oleh Hendy Matahelemual
Menyambut pekan suci ini, mari kita perhatikan situasi di seluruh dunia, di negara, daerah, dan kota di mana perdamaian sangat diperlukan. Mari kita ambil langkah nyata untuk menghindari apatis dan isolasi, dimulai dengan doa bersama kita yang melintasi batas ruang dan waktu.
Mari kita belajar dan berdoa sesuai dengan doa Santa Teresa, seorang biarawati dari kota Avila, Spanyol. Teresa hidup pada abad ke-16, di mana Kerajaan Spanyol sedang terlibat dalam perang dengan beberapa kerajaan lainnya (Perancis, Ottoman, Belanda).
Di tengah perang dan krisis yang melanda, di dalam sebuah biara di kota Avila, ia menulis sebuah doa:
“Biarkan tidak ada yang mengganggumu,
Biarkan tidak ada yang membuatmu takut,
Semua hal akan berlalu: Tuhan tidak pernah berubah.
Kesabaran memperoleh segala hal.
Siapa pun yang memiliki Tuhan tidak akan kekurangan apa pun;
Hanya Tuhan sendiri, cukup.”
Kami percaya ada sebuah kuasa dalam doa, ada sebuah kuasa dalam pujian dan penyembahan. Sama seperti pembacaan kitab suci pagi hari ini, Tuhan Yesus berkata:
”Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” – Markus 11:24 TB
“Hari ini adalah bukti bahwa Tuhan mendengarkan doa-doa kami”, ujar Sam Kuttab seorang pemimpin Mennonite keturunan Palestina, dalam sebuah aksi doa dan perdamaian di kantor balai kota Philadelphia, Pennsylvania, pada Senin, 25 Maret 2024.
Karena pada hari yang sama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata segera di Gaza, sebuah langkah yang diwujudkan setelah Amerika Serikat memutuskan untuk abstain daripada memveto resolusi tersebut.
Setiap doa dan usaha kita dalam membela keadilan, tidak akan pernah kembali sia-sia.
Mari bersama-sama kita memberikan dukungan doa kepada saudara-saudari kita yang paling rentan, yang paling terpinggirkan, dan yang tidak mampu membantu diri mereka sendiri, baik di Gaza maupun di kota-kota lain di seluruh dunia.
Mari kita melihat Yesus dalam diri mereka, dan berdoa agar perdamaian, keadilan dan kecukupan dari Tuhan Yesus menyertai mereka. Selamat merayakan pekan suci. Tuhan Yesus memberkati kita.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.