• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Mosaic MennonitesMosaic Mennonites

Missional - Intercultural - Formational

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami
  • Indonesia

Kasih Allah yang Tak Berkesudahan

oleh Hendy Matahelemual

Tidak terasa Pertemuan tahunan Konferensi Mosaik akan berlangsung dalam minggu depan. Banyak hal yang terjadi dalam setahun kebelakang ini, baik yang baik maupun yang buruk. Tetapi satu hal yang saya percaya bahwa apapun yang terjadi Kasih Tuhan dalam kehidupan kita tidak berkesudahan.

Mungkin mengapa tema pertemuan Konferensi Mosaik tahun ini mengambil tema “Chesed”. Sebuah kata yang mungkin asing bagi telinga kita sebagai orang Indonesia. Kata “Chesed” merupakan kata dalam Bahasa Ibrani, yang berarti Kasih Allah yang konstan, teguh dan tak berkesudahan.

Diambil dari Mazmur 117, “Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!  Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! “

Dalam mendalami kata “Chesed” ini Staff Mosaic mendapat kesempatan mendengar sharing dan penjelasan dari Rabi Dasi Fruchter, dari konggregasi Steiebel di South Philadelphia. “Kita harus belajar mengasihi Chesed” ujar beliau, “karena Chesed adalah sesuatu yang kita lakukan meskipun kita tidak merasa ingin melakukannya.”

Setelah pertemuan delegasi khusus di Kansas City, banyak dari kita khususnya gereja gereja imigran merasa bahwa ada pergeseran nilai yang membuat kawatir dan resah baik dari jemaat maupun pemimpin jemaat. Arahan denominasi dilihat tidak sesuai lagi nilai-nilai yang dianut oleh gereja-gereja imigran.

Mungkin ini saat yang tepat bagi kita khususnya gereja gereja imigran untuk mempraktekan Chesed, kedalam kehidupan kita masing masing. Kasih Allah yang tidak masuk akal, dan tidak berkesudahan. Ya, sebagai imigran kita mengalami banyak sekali “penganiayaan”. Dalam menghadapi budaya barat yang dominan serasa tidak ada lagi energi dan kekuatan kita untuk melawan. Tetapi sekali lagi kita diingatkan Tuhan akan kasihnya yang tidak berkesudahan, dan untuk kita melakukan kasih itu.

Dalam perjanjian baru Tuhan Yesus, berulangkali menjelaskan kita akan kasih Allah, Agape dalam Bahasa Yunani, dan Ia berkata bahwa kita harus mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Ini adalah sebuah perintah, karena kasih  ternyata bukan sekedar perasaan sentimental, tetapi sebuah Tindakan keberanian melakukan kebaikan untuk orang lain meskipun kerugian kita alami.

Menjadi pertanyaan bagi kita semua hari ini, apa yang mau kita bangun hari ini? Hubungan atau monument. Satu hal yang saya pelajari dari interaksi saya Bersama Rabi Dasi, sebuah kata dalam Bahasa Ibrani, “Havruta”. “Havruta” adalah proses pembelajaran dalam tradisi Yahudi dimana argumentasi dari kedua belah pihak yang memiliki sudut pandang berbeda, memberi arti dalam sebuah makna diperdebatkan.

Mungkin ini yang perlu kita lakukan sebagai komunitas orang percaya, duduk Bersama dan berdiskusi, mungkin terdengar sangat mudah atau mungkin beberapa dari kita merasa perdebatan bukanlah solusi. Namun saya bergargumentasi dalam tulisan ini bahwa kita harus bergumul Bersama. Mengingat cerita Yakub dalam perjanjian lama, dimana Ia bergumul dengan Allah. Yakub tidak mau melepaskan genggamannya sampai Allah memberkati Dia.

Mari jangan lepaskan genggaman kita untuk bergumul Bersama sampai Tuhan memberkati kita. Karena Firman-Nya berkata dimana dua tiga orang berkumpul, sepakat, minta apa saja maka Tuhan akan kabulkan. Mari kita bergumul Bersama, berdiskusi dan berdoa, saya percaya Damai Sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal pikiran kita akan berlimpah di dalam hidup kita. Amin!

The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.

Filed Under: Articles Tagged With: Hendy Matahelemual

Primary Sidebar

  • Halaman Utama
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Staff
    • Dewan & Komite
    • Petunjuk Gereja & Pelayanan
    • Memberi
    • Tautan Mennonite
  • Media
    • Artikel
    • Informasi Berita
    • Rekaman
    • Audio
  • Sumber daya
    • Tim Misi
    • Antar Budaya
    • Formasional
    • Penatalayanan
    • Keamanan Gereja
  • Peristiwa
    • Pertemuan Konferensi
    • Kalender Konfrens
  • Institut Mosaic
  • Hubungi Kami

Footer

  • Home
  • Hubungi Kami
  • Pertemuan Konferensi
  • Visi & Misi
  • Sejarah
  • Formasional
  • Antar Budaya
  • Tim Misi
  • Institut Mosaic
  • Memberi
  • Penatalayanan
  • Keamanan Gereja
  • Artikel

Copyright © 2025 Mosaic Mennonite Conference | Privacy Policy | Terms of Use