Komunitas Indonesia di Philadelphia Selatan minggu lalu kembali menjadi tuan rumah sebuah acara makan siang bersama yang dihadiri oleh pemimpin kredensial Mosaik di Philadelphia. Tetapi acara makan siang ini bukan acara makan siang bersama karena kita kedatangan seorang tamu istimewa.
Tamu istimewa itu tidak lain adalah Cesar Garcia yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Konferensi Mennonite Sedunia. Beliau terbang dari Toronto, Canada, yang adalah dekat dengan lokasi kantor Pusat Konferensi Mennonite Sedunia. Kunjungan kali ini dalam rangkaian kunjungan kerja di Pantai Timur, AS.
Setelah semua undangan hadir, acara dibuka oleh sambutan Ps Aldo Siahaan disertai sajian es kopi dan lemon tea menyegarkan suasana yang hangat pagi itu. Setelah sambutan Cesar Garcia menyampaikan sharing singkat mengenai kesatuan di dalam Kristus.
Dalam pembukaan sharingnya Cesar menceritakan konteks bagaimana Pandemi, Perang Ukraina-Rusia, ketegangan antara partai politik, ternyata terjadi juga kurang lebih 100 tahun yang lalu. Tepatnya tahun 1925, dan ditahun yang sama, Pertemuan pertama Konferensi Mennonite Sedunia dilaksanakan di Basel, Swiss, ditengah permasalahan dan perbedaan yang ada selalu ada alasan untuk berkumpul yaitu untuk membantu orang yang memerlukan bantuan.
Cesar juga menyatakan bahwa meski pertemuan tahunan Konferensi Mennonite Sedunia nanti diadakan di Indonesia bulan July tahun ini, pertemuan Anabaptist sedunia sebenarnya terjadi setiap saat di setiap belahan dunia, bahkan juga terjadi saat ini ditempat ini, karena dimana setiap kita berkumpul disitulah tubuh Kristus berada.
Cesar juga menyatakan bahwa, “Kristus haruslah menjadi alasan yang mempersatukan, bukan bahasa, warna kulit, ras, dan bahkan doktrin, Karena sebenarnya kita semua masih dalam perjalanan menuju kepada kesempurnaan Ilahi.”
Setelah sharing yang singkat padat dan sangat kontekstual, ruang tanya jawab pun dibuka, satu persatu pertanyaan dijawab dengan tepat sesuai dengan konteks dan kembali kepada Kristus yang adalah pusat. Setelah sesi tanya jawab selesai, Cesar Garcia memberi cinceramata berupa pajangan perjamuan terakhir dimana yang duduk di meja adalah perwakilan dari setiap budaya dan suku bangsa yang berbeda. Cinderamata diterima oleh Marta Castilo, selaku Wakil Pemimpin Eksekutif dari Konferensi Mosaik.
Acara kemudian dilanjutkan dengan makan bersama, dengan sajian Nasi Campur Bali, sajian khas Indonesia dari Pulau Bali, Indonesia lengkap dengan sambal, kerupuk dan minuman teh manis, membawa undangan serasa berada di Bali pada siang hari itu. Acara fellowship dan makan bersama berlangsung hangat, Konferensi juga berterima kasih kepada Marina Setyati yang menyiapkan hidangan yang begitu nikmat.
Kami berdoa mendukung pelayanan Cesar Garcia, dan Konferensi Mennonite Sedunia agar menjadi berkat dan menjadi saksi rekonsiliasi dan perdamaian Kristus di dunia begitu hancur dengan ketidak adilan, perang, dan penderitaan. Semoga damai Kristus memberkati dunia ini dan kita semua boleh menjadi saksi hidup bagi orang lain yang membutuhkan.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.