• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • English (Inggris)
  • Español (Spanyol)
  • Indonesia

Philadelphia Praise Center

Proyek Indonesia Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (PIPA): Mendukung Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus di Philadelphia 

March 14, 2024 by Cindy Angela

oleh Hendy Matahelemual

Di tengah hiruk-pikuk kota Philadelphia, muncul sebuah inisiatif luar biasa yang bertujuan menjadi pusat informasi dan dukungan bagi keluarga yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Proyek ini, dikenal dengan nama Proyek Indonesia Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (PIPA), diprakarsai oleh tiga wanita inspiratif: Britannia Worotikan, Ernie Budy dan Lusiana Soegianto. Mereka menyatukan kekuatan dan semangat mereka untuk memberikan dukungan untuk keluarga-keluarga imigran Indonesia dengan anak berkebutuhan khusus di kota Philadelphia. 

Proyek PIPA berakar dari pengalaman pribadi Britannia Worotikan. Setelah pandemi, Britannia mengajar di sebuah pre-school yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Beliau juga memiliki sertifikasi mengajar special needs education. Dari pengalamannya itu, Britannia menyadari bahwa akses untuk sumber daya dan dukungan untuk anak-anak berkebutuhan khusus sangat melimpah di Philadelphia. Dengan dukungan suaminya dan setelah berkonsultasi dengan Pastor Aldo Siahaan (Philadelphia Praise Center), Britannia berinisiatif membentuk sebuah komunitas yang dapat memberikan dukungan untuk keluarga-keluarga imigran Indonesia di Philadelphia. 

(from left to right) Lusiana Soegianto, Ernie Budy and Britannia Worotikan. Photo by Hendy Matahelemual.

Dalam perjalanannya, Britannia bertemu dengan Lusiana Soegianto dan Ernie Budy, dua wanita yang memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam akan kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Bukan hanya memiliki pengalaman pribadi sebagai orang tua, Ernie dan Lusiana juga pernah bekerja di Elwyn, sebuah organisasi intervensi dini untuk anak-anak berkebutuhan khusus. 

Children activities. Photo from PIPA’s Facebook Page.

Meskipun sempat tertunda sementara karena pandemi, PIPA tidak menyerah. Setelah pandemi mereda, mereka secara resmi meluncurkan PIPA dengan pertemuan pertama mereka di bulan Maret 2023. Sekarang mereka bertemu setiap bulan, dimana topik-topik seperti keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus di Amerika, aspek hukum, benefits, transisi ke dewasa, dan persiapan untuk kuliah dibahas sesuai dengan kebutuhan. 

Salah satu kendala yang dihadapi oleh keluarga imigran dengan anak berkebutuhan khusus adalah masalah bahasa. Banyak yang kesulitan dalam mengakses informasi atau dukungan dari pemerintah kota. PIPA hadir sebagai solusi dengan menyediakan dukungan, menjadi penghubung antar-keluarga, dan memberikan pengajaran bahwa anak berkebutuhan khusus bukanlah hal yang tabu atau memalukan. 

Selain pertemuan bulanan, PIPA juga menyediakan grup chat (WhatsApp) yang dapat diakses 24 jam dan grup Facebook untuk memastikan komunikasi yang terjaga dengan baik. Dengan dukungan oleh Gereja Philadelphia Praise Center (PPC), PIPA juga terbuka untuk semua orang di luar dari komunitas Gereja PPC, dengan pendekatan yang lebih community-oriented daripada faith-based. 

One of the education class in PIPA. Photo from PIPA’s Facebook Page.

Semenjak ada dukungan dari PIPA, semakin banyak keluarga dengan anak berkebutuhan khusus yang merasa nyaman untuk membawa anak-anak mereka ke sekolah minggu. Hal ini menciptakan kesadaran baru di komunitas PPC. 

Ketika ditanya mengenai visi ke depan dari PIPA, Britannia menyatakan, “Edukasi dan meningkatkan kepedulian. Ada 13 kategori kebutuhan khusus, dan dengan ilmu yang kita miliki kita bisa saling berbagi.”  Ernie menambahkan, “Sekiranya grup ini bisa tetap ada, berkesinambungan, dan saling mendukung satu sama lain karena melihat banyaknya kebutuhan di masyarakat dan komunitas.” 

PIPA’s monthly meeting in Philadelphia Praise Center.

Dengan semangat yang kuat dan tekad yang bulat, PIPA terus menjadi penopang bagi keluarga-keluarga di Philadelphia yang memiliki anak berkebutuhan khusus, membawa harapan dan pencerahan dalam setiap langkah mereka. 

“Kita harus mengembalikan kembali kepada komunitas apa yang sudah didapatkan. Membagikan ilmu dan informasi, kita bisa saling membantu menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti,” ucap Lusiana. 


Hendy Matahelemual

Filed Under: Articles Tagged With: Philadelphia Praise Center

Kepingan Kampung Halaman

May 26, 2022 by Conference Office

Saat saya pertama kali pindah dari kota Surabaya ke kota Philadelphia, saya sempai cemas kalau saya akan kehilangan ke-Indonesiaan saya. Namun, saya cukup terkejut untuk menemukan kekayaan komunitas Indonesia di Philadelphia. Saya tidak pernah pusing untuk mencari bahan masakan Indonesia, restoran Indonesia, bahkan gereja berbahasa Indonesia.

Saya selalu tahu bahwa saya ingin menjadi bagian dari sebuah komunitas, dan saya mencari sebuah gereja untuk bertumbuh dan berkembang. Philadelphia Praise Center (PPC) adalah gereja pertama yang saya hadiri ketika saya pertama kali ada di Philadelphia, dan saya sudah menetap di gereja ini selama hampir satu decade. Melalui gereja ini, saya diperkenalkan akan menjadi seorang Mennonite dan dengan nilai-nilai anabaptisme. Saya dibaptis di ruang bawah tanah gereja di tahun 2016.

Foto disediakan oleh Cindy Angela

PPC adalah salah satu dari beberapa gereja Indonesia yang menjadi bagian dari Konferensi Mosaik. Selain PPC, ada 2 gereja Indonesia lain di Philadelphia Selatan, serta beberapa gereja lain di negara bagian New York dan California. Hanya setelah saya bekerja untuk Konferensi Mosaik-lah baru saya sadar bahwa ternyata banyak juga orang Mennonite di Indonesia, dan saya bersukacita saat mendengar pertemuan raya tahun 2022 Mennonite World Conference akan diadakan di kota Semarang, Indonesia.

Walaupun saya telah diubahkan dan mengalami transformasi setelah keputusan saya untuk mengikut Kristus, saya tidak pernah merasa bahwa saya harus menanggalkan kebudayaan Indonesia saya untuk membuat identitas baru. Namun, saya merasa diundang dan diterima untuk membawa sejarah saya, latar belakang saya dan budaya saya untuk turut serta dalam perjalanan saya dengan Kristus. Dan sekarang, saya ingin membagikan beberapa hal yang saya hargai tentang kebudayaan Indonesia yang masih saya bawa setiap hari.

“Bhinekka Tunggal Ika” 

Motto Indonesia adalah Bhinekka Tunggal Ika. Artinya adalah “berbeda-beda namun satu jua” dalam Bahasa Kawi.

Orang yang kurang familier dengan kebudayaan Indonesia selalu terkejut saat mereka mendengar bahwa: “Saya dan suami saya berasal dari Indonesia, tapi saya bisa berbicara dengan Bahasa yang sangat berbeda dari dia, bahkan dia tidak akan mengerti ucapan saya.”

Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Indonesia, masih ada lebih dari 300 bahasa daerah di Indonesia. Saya lahir dan dibesarkan di Surabaya, Jawa Timur, artinya saya juga bisa berbahasa Jawa. Banyak orang Indonesia yang bisa berbicara fasih dalam dua atau lebih bahasa.

Lebih dari bahasa, kita bisa melihat betapa beraneka ragamnya Indonesia terefleksikan dari makanan, kebiasaan, tradisi dan bahkan dari seni batik dari daerah-daerah berbeda. Perbedaan-perbedaan ini dilihat menjadi sebuah keindahan. Perbedaan inilah yang mempersatukan kita. Saya diingatkan oleh firman Tuhan dari Roma yang berbicara tentang hal ini:

“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:4-5, TB)

“Gotong Royong” 

Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat komunal. Dimulai dari bagaimana kita mengambil keputusan, sampai bagaimana kita melakukan sesuatu. Dalam Bahasa Indonesia, adalah sebuah istilah yang sering dipakai yaitu gotong royong. Kata gotong artinya adalah “untuk membawa” sementara royong artinya “bersama / dengan orang banyak”.

“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2, TB)

Gotong royong mengajarkan saya bahwa kita butuh satu sama lain untuk hidup, dan saya pikir bergotong royong bisa menjadi salah satu cara mejuwudkan kasih Kristus kepada orang-orang disekitar kita.

“Buah Tangan” 

Sejak saya masih kecil, Mama saya selalu mengingatkan saya: “jangan datang dengan tangan kosong.” Ada kebudayaan di Indonesia untuk selalu membawakan oleh-oleh atau buah tangan saat kita mengunjungi seseorang.

Itu bisa menjadi magnet kulkas, atau itu bisa dalam bentuk makanan. Oleh-oleh / buah tangan menunjukkan bahwa kita ingat dengan seseorang, dan kita ingin membagikan pengalaman kita kepada mereka.

Seperti buah Roh, kita bisa menanamkan kasih, sukacita, damai dan kebaikan kepada orang lain melalui “buah” tangan kita.

Photo by Cindy Angela

Hal-hal ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala, dan saya bersyukur bahwa saya diberikan kesempatan untuk membagikan kepingan-kepingan dari kampung halaman saya kepada Anda semua. Bukanlah sebuah kebetulah bahwa Tuhan menciptakan dunia ini untuk ditenun sebegitu rupa dengan beragamnya budaya dan bahasa, dan saya menantikan bagaimana Tuhan akan terus bekerja untuk mentransformasi dan menyatukan kita semua melalui perbedaan kita.


Artikel ini pertama kali muncul di kolom blog MC USA dan dicetak ulang dengan izin.

Filed Under: Articles Tagged With: AAPI, Cindy Angela, Philadelphia Praise Center

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use