Oleh Hendy Matahelemual
Pada momen-momen genting dalam sejarah, komunitas iman sering menjadi tempat berlindung bagi mereka yang merasa terancam dan terpinggirkan. Begitu pula yang terjadi sehari setelah pengumuman kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, ketika ketegangan dan kekhawatiran menyelimuti komunitas immigrant, termasuk warga gereja Indonesia di South Philadelphia. Pernyataan Trump dalam kampanyenya mengenai deportasi massal dan rencana untuk mencanangkan keadaan darurat nasional imigran ilegal menimbulkan keresahan yang nyata di tengah komunitas yang rentan.
Di tengah situasi tersebut, Mosaic Mennonite Conference menunjukkan komitmennya terhadap prinsip kasih, keadilan, dan solidaritas melalui kunjungan Pastor Danilo Sanchez ke tiga gereja Indonesia di South Philadelphia: Gereja ILC, PPC, dan NWC. Kehadiran ini bukan hanya sebuah formalitas, melainkan sebuah simbol nyata dari dukungan moral, spiritual, dan emosional terhadap komunitas yang sedang menghadapi tekanan besar.
Kekuatan dari Kehadiran: Pastor Danilo Sanchez Membawa Pesan Pengharapan
Dalam kunjungannya, Pastor Danilo Sanchez menyampaikan pesan yang penuh pengharapan dan kekuatan, mengingatkan umat tentang pentingnya bersandar pada Tuhan dalam situasi sulit. Ia mengutip Mazmur 46:1-2, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan yang sangat terbukti.” Firman ini menjadi landasan untuk mengingatkan komunitas bahwa meskipun ancaman datang dari dunia luar, Tuhan tetap setia menjaga dan melindungi umat-Nya.
Pesan ini penting tidak hanya secara spiritual tetapi juga secara psikologis. Ketika ketakutan akan deportasi menjadi nyata bagi banyak anggota komunitas, memiliki pemimpin iman yang hadir secara langsung dan menyuarakan dukungan bisa memberikan rasa aman yang sangat dibutuhkan. Pastor Danilo juga mengajak komunitas untuk tetap bersatu, mengandalkan kekuatan doa, dan berani berdiri teguh dalam menghadapi ketidakpastian.
Dukungan dari Mosaic Mennonite Conference: Solidaritas Melampaui Batas
Mosaic Mennonite Conference memahami bahwa iman tidak hanya berbicara tentang hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga hubungan horizontal dengan sesama. Dalam kunjungannya, konferensi ini menegaskan komitmen mereka untuk mendukung gereja-gereja Indonesia di South Philadelphia, yang menjadi bagian penting dari komunitas imigran. Dengan latar belakang Mennonite yang kaya akan sejarah perdamaian dan keadilan sosial, dukungan ini mencerminkan nilai-nilai utama konferensi tersebut: mengasihi tetangga, melindungi yang lemah, dan memperjuangkan keadilan.
Selain pesan spiritual, Mosaic Mennonite Conference juga memberikan dukungan praktis, seperti informasi tentang hak-hak imigran dan akses ke bantuan hukum jika diperlukan. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana iman dapat diterjemahkan menjadi tindakan konkret yang membantu individu dan komunitas bertahan di masa sulit.
Mengandalkan Tuhan dan Tetap Teguh
Komunitas iman memiliki peran penting dalam memberikan kekuatan dan pengharapan, terutama di tengah ancaman yang dirasakan seperti yang dihadapi oleh gereja-gereja Indonesia ini. Dalam situasi ini, umat diajak untuk mengingat janji Tuhan dalam Yesaya 41:10, “Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu.” Pesan ini menjadi peneguhan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Melalui kunjungan Pastor Danilo Sanchez dan dukungan Mosaic Mennonite Conference, komunitas gereja di South Philadelphia diingatkan bahwa mereka tidak sendiri. Solidaritas, doa, dan kasih menjadi kekuatan utama untuk melangkah maju, tetap teguh, dan berani menghadapi apa pun yang akan datang. Dalam kasih Tuhan, mereka menemukan kekuatan untuk tetap berharap, bersatu, dan terus menjadi terang bagi dunia.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)
This post is also available in: English (Inggris) Español (Spanyol)