• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Home
  • About Us
    • Our History
    • Vision & Mission
    • Staff
    • Boards and Committees
    • Church & Ministry Directory
    • Mennonite Links
  • Media
    • Articles
    • Newsletters
    • Video
    • Audio
    • Bulletin Announcements
  • Resources
    • Conference Documents
    • Missional
    • Intercultural
    • Formational
    • Stewardship
    • Church Safety
    • Praying Scriptures
    • Request a Speaker
    • Pastoral Openings
    • Job Openings
  • Give
    • Leadership Development Matching Gift
  • Events
    • Pentecost
    • Delegate Assembly
    • Faith & Life
    • Youth Event
    • Women’s Gathering
    • Conference Calendar
  • Mosaic Institute
  • Vibrant Mosaic
  • Contact Us
  • English

Bahasa Indonesia

Jawabannya Ada di dalam Doa

March 4, 2020 by Conference Office

Hadi Sunarto dan keluarganya

Cerita saya berawal ketika saya baru tiba di negara ini dari Indonesia di tahun 2005. Saat itu saya berrencana mengambil sekolah bisnis di La Salle University, Philadelphia. Seperti kebanyakan orang yang baru pindah ke suatu tempat, adaptasi terhadap segala sesuatu yang baru adalah hal yang sangat sulit. Kehilangan keluarga, kerabat, teman-teman, dan suasana hidup yangbiasa saya nikmati di negara asal membuat saya merasa depresi dan putus asa. Saya hampir memutuskan untuk kembali ke Indonesia saat itu. Tetapi tekanan dari orang tua untuk mendapatkan gelar akademik yang direncanakan memaksa saya untuk terus mencoba bertahan. Kesulitan yang saya alami telah memojokkan saya sampai ke suatu titik dimana saya merasa doa adalah satu-satunya hal yang bisa menolong saya melewati segala persoalan saat itu. Saya berharap Tuhan bisa memberikan jawaban tentang apa yang harus saya lakukan agar masa-masa sulit ini bisa segera berlalu.

Philadelphia adalah kota besar dengan beragam etnis dan budaya. Di kota ini terdapat ribuan orang imigran asal Indonesia. Saya mulai menemui mereka san mencoba untuk mengenal lebih dekat. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, terungkap banyak masalah yang mereka hadapi sabagai imigran di negara ini. Mereka bercerita mulai dari terpisahnya mereka dengan anggota keluarga di Indonesia, situasi di tempat kerja mereka yang sulit, masalah status imigrasi, dan yang tak kalah pentingnya adalah masalah keterbatasan bahasa.


Hadi membantu terjemahan bahasa Indonesia selama Konferensi Majelis

Dari situ saya mulai mencoba untuk menlong mereka yang bermasalah dengan bahasa. Saya mengantar mereka ke dokter, dokter gigi, pengacara, dan lain-lain, dengan memberikan terjemahan secara cuma-Cuma. Lambat laun tanpa saya sadari saya secara perlahan-lahan merasakan kelegaan di tengah-tengah permasalahan yang saya hadapi. Saya menemukan fakta-fakta bahwa sebagian orang memiliki persoalan yang lebih berat dari yang saya miliki dan saya tidak sendirian dalam menghadapi persoalah sebagai imigran di negara ini.

Seiring dengan berjalannya waktu saya mulai berpikir mungkin inilah jawaban yang Tuhan berikan atas doa-doa yang saya penjatkan ketika mencari jalan keluar atas keputusasaan saat meninggalkan Indonesia. Saya melakukan kegiatan-kegiatan itu sampai pada tahun 2010 saya menemukan dan bergabung dengan gereja Philadelphia Praise Center (PPC). PPC adalah gereja yang aktif membantu komunitas Indonesia seperti mengurus dokumen-dokumen imigrasi, kartu identitas, memberikan pelajaran bahasa Inggris, dan sebagainya. Saya melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan mereka sejalan dengan apa yang saya lakukan.

Saya mencari tahu visi dan misi PPC. Salah satu misi yang mereka usung selama ini adalah “Menjadi contoh yang hidup akan kasih Tuhan unutk manusia.” Saya berpikir melalui kegiatan-kegiatan yang saya lakukan bersama PC, misi yang satu ini sangat cocok dengan jawaban atas doa-doa saya. Tuhan ingin saya menggunakan apa yang saya bisa untuk menolong orang lain. Itulah yang Tuhan ingin saya lakukan. Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dalam keanggotaan ministry di PPC. Saya secara resmi ditahbiskan tahun 2014 dan saya masih aktif menjalankan tugas-tugas saya sampai saat ini.

Filed Under: Bahasa Indonesia

Tanggapan pastoral dari kepemimpinan Konferensi Mennonite Franconia mengenai DACA

March 4, 2020 by Conference Office

Kita semua adalah pemimpi. Lusinan anak muda (pria dan wanita ) dari gereja gereja Franconia Conference yang dibawa ke negara ini pada saat usia sangat muda, merasakan ketakutan dan rasa frustasi dari diberhentikannya program DACA (Deferred Action for Childhood Arrivals ) minggu ini. Hukum yang ada di tanah ini didasari dari kebijakan Kristus di dalam iman kita sebagai komunitas. Kita terus mendengar dan meresponi apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam – sesungguhnya segala sesuatu yang engkau lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku’.

Kami berkomitmen untuk terus menjadi komunitas yang mendukung, dengan kasih dan solidaritas terhadap mereka yang paling lemah diantara kita sehingga kita bisa menggenapi apa yang dikatakan Firman Tuhan untuk menyambut pengungsi,orang asing dan imigrant. Kita akan bekerja dan berharap akan hari dimana keadilan akan datang seperti hujan dan kebenaran akan mengalir seperti arus air.

Sementara ini, kami berkomitmen dengan kekuatan Roh Kudus, untuk memberikan perhatian, mendampingi dan bekerjasama sebagai orang orang yang mencari dan menjalankan perdamaian. Kami mengundang semua gereja gereja untuk berdoa di saat saat ini sebagaimana kita mencari perdamaian di tanah ini dimana semua anak Tuhan bisa hidup sesuai mimpi mereka dalam kemakmuran, kebebasan dan keadilan.

Hiduplah dengan adil. Sayang sayang Berjalanlah dengan rendah hati dengan Tuhan.

John Goshow, Conference Moderator
Stephen Kriss, Executive Minister
Marta Castillo, LEADership Minister
Mike Clemmer, LEADership Minister
Barbie Fischer, Communication Manager
Randy Heacock, LEADership Minister
Conrad Martin, Director of Finance
Mary Nitzsche, Associate Executive Minister
Wayne Nitzsche, Interim LEADership Minister
Noel Santiago, LEADership Minister Aldo Siahaan, LEADership Minister
Emily Ralph Servant, LEADership Minister
John Stoltzfus, Conference Youth Pastor

Filed Under: Bahasa Indonesia

Sebuah cerita mengenai masakan Indonesia

March 4, 2020 by Conference Office

oleh Hendy Stevan Matahelemual, Indonesian Light Gereja

Makanan adalah unsur penting dalam budaya Indonesia. Ada lebih dari 300 kelompok etnik di Indonesia dan setiap kelompok etnik memiliki makanan khasnya masing masing. Ketika kita berbicara makanan Indonesia maka variasinya sangat banyak sekali.

Pastor Beny Krisbianto dari Nations Worship Center sedang mengantar makanan. Kebanyakan Pastor2 Indonesia di Philadelphia juga melayani sebagai pengantar makanan ketika ada festival makanan.

Hubungan makanan dengan komunitas sangat erat sekali. Dan tidak berlebihan jika budaya komunitas di Indonesia sangat memperhatikan makanan yang disajikan. Dalam Suku batak Kristen misalnya, jika ingin menghormati seorang yang memiliki sebuah kedudukkan yang lebih tinggi maka makanan yang disajikan dalam pertemuan tersebut adalah babi. Menyajikan makan tanpa babi akan dianggap tidak sopan.

Liwetan di Bethany Elevation Community Church, New York

Bukan Cuma jenis makanan saja tetapi cara penyajian juga beraneka ragam. Dalam budaya Jawa dan Sunda makanan sangat erat dengan kebersamaan, sehingga timbulah tradisi yang dinamakan liwetan. Di mana, dalam melakukan kegiatan ini, semua orang duduk melingkari sajian yang ditaruh di atas daun pisang dan menyantapnya. Rasa kebersamaan yang muncul sambil menyantap makanan lezat, semakin membuat suasana menjadi hangat  

Berangkat dari tradisi dimana makanan menjadi bagian penting dalam budaya Indonesia, khususnya untuk menjangkau orang, dan menjalin hubungan. Gereja-gereja Indonesia di Franconia di Selatan Philadelphia setiap tahun mengadakan festival makanan Indonesia. Nations Worship Center, Philadelphia Praise Center dan Indonesian Light secara rutin mengadakan festival makanan Indonesia. Hal ini dilakukkan bukan saja untuk menggalang dana, tetapi juga untuk membuka pintu hati dalam menawarkan keramah-tamahan dan rasa kekeluargan kepada orang lain khususnya yang berada di luar komunitas gereja. Bukan saja kita membuka gereja kita untuk menjadi semacam rumah makan, tetapi kita juga menyediakan sarana delivery. Dimana biasanya yang mengirim makan adalah pastor2nya sendiri.

Pempek dari Palembang

Menu menu yang ditawarkan beraneka ragam, mulai dari Saksang khas Suku Batak, Pempek dari Suku Palembang, Berbagai Mie Suku Tionghoa, Ketoprak dari Suku Jawa, Rendang dari Suku Padang, dan Sate dari Madura, dan banyak lagi makanan2 lainnya.

Sate Indonesia

Saya percaya bahwa makanan adalah pintu masuk menuju kepada hati dan jiwa. Tidak hanya kepada komunitas Indonesia saja tetapi juga kepada orang orang dari suku bangsa lain dalam lingkungan sekitar dimana Tuhan tempatkan kami. Ketika kita bisa berbagi makanan khususnya makanan khas Indonesia, maka kita membawa sebagian dari kehidupan kita untuk dibagikan kepada orang lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan kita. Dan juga tentunya membagi hidup kita menjadi saksi akan Kristus dengan makanan yang disajikan penuh kasih dan doa.

Indonesian Light Church mengundang gereja tetangga, St. John Baptist untuk makan bersama, dengan menu soto Betawi.

Makanan Indonesia terkenal dengan rempah rempah, kepedasan dan keasinannya. Dan saya percaya melalui kehidupan meski kami adalah minoritas di negara ini, melalui kuasa Roh kudus kami bisa garam dan terang, di negara ini. Kami ada disini untuk menjadi nasi hidup, sebagai saksi Yesus bagi bangsa bangsa dan bagi generasi. Ada istilah dalam Bahasa jawa “mangan ora mangan asal kumpul”, makan tidak makan asal kumpul. Saya mengartikan bahwa setiap ada makanan pasti kita akan berkumpul.  Jemaat mula mula bertekun dan sehati makan bersama, dengan kita berbagi makanan bersama dengan orang berbeda dengan kita baik secara suku, agama, budaya, kita sedang saling meruntuhkan tembok dan membangun jembatan dimana Tuhan Yesus bisa melakukan mukjizatnya.

 

 

Filed Under: Bahasa Indonesia

Profil Jemaat: Jemaat Kristen Indonesia Anugerah

March 4, 2020 by Conference Office

Affiliasi: Franconia Mennonite Conference and Indonesian Mennonite Association
Alamat: 191 West Sierra Madre Blvd., Sierra Madre, CA 91024
Pendeta: Virgo Handojo, Ph.D., CFLE

Pada tahun 1989 Pdt. Virgo dan Jeanne Handojo melalui Ibu Ruth Heck bertemu dengan Ibu Dina Boon. Mereka diminta untuk membersihkan rumah Ibu Dina Boon dari kuasa2 gelap (haunted house). Lahirlah International House Fellowship di rumah ibu Dina Boon.

Pada Akhir 1990 persekutuan keluarga ini berkembang menjadi 30-50 orang dari 10-13 macam bangsa. Lewat persekutuan ini, lahirlah Jemaat Kristen Indonesia Anugerah pada 19 September 1992 di gereja Free Methodist Church, Pasadena. Kebaktian Perdana di mulai hari Minggu 20 September 1992. Dan beberapa bulan kemudiaan berpindah tempat ibadah ke  Sierra Madre Congregational Church, 187-197 Sierra Madre, CA 91024

Visi, Misi, Prioritas dan Strategi Gereja JKIA
 Setiap jemaat adalah pelayan (Every member is a minister). JKIA ada sebagai sarana dan alat untuk membawa pemerintahan Tuhan (Kerajaan Allah) dan kemuliaan Allah dengan cara mengerjakan  Perintah Agung (Great Commandment, Matius 22:36-40, Ul. 6:5) dan Amanat Agung (the Great Commission, Matius 28:18-20).

Prioritas JKIA adalah Penginjilan, Persekutuan, Pemuridan, Penyembahan dan Penyembuhan (Kis. 2:41-47)

Strategi Gereja
 Organisasi: sederhana, adaptable, dan fleksibel. Gereja adalah persekutuan orang percaya, bukan organisasi business. Fokus kepada saling melayani. (Kisah 2:42) Gereja adalah Tubuh Kristus; organisme bukan organisasi (1 Kor 12:27 Matius 26, Lukas 12, Yohanes 10; 1Petrus 5:1-2; Kis 20:17, 28; Titus 1:5-7

JKIA menekankan kasih dan persatuan bukan keuntungan. Fokus kepada relasi dan misi ganti daripada organisasi (Efesus 4:3) Berfungsi lewat karunia-karunia rohani, bakat, dan ketrampilan, bukan lewat pemilihan umum.

Formula hubungan jemaat: Makin baik hubungannya, makin baik tingkat kepercayaannya dan makin sedikit peraturan2 untuk mengaturnya (the greater the relationship, the greater the trust level, and the fewer the rules) Galatia 6:10; 1 Petrus 4:17; 1 Timotius 5:1-2

Struktur Gereja JKIA
Pelayanan dikerjakan oleh orang awam, gembala melengkapi agar orang awam mampu melayani dengan baik. “The people are the minister, the pastors and elders are the administers. (Efesus 4:11-12) Orang awam harus diberi kebebasan dan kuasa untuk menentukan dan menciptakan pelayanan. Pastor or elders harus diberi kesempatan untuk mendidik dan memimpin (Ibrani 13:17). Setiap anggota dianjurkan untuk meciptakan pelayanan baru. Orang yang  menciptakan pelayanan adalah orang yang memiliki otoritas dan kontrol atas pelayanan tersebut bukan pendeta atau anggota lain.

Nilai-Nilai JKIA:  Kami Menghargai Hubungan Dengan Allah dengan sesama  dan Menghargai Tiap Pribadi.  Kami Menghargai Pelayanan Holistik dan Nilai-Nilai Kerajaan Allah

Filed Under: Bahasa Indonesia

Profil Jemaat: Bethany Elevation Community Church

March 4, 2020 by Conference Office

Pada awalnya, Ps. Yakub Limanto diberi mandat oleh Ps. Abraham Alex Tanusaputera (Gembala Senior Gereja Bethany Indonesia) meskipun beliau berdua belum pernah bertemu secara pribadi. Dengan adanya sinode baru yang didirikan oleh Ps. Alex di Indonesia, yang awalnya bernaung di bawah Sinode Gereja Bethel Indonesia menjadi Sinode Gereja Bethany Indonesia, Ps. Yakub diangkat dan ditahbiskan menjadi Gembala untuk menggembalakan Jemaat Bethany di Kota New York.

Sejak itulah Ps. Yakub menyadari akan panggilannya untuk menggembalakan jemaat Tuhan. Awal penggembalaan dimulai dengan 7 orang jemaat mula-mula yaitu Ps. Yakub, Ibu Rita, dan kedua anaknya beserta ibu- ibu yang setia berdoa. Setelah selama sebulan memulai persekutuan doa di rumah, jemaat sepakat memutuskan untuk mencari tempat ibadah. Sampai saat ini, Jemaat Bethany masih menyewa ruangan dari Gereja local yang lain. Seiring bertambahnya pelayanan dan jemaat, Ps. Yakub mendapat visi dan misi dari Tuhan. Dengan visi agar jemaat bisa mengerti dan membagikan kebenaran supaya dalam mengikut Tuhan, jemaat bisa menghasilkan buah yang kekal dalam Tuhan. Dalam menjalankan visi dan misi dari Tuhan ini, Ps. Yakub telah menggembalakan jemaat Tuhan ini selama 17 tahun. Jemaat terus berdoa agar Tuhan terus menambahkan jiwa-jiwa untuk diselamatkan.

Dalam perkembangannya sebagai gereja lokal di Amerika Serikat, jemaat Bethany terus mengikuti pergerakan Tuhan bahkan rindu untuk menjadi berkat bagi komunitas setempat. Namun untuk menjalankan misi tersebut, jemaat Bethany harus menyesuaikan dengan budaya dan hukum yang ada di Amerika Serikat, dimana jemaat Bethany New York didirikan. Untuk itulah sebagai jemaat lokal, kami mau membuka pikiran dan hati untuk bisa mendapatkan naungan spiritual dan hukum yang legal. Dalam rencana Tuhan, jemaat Bethany melalui Ps.Yakub dipertemukan dengan Ps. Beny Krisbianto, yang telah terlebih dahulu bergabung dengan sinode Franconia Mennonite. Ps. Beny sangat menyambut kerinduan hati dari jemaat Bethany New York untuk bergabung di dalam Franconia Mennonite sebagai perlindungan spiritual, hukum bahkan budaya.

Setelah melalui beberapa tahapan perkenalan dan penyesuaian, kini tiba saatnya jemaat Bethany akan melayani komunitas yang Tuhan percayakan bersama-sama dengan jemaat-jemaat lokal yang tergabung dalam Franconia Mennonite. Oleh sebab itulah, jemaat Bethany seperti dilahirkan kembali dan mempunyai nama yang baru yaitu Bethany Elevation Community Church (BECC) yang menjadi bagian dari Franconia Mennonite Conference di Amerika Serikat ini.

Saat ini, jemaat BECC sangat bersemangat untuk menyambut kegerakan Tuhan yang sedang melanda umatnya. Jemaat sangat haus dan lapar akan kebenaran Firman Tuhan dan rindu akan lahirnya pemimpin-pemimpin yang diberi karunia-karunia untuk melayani jemaat. Disamping dari itu, yang menjadi fokus dari jemaat adalah untuk mendapatkan tempat ibadah yang permanen sehingga dapat mengembangkan pelayanan khususnya untuk pelayanan sunday school dan youth untuk dipersiapkan menjadi generasi penerus.

Tolong terus berdoa agar kita dapat melakukan Perintah Agung untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain, untuk menyelamatkan jiwa yang hilang berapa pun harganya. Karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirim pekerja untuk tuaian. Kami juga secara khusus berdoa untuk tempat ibadah yang tetap, sehingga kami dapat memperluas layanan bagi kaum muda dan sekolah minggu.

Filed Under: Bahasa Indonesia

Profil Jemaat: Philadelphia Praise Center

March 4, 2020 by Conference Office

Philadelphia Praise Center (PPC) bukanlah hanya sebuah gereja. Selain mengadakan kebaktian setiap hari Minggu, PPC juga sangat dikenal karena keterlibatannya menjangkau dan menjembatani komunitas South Philadelphia. Untuk menjadi gereja yang beragam, dengan cinta dan kasih sayang kepada yang terhilang dan untuk kota, dengan visi itulah Pastor Aldo Siahaan membentuk Philadelphia Praise Center di awal tahun 2005. Untuk menghidupi visi yang tidak mudah ini, PPC sangat mempercayai bahwa kuncinya adalah dalam membangun hubungan / building relationship. Inilah beberapa cara PPC menjalankan visi Tuhan selama beberapa tahun ini:

Sebagian besar anggota PPC adalah imigran dari Indonesia. Namun seperti kebanyakan orang tahu, Indonesia adalah negara dengan populasi Moslem terbesar di dunia. Di Indonesia, orang-orang Kristen adalah komunitas minoritas yang sering kali dipandang sebelah mata. Namun di Philadelphia, situasinya terbalik. Dari ribuan imigran Indonesia yang tinggal di Philadelphia, hanya segelintir orang Moslem. Karena PPC mengenal rasanya menjadi kaum minoritas, PPC mengambil inisiatif untuk menjalin hubungan baik dengan komunitas Moslem Indonesia di Philadelphia. Beberapa tahun lalu saat mereka belum mempunyai tempat ibadah, PPC membuka gedung gereja untuk dipakai teman-teman Moslem dalam berbuka puasa dan sembahyang di bulan Ramadhan. Sejak saat itu hubungan antara PPC dan teman teman moslem terus berkelanjutan.

Selain membangun hubungan dengan komunitas yang berbeda keyakinan (interfaith), PPC juga membangun hubungan dengan komunitas imigran Kristen dari negara lain (interculture). Lokasi gedung PPC termasuk berada di tengah-tengah bagian South Philadelphia. Dan South Philadelphia sering menjadi daerah tujuan bagi banyak new immigrant dari komunitas lain. Salah satunya adalah saudara-saudari kita dari komunitas Hispanic. Karena terpanggil untuk menjalin hubungan dengan saudara-saudari kami dari komunitas Hispanic, maka leaders PPC meminta bantuan Franconia Conference untuk mengirimkan Hispanic leader yang mau melayani bersama sama kami dalam memberitakan kabar baik. Akhirnya, Tuhan mengirimkan Fernando Loyola dan Leticia Cortez untuk memulai pelayanan penjangkauan jiwa-jiwa orang Hispanic. Mereka datang dari Colorado tanpa kenal satupun orang Hispanic, tapi kasih Tuhan yang membukakan pintu-pintu hubungan, hingga lambat laun mereka mempunyai banyak teman yang mau belajar akan firman Tuhan. Fernando and Leti sekarang ini memimpin Centro de Alabanza de Filadelfia dan mempunyai Gedung gereja sendiri yang lokasinya masih di sekitar south Philadelphia.

PPC juga menyadari bahwa menjadi immigrant di Amerika tidaklah mudah. Untuk mendapatkan status imigrasi, seseorang harus mengeluarkan uang ribuan dollar. Banyak dari kami yang hidup di Amerika sebagai undocumented immigrant. PPC banyak terlibat dalam immigration rally atau kegiatan yang berhubungan dengan Immigrant rights. Saat banyak terjadi immigration raid, kehidupan kami para immigrant banyak mengalami ketakutan. Kami terpanggil untuk menjadikan Philadelphia Praise Center sebagai sanctuary church , sebagai gereja yang memberi perlindungan tempat tinggal bagi immigrant yang memerlukannya. Kami merubah basement gereja dengan menyediakan kamar mandi dan dapur yang layak untuk menjadikan sanctuary church yang layak.

Ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang Tuhan lakukan lewat gereja PPC.

Biarlah visi yang Tuhan berikan bisa terus kami jalankan dengan kekuatan dan hikmat yang Roh Kudus berikan.

Permintaan doa:

  • Situasi imigrasi dan perpisahan keluarga terkait
  • Kesempatan kerja
  • situasi politik Indonesia

Filed Under: Bahasa Indonesia

Profil Gereja Kristen Masyarakat Indonesia Immanuel

February 26, 2020 by Conference Office

Sejarah

Indonesian Community Christian Church (ICCF) atau Gereja Kristen Masyarakat Indonesia Immanuel (GKMI Immanuel) berdiri pada tanggal 13 November 1992 di kota San Bernardino, California yang dimulai dari persekutuan doa kecil. Pada saat itu GKMI Immanuel berkembang dalam jumlah cukup besar karena tidak banyak gereja Indonesia di daerah itu. Mayoritas anggota gereja berasal dari latar belakang gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang adalah gereja etnis Indonesia-Batak. Sempat terjadi pemisahan gereja dan dari pemisahan tersebut, GKMI Immanuel melahirkan lima gereja HKBP di daerah tersebut.

 

Selama Sembilan tahun Ps Sam Setiawan memimpin gereja sebelum menyerahkan jabatannya kepada Ps Henry Rumemper yang kemudian memimpin selama dua tahun yang kemudian diikuti oleh Ps. Yohanes Ginting selama kurang dari setahun. Setelah itu GKMI Immanuel tidak memiliki pendeta selama beberapa periode tetapi dibantu oleh pelayan gereja, Rina Kusuma. Sampai akhirnya pada bulan Juni 2007, Ps Makmur Halim datang ke Amerika Serikat dari Indonesia dan dipercayakan untuk memimpin GKMI Immanuel sampai pada hari ini.

 

Ketika Ps Makmur memulai kepemimpinannya, ia membuat peraturan gereja dan program pemuridan yang pertama kali dimiliki oleh GKMI Immanuel. Prioritas utama dari GKMI Immanuel adalah menjadikan Komunitas pusat dari kegiatan gereja dan melahirkan pemimpin dari generasi berikut. Dari program pemuridan ini GKMI Immanuel telah mengirim beberapa pemimpinnya untuk memimpin konggresi lain diluar gereja. GKMI Immanuel secara resmi bergabung dengan Konferensi Franconia pada Pertemuan Musim Gugur 2016. Hari ini gereja GKMI Immanuel memiliki lokasi ibadah di Colton,California dimana di daerah ini banyak sekali populasi orang Indonesia.

 

Visi dan Misi

Visi dan misi dari konggregasi adalah untuk menjangkau orang orang Indonesia dan menyiapkan konggregasi untuk pekerjaan misi melalui pemuridan.

 

Lokasi

1301 North Rancho Ave., Colton, CA 92324

Ibadah dilaksanakan hari Minggu pukul 5 sore dengan gaya ibadah kontemporer

 

Permintaan dukungan doa

Dimohon dukungannya untuk proses regenerasi kepemimpinan di GKMI Immanuel dan supaya visi misi tercapai untuk menjangkau lebih banyak orang kepada Kristus dan berbuah banyak untuk memberkati bangsa bangsa dan generasi.

Filed Under: Bahasa Indonesia

Profil Jemaat: International Worship Church

February 18, 2020 by Emily Ralph Servant

Cerita:

International Worship Church (IWC) berawal pada tahun 1997 dari sebuah pertemuan doa yang terdiri dari 13 orang. Pada saat itu  Rev.Harjono Margono, Rev. Samuel Murti dan Rev. Buddy Hannanto memulai IWC di Santa Monica, California.

Pada bulan December 1999, Rev Buddy Hannanto ditahbiskan untuk memulai pelayanannya oleh Rev. Jeff Wright yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur dari Pacific Southwest Mennonite Conference. IWC kemudian berkembang menjadi gereja yang bertumbuh dalam jumlah. Pada tahun 2000 IWC berpindah ke lokasi yang baru di Alhambra City dan melalui jajaran pemimpin dan konggregasi, IWC terus menjadi saluran berkat bagi Kasih Karunia Tuhan.

Sejak tiga tahun terakhir, Tuhan membawa IWC kepada sebuah bangunan gereja yang besar di San Gabriel City. Tuhan tetap setia memakai gereja kami untuk mengembangkan Kerajaan-Nya.

Visi:

Menjadi gereja lokal yang bertumbuh dengan pengaruh yang global

Misi:

Memimpin jemaat untuk bertumbuh dalam hubungan bersama Yesus Kristus dan untuk menjadi seperti Yesus Kristus

Nilai:

  1. Kami akan mengasihi orang sampai mereka menanyakan alasannya – Lukas 5:30-32
  2. Kami menjadi orang yang apa adanya dengan satu sama lain – Kisah 2:42-47
  3. Kami menjadi pemberi kontribusi bukan konsumen – Kisah 20:35
  4. Kami menghidupi apa yang kami pelajari – Matius 7:24-27
  5. Kami akan menjangkau keatas dan kebawah – Roma 12:4-6
  6. Kami akan membuat segalanya lebih baik – Matius 25:23

Ibadah:

  • Minggu jam 10.30 AM – Ibadah Bahasa Inggris, 12.30 PM – Ibadah Bahasa Indonesia, 12.30 PM Sekolah minggu
  • Rabu 9 malam – Doa malam
  • Jumat 9 malam – Pertemuan Rumah Doa

Pelayanan

  • Anak anak: Kami mengasihi anak anak di IWC. Mereka bukan hanya masa depan dari gereja, mereka adalah Gereja. Mereka mengambil peranan penting dalam gereja,dan mereka adalah bagian dari Tubuh Kristus. Kami memiliki keinginan kuat untuk menanamkan kasih Kristus melalui Alkitab sekaligus bersenang senang! Kami percaya pada ibadah antar generasi dimana semua kategori umur dapat terhubung dalam pelayanan gereja.
  • Anak muda: Kelompok anak muda kami bertumbuh dalam hubungan bersama Tuhan dan satu sama lain, dan diutus keluar untuk melayani komunitas lokal.
  • Dewasa : IWC percaya bahwa penting untuk kaum dewasa berada di dalam komunitas bersama. Kami memiliki focus untuk menguatkan hubungan dengan Tuhan melalui pembacaan alkitab, doa dan pelayanan di dalam komunitas.

IWC adalah Gereja Kristen Kontemporer yang berada dibawah naungan Konferensi Franconia Mennonite. Mohon dukung kami dalam doa untuk pelayanan-pelayanan kami.

Filed Under: Bahasa Indonesia

Primary Sidebar

  • Home
  • About Us
    • Our History
    • Vision & Mission
    • Staff
    • Boards and Committees
    • Church & Ministry Directory
    • Mennonite Links
  • Media
    • Articles
    • Newsletters
    • Video
    • Audio
    • Bulletin Announcements
  • Resources
    • Conference Documents
    • Missional
    • Intercultural
    • Formational
    • Stewardship
    • Church Safety
    • Praying Scriptures
    • Request a Speaker
    • Pastoral Openings
    • Job Openings
  • Give
    • Leadership Development Matching Gift
  • Events
    • Pentecost
    • Delegate Assembly
    • Faith & Life
    • Youth Event
    • Women’s Gathering
    • Conference Calendar
  • Mosaic Institute
  • Vibrant Mosaic
  • Contact Us

Footer

  • Home
  • Contact Us
  • Delegate Assembly
  • Vision & Mission
  • Our History
  • Formational
  • Intercultural
  • Missional
  • Mosaic Institute
  • Give
  • Stewardship
  • Church Safety
  • Praying Scriptures
  • Articles
  • Bulletin Announcements

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use