oleh Jennifer Svetlik, Jemaat Salford
“Saya adalah seorang anak laki-laki berkulit putih dari Oklahoma” ucap Jeff Wright, pemimpin pelayanan, bertempat di Riverside, California. Sekalipun demikian Jeff telah menemukan cara untuk terhubung dan mendapat dukungan dari jemaat dimana secara budaya berbeda dari dimana Jeff dibesarkan.
“Saya selalu dapat merasakan adanya panggilan untuk pelayanan misi international,” demikian Jeff menjelaskan. “Ada beberapa alasan berbeda yang menyebabkan pelayanan tersebut belum dapat dilakukan, akan tetapi saya selalu berusaha untuk menjalankan arti pelayanan misi yang di tugaskan oleh David Bosch: untuk melintasi batas dari aturan seorang pelayan.” Hal melintasi batas yang dilakukan Jeff adalah menterjemahkan pada mereka yang hadir di konferens di Pennsylvania akan apa arti gereja di California. Dia juga melakukan pekerjaan pelayanan yang menjembatani lintas benua, menghubungkan saudara-saudari di konferens yang sama, akan tetapi hidup dalam pantai yang berbeda.
Jeff bekerja dengan tiga gereja Indonesia di Californa Selatan: Indonesian Community Christian Fellowship (Colton, CA), International Worship Church (San Gabriel, CA), dan Jemaat Kristen Indonesia Anugerah (JKIA; Sierra Madre, CA). Jeff juga mendampingi San Francisco (CA) Chinese Mennonite Church, sebuah gereja berbahasa Canton, dalam posisi dia sebagai pemimpin konferens.
“Gereja – gereja tersebut adalah gereja generasi pertama dan kedua para imigran America” dan menawarkan pandangan yang unik, Jeff merefleksikan. “Mereka mempunyai pandangan yang luas mengenai kehidupan mereka, dan banyak dari mereka yang kerap kali pulang ke tempat asal mereka. Perspektive yang luas ini adalah menjadi bagian dari DNA para jemaat.”
Sebagai pemimpin pelayanan, Jeff membantu para gembala dengan memberikan kepercayaan, melatih dan memecahkan tantangan atau masalah yang mereka bawa kepada Jeff. Dia juga secara teratur berdoa bagi para pastor atau gembala dan jemaat-jemaatnya dan menghubungkan mereka satu sama lain dengan staff konferens dan sumber daya lainnya.
“Secara sadar bekerja di kompetensi antar budaya adalah sebuah tantangan bagi saya, dalam arti yang baik,” Jeff merefleksikan. Jeff sudah mulai belajar bahasa Indonesia, dan dia menyadari bahwa berbicara dengan Chantelle Todman Moore, Pelatih Kepemimpinan Antarbudaya di konferens adalah sangat membantu.
“Untuk bisa memiliki sebuah konferens yang secara intens mendedikasikan para sumber dayanya untuk dan mengikuti pelatihan kompetensi antarbudaya, adalah suatu karunia yang luar biasa – sehubungan dengan keterbatasan bagi para konferens lainnya disebabkan oleh kapasitas, ukuran dan visi” demikian refleksi Jeff. “Ini adalah hal-hal yang membutuhkan perhatian dalam hal untuk dapat menjadi gereja di Amerika Utara.
Jeff pertama kali terhubung dengan Konferens Franconia pada 20 tahun yang lalu pada saat dia sedang menjadi pemimpin konsultan pada konferensi visi dan rencana keuangan. Saat ini, jabatan selain pemimpin pelayanan, dia juga melayani sebagai Gembala di Gereja Madison Street, sebuah jemaat Brethren in Christ (BIC) di Riverside, CA dan juga sebagai presiden di viaShallom, perantara dari sebuah agensi kecil yang bergerak di dalam pelayanan nonprofit.
“Jeff menganggap dirinya sebuah “Anabaptist tak terbatas”. Dengan iman dia datang ke gereja Mennonite Brethren (MB), dimana sebelumnya dia menjabat sebagai Gembala pada gereja General Conference (GC) Mennonite. pernah menjadi seorang pelayan konferen pada MCUSA dan saat ini menjadi seorang Gembala di gereja BIC.
“Tanpa bermaksud menjadi seorang “dalam buaian” – Mennonite telah banyak menolong saya untuk belajar dari tradisi yang berbeda-beda,” Jeff merefleksikan. “Saya menghargai ke takwa an dari MB, dan komitmen untuk selalu bersatu pada GC, suatu perspectif kekudusan dari BIC dan komitment terhadap firman Tuhan yang di lakukan oleh MC USA.”
Di waktu luang, Jeff kadang membaca buku, atau menonton LA Dodgers, dimana juga menghadiri pertandingan liga baseball, atau bersepeda.