“Harapan saya untuk pemilu 2024, baik satu putaran maupun dua putaran biarlah pemimpin tersebut bisa menegakan hukum di Indonesia dengan lebih tegas dan meneruskan apa yang baik yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi,” ujar Pastor Aldo Siahaan (PPC).
“Harapan saya agar Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang nasionalis, adil, bertoleransi dan berintegritas,” ucap Pastor Benny Krisbianto (NWC).
Pemilihan umum merupakan pesta demokrasi yang diamanatkan undang-undang untuk memilih Presiden, Wakil Presiden dan juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemilu di luar negeri khususnya di Amerika Serikat diadakan terlebih dahulu untuk Philadelphia (6 Februari), Dover (8 Februari), New York dan Los Angeles (10 Februari). Pemilu di Indonesia sendiri akan diadakan pada tanggal 14 Februari 2024.
Sebagai diaspora Indonesia di Amerika yang masih memiliki status kewarganegaraan Indonesia, kedekatan dengan tanah air masih sangat terlihat. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme yang tinggi untuk memilih. Sedangkan bagi diaspora Indonesia yang sudah berkewarganegaraan Amerika Serikat, meskipun mereka tidak memilih, tetapi mereka tetap mendukung dan mendoakan dengan sepenuh hati.
Pengakuan Iman Mennonite 1995 pasal 23 menuliskan secara baik bagaimana Hubungan Gereja dan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan ajaran Kristus:
Sebagai orang Kristen kita harus menghormati mereka yang berwenang dan berdoa bagi semua orang, termasuk orang-orang yang dalam pemerintahan, agar mereka juga boleh diselamatkan dan datang kepada pengetahuan yang benar Kita dapat berpartisipasi di dalam pemerintah atau lembaga-lembaga masyarakat lainnya hanya dengan cara yang tidak melanggar kasih dan kekudusan yang diajarkan oleh Kristus dan tidak kompromi kesetiaan kita kepada Kristus. …Karena kita mengakui bahwa Yesus Kristus telah ditinggikan sebagai Tuhan segala Tuhan, Kami mengakui bahwa pada akhirnya tidak ada yang berhak memiliki kuasa yang melebihiNya.
Pengakuan Iman Mennonite 1995 pasal 23
Oleh sebab itu, siapa saja yang terpilih nantinya tetap harus kita dukung dan doakan, terlepas dari siapakah yang telah kita pilih. Karena kita sebagai gereja / tubuh Kristus kita adalah bangsa yang kudus terlepas dari status kewarganegaraan kita.
Sebagai pemimpin jemaat saya memiliki pilihan sendiri, tetapi saya menghargai perbedaan dan menolak adanya polarisasi dan perpecahan. Dalam berpatisipasi dalam pesta demokrasi ini, kasih harus menjadi yang terdepan dan kesetiaan kita. Bukan kita letakkan kepada partai atau pasangan calon presiden dan wakil presiden, melainkan kepada Kristus.
“Shalom Indonesia! Pemimpin yang terbaik untuk Indonesia.” ucap Pastor Angelia Susanto (NWC).
Mari sama sama kita berdoa untuk bangsa Indonesia supaya dipimpin oleh pribadi yang takut akan Tuhan, mengedepankan kasih dan rekonsiliasi untuk juga turut aktif dalam menjaga dan menciptakan perdamaian dunia.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.