Gong Xi Fa Cai! Hari Jumat ini merupakan hari perayaan tahun baru Imlek, dimana ini adalah hari libur dan perayaan terpenting dalam kebudayaan TiongHoa. Imlek menandakan pergantian tahun dalam kalendar lunar yang biasanya jatuh antara tanggal 21 January – 20 February.
Di Indonesia sendiri tahun baru Imlek dirayakan oleh warga keturunan TiongHoa, tetapi baru tahun 2001 perayaan ini boleh dilakukan secara terbuka, sebelumnya hanya boleh dirayakan secara tertutup. Tahun baru Imlek dijadikan hari libur nasional di Indonesia pada tahun 2003.
Ada sebuah kebiasaan menarik pada waktu tahun baru imlek yang banyak ditunggu khususnya oleh anak anak, yaitu bagi bagi angpao. Angpao yang artinya amplop merah ini diisi oleh uang yang disiapkan biasanya oleh orang yang lebih tua yang sudah berkeluarga. Ketika acara kumpul keluarga anak anak akan mengucapkan “Kiong Hee” sambil melakukan gesture unik dengan kedua tangan dikepal di depan kepala seperti mau berdoa. Dan setelah itu biasanya angpao dibagikan.
Ada yang menarik dalam kebudayaan Tionghoa yang saya rasa perlu kita rayakan dan hormati dalam kaitan interkultural, ini bisa terlihat dari perayaan tahun baru imlek ini. Gong Xi Fa Cai (Mandarin) dan Kiong Hee (Hokkien) sebenarnya memiliki arti yang sama, yang adalah Selamat dan saya berharap kamu bisa kaya raya. Imlek pun identik dengan nuansa merah yang menandakan keberuntungan, sukacita dan kebahagiaan.
Pertanyaan menarik adalah bagaimana kita sebagai pengikut Yesus menyikapi janji Tuhan untuk kemakmuran dihadapkan dengan panggilan untuk hidup menderita bersama Yesus. Tuhan Yesus berkata, “Pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan tetapi aku datang untuk membawa hidup, hidup yang berkelimpahan” (Yoh 10:10), tetapi di satu sisi ia berkata “Barangsiapa mau mengikut aku ia harus menyangkal diri, dan mengikut aku (Mat 16:24)
Dari kedua ayat diatas ini saya melihat ada aspek memberi dan menerima. Tuhan mau memberi hidup, hidup yang berkelimpahan dan Tuhan meminta kita untuk memberikan seluruh hidup kita kepadanya. Hal ini bukanlah sebuah transaksi, tetapi sebuah proses transformasi yang terjadi ketika manusia lama kita diperbaharui oleh Tuhan menjadi manusia baru. Di satu sisi kita mengalami pergumulan karena manusia lama kita, tetapi disisi lain kita mau merayakan manusia baru kita di dalam Yesus.
Meski tradisi tahun baru Imlek tidak terdapat dalam alkitab, saya percaya Tuhan bisa memakai perayaan ini untuk kemuliaan nama Tuhan, dan untuk kita belajar. Manusia lama kita adalah manusia miskin,tetapi manusia baru kita adalah manusia kaya. Dan selama proses transformasi ini berlangsung kita diajar untuk terus memberi sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan. Kita juga belajar untuk untuk merayakan pembaharuan hidup kita bersama keluarga dengan meriah dan penuh sukacita.
Perayaan imlek tahun ini pastinya sangat berbeda dengan tahun tahun biasanya, tetapi satu hal yang pasti suasana kekeluargaan, merah meriah, dan sukacita tetap terlihat. Selamat tahun baru imlek 2021, Tuhan Yesus memberkati kita semua.
The opinions expressed in articles posted on Mosaic’s website are those of the author and may not reflect the official policy of Mosaic Conference. Mosaic is a large conference, crossing ethnicities, geographies, generations, theologies, and politics. Each person can only speak for themselves; no one can represent “the conference.” May God give us the grace to hear what the Spirit is speaking to us through people with whom we disagree and the humility and courage to love one another even when those disagreements can’t be bridged.