oleh Hendy Matahelemual
Selama satu minggu yang dingin dan bersalju, beberapa pendeta dari Konferensi Mennonite Mosaic dan Konferensi Allegheny, yang berasal dari berbagai latar belakang, menghadiri program pelatihan Intentional Interim Minister di Princeton, New Jersey.

Pelatihan ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara Eastern Mennonite University dan Center for Congregational Health serta berlangsung di Erdman Center, Princeton University. Pelatihan selama empat hari ini diadakan pada tanggal 10 hingga 13 Februari, hanya satu hari setelah Super Bowl. Pelatihan ini dapat terlaksana berkat dukungan dari Lily Grant.
Sebelum mengikuti pelatihan, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner Workplace Big 5 Assessment guna mengidentifikasi tipe kepribadian mereka. Penilaian ini terbukti sangat bermanfaat dalam membantu para pendeta memahami kepribadian, kekuatan, dan tantangan mereka, sehingga dapat melayani dengan lebih efektif. Beberapa dari kami bahkan terkejut dengan hasil yang muncul, yang memberikan wawasan baru tentang diri kami sendiri dan pendekatan kami dalam pelayanan.
Pembicara utama dalam pelatihan ini adalah Rev. Dr. Marvin L. Morgan, yang memiliki pengalaman luas sebagai pendeta dan intentional interim minister. Latar belakang akademisnya serta pengalamannya yang kaya dalam pelayanan sangat berharga bagi kami semua.
Sejujurnya, ketika pertama kali mengikuti pelatihan ini, saya belum terlalu familiar dengan konsep pelayanan interim. Namun, melalui pengalaman ini, saya menyadari betapa pentingnya setiap pemimpin untuk siap memimpin dalam masa transisi. Pelayanan interim dapat menjadi jembatan penting yang membantu gereja menemukan pemimpin yang tepat untuk masa depan mereka. Saya sendiri menjadi pendeta di gereja saya saat ini berkat keberhasilan beberapa pendeta interim sebelumnya. Mereka membantu jemaat merangkul dan menghargai warisan mereka sekaligus menatap masa depan dengan harapan.

Amy Yoder McGloughlin, executive minister untuk Konferensi Allegheny, menyatakan, “Pelatihan ini membantu saya untuk berpikir tentang apa yang dibutuhkan jemaat dan organisasi di masa transisi—bagaimana kita membantu jemaat merayakan masa lalu mereka dan menatap masa depan dengan sukacita.”
Charlene Smalls, ketua Faith and Life Committee serta pendeta di Ripple Church, berbagi, “Saya benar-benar terinspirasi oleh betapa komprehensifnya kelas ini, yang mencakup baik aspek manusia maupun administrasi dalam pelayanan sebagai pendeta interim. Saya juga terinspirasi oleh rekan-rekan yang hadir—kelompok yang beragam, namun bersatu dalam komitmen mereka yang mendalam terhadap panggilan pelayanan pastoral.”
Banyak dari kami juga merasa dikuatkan oleh pemahaman bahwa pelayanan interim bukan hanya peran bagi mereka yang sedang melayani sebagai pemimpin saat ini, tetapi juga kesempatan bagi pendeta yang sudah berpengalaman untuk memberikan kembali dalam cara yang baru.

Jaye Lindo, pendeta 7 Ways Church Fellowship sekaligus staf Mosaic, merefleksikan, “Yang paling menginspirasi bagi saya adalah bahwa pelayanan interim yang disengaja bisa menjadi cara yang bermakna bagi para pendeta yang akan pensiun untuk tetap melayani. Setelah dilatih melalui Intentional Interim Minister Training, mereka dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk membimbing gereja melalui proses pencarian pendeta baru yang penuh tantangan. Pelatihan ini memberikan jemaat alat-alat praktis untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan apa yang benar-benar mereka yakini.”
Di luar aspek teknis dan strategis pelayanan interim, banyak dari kami merasa sangat tersentuh oleh dimensi spiritual dari panggilan ini. Pendeta interim melangkah masuk ke dalam jemaat di saat-saat yang krusial, memberikan pelayanan pastoral, penegasan, dan bimbingan saat komunitas menghadapi perubahan.
Pavel Gailans, pendeta interim di Homestead Mennonite Church di Florida, menambahkan, “Tubuh Kristus memiliki banyak kebutuhan. Pendeta interim yang disengaja dipanggil untuk menjadi gembala-penjaga yang menemani umat Tuhan di saat krisis. Ini adalah waktu untuk mendengarkan, berdoa, mencari bimbingan dari Roh Kudus, dan kemudian memimpin orang lain dengan kasih dan belas kasihan. Pelatihan ini membantu saya menyelami lebih dalam hati Tuhan bagi umat-Nya.”
Pelatihan ini mengingatkan kami bahwa transisi adalah bagian penting dari pekerjaan Tuhan dalam Gereja. Kisah Musa dan Yosua menggambarkan ini dengan baik—Musa memimpin orang Israel melalui padang gurun, tetapi Yosua membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Tuhan meyakinkan Yosua, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yosua 1:5). Saat kami kembali ke pelayanan kami, kami melakukannya dengan kepercayaan bahwa Tuhan hadir dalam setiap transisi, membimbing kami dengan hikmat dan kasih karunia-Nya.

Hendy Matahelemual
Hendy Matahelemual is the Associate Minister for Community Engagement for Mosaic Conference. Hendy Matahelemual was born and grew up in the city of Bandung, Indonesia. Hendy lives in Philadelphia with his wife Marina and their three boys, Judah, Levi and Asher.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.
This post is also available in: English (Inggris)
This post is also available in: English (Inggris)