oleh Stephen Kriss
Pentakosta ini menandai ulang tahun ke-4 kami menjadi Konferensi Mennonite Mosaik. Kami mengambil nama ini selama periode lockdown pandemi COVID-19, selama akhir pekan ketika protes seputar pembunuhan George Floyd terjadi. Pentakosta 2020 bagi banyak dari kami, menjadi titik terang untuk merayakan kebersamaan di masa yang sulit. (Jika Anda membutuhkan pengingat tentang pengumuman kami, inilah videonya, yang difilmkan di Zion [Souderton, PA] dan Centro de Albanza [South Philadelphia] sambil mencoba menjaga jarak, pada saat banyak dari kami tidak bisa potong rambut).
Tahun ini kami menandai Pentakosta dengan mendorong pertemuan #MosaicTogether di seluruh Konferensi kami yang membawa jemaat-jemaat bersama dalam berbagai cara. Pada akhir pekan yang sama, dewan Mosaic bertemu di Bethany Birches Camp di Vermont untuk pembekalan tentang pertimbangan dan pengambilan keputusan serta menegaskan pernyataan jangkar/dasar dari rencana strategis Pathways kami. Pertemuan dewan Vermont yang dijadwalkan sebelumnya telah dibatalkan selama pandemi karena peraturan ketat COVID di Vermont. Dalam banyak hal, kami masih mengejar ketinggalan dan menyesuaikan diri dengan kebaruan dan tantangan waktu awal kebersamaan kami.
Sejak kelahiran kami pada tahun 2020, kami telah menerima jemaat-jemaat di Florida yang sekarang membentuk sekitar 15% dari keanggotaan kami. Kami juga mengalami beberapa jemaat meninggalkan konferensi setelah sesi khusus delegasi Mennonite Church USA 2022 dan beberapa gereja ditutup. Sementara itu, kami mendukung berbagai inisiatif penanaman gereja baru di Amerika Serikat, Meksiko, Inggris, dan Kolombia, dan telah muncul komunitas berbasis daring pertama kami. Kami berada di tengah-tengah perubahan signifikan di sekitar dan dalam diri kami.
Saya telah memikirkan tentang apa yang menyatukan mosaik. Mudah untuk melihat potongan-potongan yang brilian, unik, dan cerah, tetapi lebih sulit untuk memperhatikan kerja diam-diam yang menyatukan potongan-potongan tersebut. Pekerjaan menaruh lapisan semen dan perekat tidaklah terlalu glamor, tetapi esensial. Tugas struktur Konferensi Mosaic kami adalah untuk menahan dan menempatkan setiap potongan. Kami adalah komunitas dari komunitas-komunitas dan pelayanan-pelayanan, bukan individu-individu. Diperlukan kerja yang bersifat individu dan komunal untuk menyatukan kami.
Dalam menjadi Mosaik, kami memiliki impian yang tinggi. Kami tidak sepenuhnya tahu apa yang akan kami jalani bersama. Kami maju dengan harapan, percaya bahwa dasar kami di dalam Kristus, komitmen kami terhadap komunitas, dan kesediaan kami untuk bekerja pada rekonsiliasi akan memberi kami banyak hal untuk dilakukan dan kekuatan untuk melakukannya. Awalnya kami mengakui dalam pernyataan visi kami bahwa kami bekerja dalam dunia yang rusak dan indah. Kenyataan itu membuat sebuah mosaik menjadi mungkin. Dan sulit.
Sinisme bisa datang dari harapan tinggi yang tidak terpenuhi. Harapan yang tidak terpenuhi yang hanya ditempatkan dalam ranah manusia, bukan dalam pemerintahan Allah, bisa membuat kita frustrasi. Kita bisa menemukan diri kita membangun menara Babel daripada berpartisipasi dalam kepenuhan pekerjaan Pentakosta Roh. Budaya di sekitar kita membutuhkan kita untuk sepenuhnya menjadi Mosaic, mewujudkan kasih rekonsiliasi Yesus, dan akan berusaha membongkarnya.
Saya terus menyadari keindahan dan kerapuhan kami. Saya bersyukur atas cara begitu banyak dari kami telah menginvestasikan waktu, doa, pekerjaan, dan sumber daya yang membantu menempatkan realitas Mosaic kami, untuk menyatukan keindahan dan kerusakan kami. Iman kita yang menjadi dasar. Roh memberikan kita harapan untuk menjalani visi dan misi kita. Dan kasih, baik kepada Tuhan maupun satu sama lain, adalah yang akan menyatukan mosaik kita melalui ikatan damai (bdk. Efesus 4:3).
Stephen Kriss
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)