oleh Makmur Halim
Saya lahir dalam keluarga Budha, orang tua saya tidak mengenal Yesus, tetapi jika saya menjadi seorang Kristen, satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah tidak mengizinkan saya menerima baptisan air. Di masa kecil saya, orang tua saya membawa saya ke Sekolah Baptis di Sumatera Selatan, tempat saya dilahirkan. Saya mulai belajar tentang Yesus di sekolah Kristen ini, membaca Alkitab dan pergi ke Gereja, namun, di rumah saya juga menyembah roh leluhur, mengidolakan, dan pergi bersama orang tua saya ke kuil Buddha.
Sampai saya berada di tahun terakhir saya di SMA pada bulan November 1980, saya bertemu dengan seorang pendeta yang meyakinkan saya kepada Kristus dan meninggalkan kepercayaan sinkretis saya. Saya dibaptis pada Januari 1981, menerima panggilan Tuhan pada tahun yang sama dan pergi ke Bethel Seminary di Jakarta.
Saya terlibat dalam pelayanan di Gereja Bethel Indonesia sampai saya lulus pada tahun 1986. Pada tahun 1988, Tuhan membuka jalan mengirim saya ke Portland Bible College, dan pada tahun 1990 saya pergi ke Seminari Multnomah di Portland, Oregon, dan kemudian pada tahun 1992, saya diterima oleh Fuller Seminary untuk gelar Doktor dan lulus pada tahun 1998.
Orang tua saya mengenal Kristus pada tahun 1991. Saya menikah dengan istri saya, Manishati Dachi, pada tahun 1993 dan Tuhan memberi kami dua Anak. Saya juga menggembalakan Gereja Indonesia di Downey, California, melakukan pekerjaan misi di Sao Paolo, Brazil, dan melakukan perjalanan pelayanan ke Eropa. Pulang ke Indonesia pada tahun 1999, mengarahkan Program Pascasarjana di Sekolah Alkitab di Jawa Timur, dan mengajar di seminari di Indonesia dan di Australia, dan menulis dua buku.
Pada tahun 2004, kembali ke AS, berencana untuk mengejar gelar PhD saya, tetapi menghentikannya karena berbagai alasan. Tahun 2007 menggembalakan GKMI Immanuel (juga dikenal sebagai ICCF) hingga saat ini, juga mengajar paruh waktu di Union University of California (UUC) dan Union University International (UUI) di Westminster, CA. Hanya oleh kasih karunia Tuhan saya bisa berpergian melalui pelayanan dengan keluarga saya.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.
This post is also available in: English (Inggris)
This post is also available in: English (Inggris)