oleh Hendy Matahelemual
Perintisan jemaat adalah amanat agung dari Tuhan Yesus. Seperti tercatat dalam Injil Matius, “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama bapa anak dan roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu dan ketahuilah aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman. ( Matius 28:19-20)
Amanat ini berlaku Universal kepada semua suku bangsa semua bahasa dan budaya bukan hanya suku tertentu saja. Seperti tercatat dalam kitab Wahyu 7:9 “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”
Seperti gereja Yerusalem yang mayoritas adalah orang Ibrani dan kemudian berkembang menjadi gereja di Anthiokia dimana bangsa Yunani dan bangsa bangsa lain ada di sana, Saya percaya gereja Multikultural adalah Penyempurnaan amanat Agung dari Tuhan Yesus.
Saat ini saya mengembalakan gereja imigran Indonesia di Philadelphia. Kami menggunakan gedung di mana gedung ini dipakai oleh dua kongregasi lain, Gereja orang kulit putih dan hitam yang berbahasa Inggris dan juga gereja immigrant dari suku Karen di Myanmar (Burma). Setiap tahun kami mengadakan ibadah bersama sama, Yang biasanya diterjemahkan ke dalam tiga bahasa Inggris Burmese dan Indonesia.
Bahkan Jemaat Indonesia yang saya layani, Meskipun sama sama datang dari Indonesia dan sama sama bisa berbahasa Indonesia Tetapi mereka datang dari budaya yang berbeda beda. Karena Indonesia adalah negara di mana banyak suku bangsa bahasa yang ada disana. Bahkan semboyan negara Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yaitu berbeda beda tetapi tetap satu.
Suku Batak dari Sumatra utara memiliki budaya yang berbeda dengan orang Chinese Indonesia dari Kalimantan Barat. Suku Sunda di Jawa Barat memiliki budaya yang berbeda dengan suku Toraja di Makassar.
Bahkan semua suku bangsa yang tinggal di Jakarta memiliki perbedaan dengan yang tinggal di Surabaya. Dan masih banyak lagi perbedaan perbedaan yang lain.
Indonesia menganut satu bahasa pemersatu namun memiliki berbagai ragam budaya. Indonesia memiliki 1300 kelompok etnik dan 700 bahasa, Sehingga Bahasa Indonesia diadopsi sebagai Lingua France, Bahasa pemersatu, Satu bahasa beragam budaya (One language many cultures).
Satu bahasa beragam budaya juga merupakan salah satu topik yang akan dibahas dalam Konferensi Sent bulan Mei ini dimana Konferensi Mosaik akan memimpin sesi ini.
Konferensi Sent adalah konferensi yang diadakan untuk memperlengkapi, menghubungkan dan memperkuat jaringan pemimpin dan para perintis gereja. Konferensi Sent tahun akan diadakan di Philadelphia Selatan, pada tanggal 4-7 Mei 2023 dan merupakan hasil kerja sama dari Mennonite Mission Network, Konferensi Mennonite Mosaik, Gereja Mennonite AS dan Everence.
Tema konferensi tahun ini adalah Eksplorasi Pelayanan Multietnis yang diambil dari Wahyu 7:9. Saya percaya acara ini dapat memperlengkapi kita semua dalam melayani jiwa jiwa sesuai dengan Amanat Agung dan Visi Gereja di masa depan.
Tidak bisa dipungkiri Bahasa Inggris telah menjadi bahasa pemersatu khususnya dalam konteks pelayanan di AS. Tapi meski sebuah komunitas berkomunikasi dengan bahasa Inggris, budaya yang ada dalam komunitas tersebut belum tentu sama. Sebuah kesalahan umum adalah menganggap jika satu bahasa pasti akan secara otomatis satu budaya, belum tentu demikian. Ini akan menjadi potensi konflik dan kesalah pahamkan jika tidak disadari dan dimengerti.
Saya mau mengajak para pemimpin, para Pelayan Tuhan dan anggota anggota gereja untuk mengikuti konferensi sent untuk lebih lagi belajar mengenai pelayanan multietnis, dan Juga untuk saling terhubung dengan para pelayan lainnya terutama dengan yang memiliki latar belakang budaya bahasa dan suku bangsa dengan kita. Karena didalam Yesus kita berbeda beda tetapi tetap satu. Tuhan Yesus memberkati.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.