• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • 繁體中文 (Cina)
  • English (Inggris)
  • Việt Nam (Vietnam)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia

coronavirus

Pertimbangan akan pertemuan komunitas selama Pandemi

May 21, 2020 by Conference Office

Many churches are turning to the question of re-gathering in person for worship. How does re-opening, re-gathering, or refraining from gathering express our love of God?

Oleh Stephen Kriss, Pemimpin Eksekutif

Dua bulan lalu, saya menuliskan sebuah artikel mengenai penundaan, pembatalan ataupun pertemuan  online secara bergilir. Sekarang ini, banyak diantara kita yang sudah berbulan-bulan melalukan jaga jarak sosial/solidaritas rohani.  Bagi kebanyakan, waktu ini terasa begitu lama.  Kita ditantang untuk sesuatu yang tidak dapat diduga.

Banyak diantara kita yang mulai bertanya untuk melalukan pertemuan secara personal.  Dalam hal ini sebagai sebuah Konferens, kita harus menekankan “kepercayaan kepada Yesus”  dengan mengasihi Tuhan dan sesama.  Sambil kita mempertimbangkan, saya mengusulkan beberapa postur sambil  tetap menampung semua pertanyaan-pertanyaan sambil menunggu jawaban yang tepat.

  • Bagaimana cara kerja untuk membuka kembali, berkumpul kembali, atau menahan diri dari pertemuan untuk mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan?
  • Dalam komunitas kita sendiri atau yang diluar kita, bagaimana kita mewujudkan dan memperluas cinta kita kepada sesama kita?

Postur 1 : Pertimbangkan akan sesuatu yang rentan

Paulus mengingatkan kita bahwa kita adalah satu tubuh, kita menghargai siapapun yang dalam kondisi rentan dan membutuhkan pertolongan.  Apakah pertemuan kita akan menambah resiko?  Ya, secara  tidak langsung iya.  Akan tetapi bagaimana kita dapat membebaskan orang-orang yang rentan dari tanggung jawab dengan cara untuk menghargai keinginan mereka untuk dapat  berada di komunitas ini?

Komunitas Ripple di Allentown, PA, melakukan ini tindakan pencegahan ini dengan baik dengan menggilir para anggota yang sudah berumur lebih dari 60 tahun, untuk melakukan pekerjaan mereka dibelakang panggung saja. Anggota yang lebih muda bisa melakukannya di depan atau bertatap muka.

Pertimbangan untuk mereka yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan memperhitungkan kondisi imunitas tubuh, dan/atau para perawat yang membantu para mereka-mereka yang rentan, harus juga menjadi pemikiran kita mengapa kita harus berkumpul bersama lagi. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia ada dimana dua atau tiga orang berkumpul.  Bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan yang terbuka, ramah akan tetapi dapat  meminimaliskan resiko negatif?

Posture 2: Mempertimbangkan anjuran dari petugas layann kesehatan masyarakat dan pemerintah.

Montgomery County, Pennsylvania, lokasi dimana kantor Konferens berada, sudah di anjurkan untuk tidak melakukan kegiatan keagamaan.  Saya menghargai itu karna ini adalah anjuran bukan sebuah perintah.  Kita diingatkan untuk menjadi garam dan terang ditengah-tengah komunitas kita.  Kita semua memahami hukum di setiap wilayah dan tidak memaksa keinginan kita, kami menganjurkan agar setiap orang dapat bekerja sama dengan petunjuk dari layanan kesehatan masyarakt dan permintaan pemerintah sehubungan dengan mengadakan pertemuan secara personal.  Ini artinya kita dapat memantau dan mengawasi akan adanya perubahan konteks dan situasi dalam komunitas lokal kita masing-masing.

Postur 3: Mempertimbangkan Tanggung Jawab atas hak

Kadang-kadang di Amerika Serikat, tanggapan langsung kita adalah untuk tertuju kepada  Bill of Rights. Kami memiliki hak untuk berkumpul dan hak istimewa kebebasan beragama. Tetapi sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa kebebasan dalam Kristus juga datang dengan tanggung jawab yang signifikan. Bagi beberapa jemaat kami, ini berarti menggunakan gedung pertemuan kami untuk menyediakan makanan bagi tetangga atau membuka ruang kami untuk donor darah. Kita memiliki kebebasan untuk tidak dikalahkan oleh rasa takut, tetapi kita memiliki tanggung jawab untuk bertindak adil, mencintai belas kasihan, dan berjalan dengan rendah hati. Kita hidup dalam ketegangan antara mencari kebaikan bersama dan menjadi orang yang memiliki hati nurani. Kami menyadari bahwa orang lain mungkin membuat keputusan berbeda dalam membedakan bagaimana menjalani tanggung jawab kami sebagai saksi akan kesembuhan dan harapan yang ditaruhkan kepada Kristus di komunitas kami.

Postur 4: Mempertimbangkan Tanggung Jawab yang baru.

Pandemi ini menjadi sebuah penghalang dalam kegiatan sehari-hari kita dan jadwal-jadwal kita juga.  In menjadi sesuatu yang mendatangkan stress.  Akan tetapi ini juga menjadi peluang tanggung jawab yang baru bagi kita.   Beberapa dari kita sudah mulai melakukan ibadah secara online.  Sebagian dari kita sudah mulai bercocok tanam.  Beberapa dari gereja kita melaporkan adanya wajah-wajah baru dalam ibadah mereka.  Banyak yang sudah menjalani pengalaman dengan tanggung jawab yang baru ini.   Bagaimana kita tidak terlalu cepat melompat kembali ke “apa yang” menjadi kebiasaan? Bagaimana Roh mengundang kita untuk berubah dan merespons?

Kami percaya pada Tuhan yang mendukung, menebus, dan membawa transformasi di tengah perjuangan. Ketika kita mempertimbangkan bagaimana secara kreatif memperluas kedamaian Kristus, kita memiliki kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang kasih dan perhatian Allah satu sama lain, baik di sekitarnya maupun di seluruh dunia.

Filed Under: Articles, Blog Tagged With: coronavirus, Steve Kriss

Melewati Lembah Kekelaman

March 24, 2020 by Emily Ralph Servant

Steve Kriss

Memberi bagi Penggalangan Dana Shalom *

Oleh: Steve Kriss, Pejabat Eksekutif

Artikel terakhir saya sekitar 10 hari yang lalu. Kami mulai melihat keseriusan coronavirus. Secara perlahan kami mulai mempertimbangkan kembali dan menjadwal ulang acara – acara.

Sejujurnya, saya belum siap dengan perubahan yang mendadak ditengah situasi yang mana sepertinya semua anggota sidang, dari California sampai ke Vermont, tidak dapat berkumpul secara fisik. Dan saya menulis, bahwa paling tidak saya masih dapat taco, pho dan pergi ke gym. Sekarang ini, kami yang tinggal di Philadelphia masih bisa pergi keluar, akan tetapi untuk keperluan yang tidak penting sudah ditutup, saya melakukan kegiatan olah raga saya di ruang bawah tanah rumah saya.

Jiwa kepemimpinan diuji dalam perubahan situasi ini. Kami terus memprioritaskan pengambilan keputusan yang terlokalisasi di seluruh Konferensi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dengan menekankan cinta kasih kepada Tuhan dan cinta terhadap sesama. Gubernur Pennsylvania Wolf mengatakan bahwa persemakmuran belum pernah melihat gangguan seperti ini sejak Perang Saudara.  Akan tetapi Tuhan beserta kita, dan Roh Kudus memampukan kita untuk menjadikan dan membagikan Kabar Baik, sekalipun pada saat ini yang terbaik yang kita lakukan adalah sebaiknya tinggal dirumah.

Sementara itu, hampir semua energi kita digunakan untuk menguatkan apa yang akan terjadi, untuk menghormati saran pemerintah kita tentang praktik terbaik tidak mengadakan pertemuan dan menjaga jarak. Kebutuhan keuangan telah muncul dengan cepat di antara individu dan masyarakat yang rentan di Konferensi kami. Kita perlu bertindak bersama untuk membagikan sumber daya kita dengan baik di minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang

Di seberang Konferensi kami, kami masih bertemu. Banyak sidang mencari cara untuk menggunakan teknologi baru (seperti Zoom dan Facebook) serta memperbarui teknologi lama (seperti panggilan telepon) agar tetap terhubung. Kami benar-benar saling membutuhkan saat ini, baik untuk melewati maupun mempertahankan harapan bahwa akan ada kehidupan setelah krisis. Staf konferensi mengumpulkan para pendeta secara virtual untuk berdialog bersama dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Indonesia. Kami berkumpul untuk berdoa setiap minggu dan menawarkan perlengkapan online juga. Kita berada dalam perjuangan bersama.

Namun tetangga-tetangga Asia-Amerika sedang mengalami tindakan agresi dan rasisme saat ini. Kita tidak bisa menjadi orang yang takut, melainkan orang yang penuh cinta yang berbicara dan bertindak dengan cara yang tidak membiarkan rasisme berkembang di tengah-tengah kita. Saya berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan advokasi yang berkelanjutan untuk anggota dan komunitas Asia-Amerika di seluruh Konferensi kami: kedamaian tanah kami tergantung pada pengakuan jejak Tuhan pada setiap orang. Saya mendorong kita semua untuk memilih kata-kata dan tindakan kita dengan bijak dan sensitif sehingga kita adalah orang-orang yang membantu menyembuhkan dan memberikan harapan.

Sementara banyak dari Kementerian Terkait Konferensi kami telah ditutup, penyedia layanan manusia kami mengalami tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Komunitas pensiun kami sangat rentan dan beroperasi pada tingkat kewaspadaan yang tinggi. Kita sebaiknya mengingat Frederick Living, Living Branches, dan Komunitas di Rockhill dalam doa. Ripple Community Inc di Allentown telah berkomitmen untuk tetap terbuka dan dapat diakses oleh orang-orang yang membutuhkan makanan dan pendampingan; mereka mencari mitra untuk menyiapkan sandwich dan untuk membantu menambah kebutuhan yang tidak terkendali di pusat komunitas di sana. Crossroads Community Center di Philadelphia juga mengalami peningkatan kebutuhan, terutama untuk makanan. Sebagai kehadiran kementerian jangka panjang di lingkungan Fairhill, Crossroads memiliki kredibilitas untuk menyediakan sumber daya selama masa ini. Bersama sebagai komunitas konferensi, kami akan mencari cara untuk mendukung kedua kementerian kota ini dalam beberapa minggu mendatang

Ayat yang sudah tidak asing lagi dari Mazmur 23 telah menjadi penuntun bagi saya di zaman sekarang: “Sekalipun kita berjalan melalui lembah kekelaman kematian, kita tidak akan takut akan kejahatan…. Sebab kebajikan dan kasih  akan mengikuti kita sepanjang hidup kita, dan kita akan tinggal di rumah Tuhan selamanya.” Kami percaya pada kepedulian Tuhan, bahkan di saat yang luar biasa ini, dan kami mencari cara untuk mengekspresikan kepercayaan kami kepada Tuhan sambil memperluas kasih dan kepedulian Tuhan untuk sesama kita.

Saksikan video Pejabat Eksekutif Steve Kriss di Facebook Live Selasa, 24 Maret, berbicara tentang menjalani prioritas formasional, misi, dan antarbudaya di masa krisis.

* Dana Shalom mendukung para pastor, jemaat, dan kementerian sebagai tanggapan langsung terhadap Coronavirus dan krisis ekonomi yang terjadi kemudian. Kami akan berusaha untuk menanggapi yang paling rentan dalam keanggotaan dan lingkungan kami dengan memberdayakan pejabat lokal untuk memenuhi kebutuhan nyata dengan kasih dan kemurahan hati Kristus di saat ketakutan dan kecemasan.

Filed Under: Blog Tagged With: coronavirus, formational, intercultural, missional, mutual aid, Racism

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use