertimbangkan sebagai keseluruhan dokumen — delegasi tidak akan dapat menegaskan hanya sebagian darinya. Meskipun dewan dapat menyerukan proses dan komitmen langkah 1-3, hanya delegasi yang dapat menyetujui perubahan anggaran rumah tangga yang diperlukan untuk langkah 4. Ini adalah pekerjaan kearifan yang kritis. Bisakah kita berkomitmen untuk berjalan bersama dengan doa yang sungguh-sungguh sehingga kita dapat bergerak menuju masa depan kita dengan cara yang memperjelas hubungan kita satu sama lain dan MC USA?

Beberapa dari kita ingin bergerak cepat sementara yang lain dari kita tidak menginginkan perubahan apa pun

Beberapa dari kita ingin bergerak cepat sementara yang lain dari kita tidak menginginkan perubahan apa pun. Proposal ini memberikan kesempatan untuk saling memberikan rahmat di tengah perbedaan kita. Ada risiko bahwa kita telah terpolarisasi begitu banyak sehingga dokumen ini tidak akan disetujui, namun Dewan percaya jalur ini menawarkan kita kesempatan untuk bergerak bersama dengan kejelasan dan kebijaksanaan. Para delegasi akan memutuskan apakah kita menegaskan dan memberikan rahmat hati nurani itu satu sama lain. 

Dalam kegaduhan dan kebingungan akan perubahan zaman dan identitas baru kita, kita melakukan ini sementara berakar pada kasih Allah yang teguh, memberikan kesaksian kepada Kristus yang di dalamnya kita dipusatkan, dan mengantisipasi kehadiran Roh bersama kita.


Stephen Kriss

Stephen Kriss adalah Pelayan Eksekutif Konferensi Mennonite Mosaik.

Filed Under: Articles Tagged With: Conference Assembly 2022

Badai Pasti Berlalu

September 29, 2022 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Badai pasti berlalu, adalah sebuah kalimat positif yang biasa terucap untuk memberikan semangat bahwa segala persoalan berat akan berlalu. Seringkali ungkapan ini kita berikan kepada seseorang atau bahkan diri kita sendiri sebagai kalimat motivasi.

Tetapi pada kesempatan kemarin, badai pasti berlalu lebih dari sekedar ungkapan tetapi doa dan dukungan nyata terhadap gereja gereja di Florida yang akan terkena dampak dari badai Ian. Setelah rapat staff Mosaik, kami mengundang beberapa perwakilan dari gereja-gereja di Florida untuk memberikan dukungan dan doa sebagai bagian dari solidaritas bersama.

Badai pasti berlalu, juga ternyata lebih dari sekedar ungkapan motivasi dan doa, jika kita melihat dari cerita Injil ada sebuah peristiwa yang spektakuler dimana badai berlalu tetapi tidak dengan sendirinya. Ya, betul cerita ketika Yesus menenangkan badai.

“Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.  Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”

Matius 8:23-27

Dalam kehidupan kita sebagai pengikut Yesus, “badai” adalah sesuatu yang pastinya sering kita hadapi. Tetapi “badai” yang paling hebat datang dari dalam keluarga rohani kita sendiri. Perpecahan di dalam jemaat adalah contoh dari sebuah badai yang tidak bisa kita navigasi dengan kekuatan kita sendiri.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat mula mula memberikan gambaran bahwa perpecahan sudah ada bahkan di dalam jemaat mula mula. Mengapa dengan mudahnya mereka terpecah pecah? Bukankah Yesus sudah bangkit dan lebih dekat masanya dengan mereka? Beberapa dari mereka bahkan pernah melihat Yesus, tetapi mengapa mereka bisa terpecah pecah?

Staff Mosaik berdoa bersama sama dengan konggregasi di Florida yang terkena dampak badai Ian kemarin.

Satu hal yang bisa memberi indikasi bahwa kita sebenarnya ada ditengah tengah badai adalah rasa kawatir, takut dan gelisah. Ada banyak hal terutama kita sebagai imigran di Amerika Serikat yang dapat membuat kita kawatir, takut dan gelisah. Mulai dari isu kekerasan senjata, imigrasi, keamanan, ekonomi sampai dengan isu immoralitas.

Semuanya membuat kita gelisah, kawatir dan takut, belum lagi kita semua masih dalam penyesuaian keluar dari pandemi COVID-19. Semakin banyak perdebatan memicu semakin banyak kekawatiran dan kegelisahan.

Satu hal yang menjadi kekawatiran saya pribadi adalah bagaimana kita memberitakan kebenaran dengan kasih. Rasul Paulus menulis ini dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang juga sedang mengalami “badai” perpecahan.

“tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Efesus 4:15

Seringkali kebenaran yang berusaha kita sampaikan ternodai oleh rasa takut kita, terdonai oleh rasa gelisah dan kekawatiran kita sendiri, bukannya dengan kasih tetapi kita menyampaikannya dengan amarah, dengan kekecewaan.

“Kebenaran akan memerdekakan kita”, dan saya percaya ini semua diawali dengan mengakui bahwa kita semua berdosa, dalam pikiran kita, perkataan kita dan perbuatan kita, dan hanya Tuhan Yesuslah yang sanggup menebus dosa kita semua, bukan dengan kuat gagah dan usaha kita sendiri.

Biarlah yang tidak berdosa melemparkan batu pertama, kata Yesus terhadap kerumunan orang yang akan merajam seorang pelacur. Tetapi pelacur tersebut akhirnya diselamatkan Yesus dan hidupnya diubahkan. Saya percaya bahwa wanita yang disebutkan dalam kita Yohanes tidak lagi melacur melainkan melayani Tuhan, ia meninggalkan kehidupan lamanya yang penuh dengan dosa, bukan karena kuat dan gagahnya tetapi karena Yesus datang menjamahnya.

Dalam badai kehidupan kita, apakah kita berteriak kepada Yesus? Apakah kita meminta Dia untuk menyelamatkan kita? Apakah kita berupaya melakukan segala macam cara yang pada akhirnya akan menguras tenaga kita, sehingga kita kehilangan damai sejahtera.

Iblis punya banyak cara untuk mencuri damai sejahtera kita, dan salah satunya adalah menyerang titik dimana kita lemah. Amsal berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena disitulah terpancar kehidupan”.

Badai pasti berlalu, mari sikapi dengan doa, berpuasa, pujian penyembahan bersama, mari sikapi dengan bersekutu dan bukan lari dari kenyataan. Karena pada dasarnya kita semua ini sama yang adalah pengikut Yesus yang perlu kasih karunia. Pergilah dalam damai, damai di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

  • « Go to Previous Page
  • Go to page 1
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 7
  • Go to page 8
  • Go to page 9
  • Go to page 10
  • Go to page 11
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 18
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use
Aligned with